Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | Temui saya di tempat lain -> irerosana.com atau email : irerosana@gmail.com
Di Perantauan Hal-Hal Kecil di Kampung Halaman Mulai Dirindukan
Kampung halaman menjadi kata bermakna tersendiri bagi para perantau. Jika dulu terasa biasa saja, setelah merantau begitu mendengarnya rasanya kok jadi istimewa.
Setiap kali mendengar kata kampung halaman rasanya campur aduk tak karuan, rindu, bahagia, trenyuh, sedih semua jadi satu.
Kampung halaman menyimpan segalanya dalam hidup seseorang. Sanak keluarga, kerabat, sahabat dan kenangan dari kecil hingga dewasa.
Jika seseorang merindukan kampung halaman itu artinya ia merindukan semua bagian dari diri orang tersebut, dari masa lalunya hingga masa kininya, dari masa suramnya hingga masa bahagianya.
Kampung halaman adalah tempat seseorang lahir dan tumbuh bersama keluarga, teman sebaya, serta di setiap sudut tempat adalah kenangan yang tak akan terganti dan ternilai.
Ada banyak kenangan di kampung halaman saya, biar bagaimanapun hampir 30 tahun saya tumbuh dan hidup di sana.
Yang pertama saya rindukan tentu saja rumah orang tua. Tempat paling dekat dan paling sering saya tapaki. Di setiap sudut rumah orang tua kita memuat semua kenangan. Momen indah, bahagia, sedih semua terekam dan tersimpan di balik laci memori rumah orang tua.
Kamar tempat mengadu lelah, ruang tengah tempat mengumpulkan rindu setelah beraktivitas seharian. Dapur rumah tempat paling banyak menyita waktu ibu, teras belakang tempat bakar-bakar kala idul adha serta tempat memasak ketupat kala idul fitri tiba.
Saya juga merindukan teman-teman semasa sekolah. Dulunya rumah kami berdekatan, sekalipun jauh paling beda RT tapi setelah dewasa dan menikah kami tinggal berjauhan, ada yg di luar kota ada yang hanya berbeda kecamatan dan kabupaten.
Momen-momen seperti lebaran adalah saat paling tepat untuk mengadakan reuni atau kumpul bersama. Biasanya teman-teman juga akan meluangkan waktu agar bisa bertemu.
Di antara saya dan teman-teman tak ada yang terlalu sukses atau berpangkat sehingga tak perlu khawatir akan ada yang pamer jabatan maupun kekayaan. Semua antusias dan berniat untuk bertemu dan bersilaturahmi.
Hal lain yang dirindukan dari kampung halaman tentu saja kulinernya. Banyak menu kuliner yang rasanya tidak bisa tergantikan di tanah perantauan. Makanya sembari mudik biasanya saya sekalian menyiapkan list kuliner yang harus didatangi dan tak boleh dilewati.
Beberapa menu sudah menjadi langganan sedari kecil tapi ada juga kuliner daerah kampus sekalian nostalgia semasa duduk di bangku perkuliahan.
Momen ramadan dan lebaran menjadi salah satu hal yang selalu dirindukan. Puluhan kali lebaran sudah dilewati hingga kita hafal betul suasana lebaran di kampung halaman. Kangen ketupat opor buatan ibu, kangen salat Ied di masjid dekat rumah bersama keluarga dan tetangga, kangen berkeliling ke rumah-rumah di hari pertama lebaran, kangen membagikan amplop ke ponakan-ponakan dan anak-anak tetangga.
Banyak kerinduan akan momen lebaran yang hanya bisa dituntaskan dengan pulang kampung. Karena itulah setiap kali tidak bisa pulang seperti pada masa pandemi lalu, setiap mendengar takbir hati rasanya teriris.
Kenangan-kenangan serta perasaan itu sekelebat datang, "dijam-jam ini harusnya aku sedang membantu ibu memasak opor ayam, bapak pasti tengah membantu mengurus zakat di masjid, adik tengah membersihkan toples-toples."
Selalu ada penyesalan besar setiap kali tidak bisa pulang ketika lebaran. Lebaran di perantauan meski dekat dengan keseharian tapi tetap saja terasa ada yang kurang.
Dulu semua kenangan itu terasa biasa saja, tapi setelah merantau entah kenapa hal-hal kecil terasa begitu istimewa.