ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Tenaga Kesehatan

All is Well

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cerita Salman, Mahasiswa Kosan Saat Berbuka Puasa di Kota Tangerang

22 Maret 2024   22:20 Diperbarui: 22 Maret 2024   22:32 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Salman, Mahasiswa Kosan Saat Berbuka Puasa di Kota Tangerang
Foto di ruang OK (Kamar Operasi) 22.03.2024 / Dokumentasi Salman Abdul Wahid

Pagi Subuh har ini, saya menghubungi via whatsapp salah seorang anak saya yang sedang kuliah di Tangerang, Provinsi Banten.

Usai saling menyapa dan bercerita situasi dan kondisi selama puasa Ramadan 1445 H, tak lupa saya bertanya kabar perkembangan perkuliahannya. Alhamdulillah semua baik-baik saja.

Ya, tahun ini memang genap tiga tahun sang anak hidup ngekos di Kota Tangerang, tempat dimana dia sedang menempuh pendidikan diploma di salah satu kampus politeknik negeri.

Jadi, menjalani Ramadan tahun ini sebagai anak kosan sudah terbiasa baginya. Ketika saya tanya dimana buka puasa hari ini? Dia menjawab "Hari ini Salman dines siang Ayah, buka di RS," katanya.

Saya pun mencoba bertanya lebih jauh tentang kesehariannya menjalani puasa Ramadan 1445 H. Pasalnya, karena kesibukan di tahun terakhir perkuliahannya menyebabkan sejak hari pertama Ramadan ini sang anak belum sempat pulang ke rumah.

Nah, cerita yang dituturkan sang anak inilah yang akan saya bagikan melalui topik pilihan Ramadan Bercerita 2024.

Baca juga: Jaga Spirit Puasa agar Finansial Sehat Selama Ramadan, Bisakah?

Nama panggilan sehari-hari sang anak adalah Salman. Laki-laki tangguh kelahiran 11 November 2003 ini tinggal di tempat kos seorang diri menempati luas kamar ukuran 4 m x 6 m, tempat tinggal yang nyaman bagi seorang mahasiswa kosan.

Rumah khusus kosan itu terletak di kawasan jalan Dr. Sintanala, Kecamatan Neglasari.

Lokasi kosannya cukup strategis. Terletak persis di belakang Kampus Politeknik Kesehatan. Jadi, dia tiap hari jalan kaki ke lokasi kuliah yang berjarak sekira 80 meter.

Terus dekat juga dengan pusat keramaian dan komplek perumahan penduduk yang memudahkan untuk membeli jajanan, makanan dan minuman, atau berbelanja kebutuhan lain yang diperlukan.

Sang anak menuturkan setiap Ramadan lebih sering buka puasa di kosan.

Takjil favorit pembuka puasanya adalah gorengan dan minuman es teh manis. Kadang sop buah. Kerap juga salad. Serta kolak dan manisan. Sementara buah-buahan favoritnya selama Ramadan adalah melon, nanas, dan semangka.

Sedangkan untuk makan malam biasanya membeli di warung makan terdekat dengan ragam lauk pauk favorit diantaranya tahu, tempe, ikan, dan sayur-sayuran.

Begitu pula ketika tiba sahur lebih banyak makan di tempas kos.

Makan sahur biasanya membeli di warung makan terdekat dengan ragam lauk pauk seperti tahu, tempe, usus ayam, sayur bakso, dan sayuran.

Sang anak juga mengatakan, puasa tahun ini lebih banyak waktu buka puasa dan sahur di tempat kos. Hanya saja puasa tahun ini dirinya lebih sering menjalani praktik kuliah lapangan atau piket jaga (dinas) sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Maklum si anak saya ini mengambil pendidikan vokasi (kejuruan) yang dalam praktik perkuliahannya, jumlah kuliah klasikal (dalam kampus) relatif sama porsinya dengan kuliah praktik di luar kampus.

Sehingga jika kebetulan jadwal dinas bertepatan dengan saat buka tiba atau waktu sahur, maka buka puasa dan sahurnya di lokasi praktik kuliah lapangan biasanya di kawasan RS setempat.

Baca juga: Berburu Promo Ramadan dan Lebaran, Haruskah?

Usai waktu Asar saya coba hubungi kembali sang anak untuk mendapat informasi lebih detail melengkapi tulisan ini.

Namun, rupanya sang anak sedang praktik kuliah lapangan di salah satu RS di Kota Tangerang. "lagi dines di ruang OK ga bisa keluar buka nya cuma di kasi sop buah," katanya via pesan singkat whatsapp, Jumat 22 Maret 2024 sekira pukul 15.44 sore.

Tak ingin mengganggu aktivitasnya yang sedang praktik kuliah, saya tak jadi melanjutkan komunikasi dengannya.

Sesaat kemudian dia mengirim sebuah foto yang menunjukan dirinya sedang berada di ruang OK (kamar operasi).

Beberapa jam kemudian sekira pukul 19.54 sang anak kembali mengirim pesan,

"ayah salman baru keluar ruangan operasi tadi ada pasien apendik ga sempet buka, soalnya lagi operasi gabisa keluar ruangan," pesannya.

"ini salman di beliin sama dokter untuk makan buka puasa," katanya seraya menyertakan foto menu buka puasa istimewa hari ini. Alhamdulillah.

Baca juga: Bukber Favorit di Bulan Ramadan, Bersama Siapa?

Menu buka puasa istimewa 22.03.2024 / Foto Dokumentasi Salaman Abdul Wahid
Menu buka puasa istimewa 22.03.2024 / Foto Dokumentasi Salaman Abdul Wahid

Kembali ke alur cerita sebelumnya, sang anak mengungkapkan ketika berbuka puasa di kosan tak melulu membeli takjil dan makanan dari luar.

Lantas, apakah mahasiswa kosan suka memasak di dapur?

Salman mengaku kerap memasak juga di dapur kosan seperti masak goreng tahu, tempe, telur, kentang goreng, sayur asem, dan mie.

Dia mengakui makanan favorit buatan sendiri selama kos adalah mie goreng telur.

"Tapi ya namanya juga tinggal di kos-kosan, pastinya serba terbatas yah. Apalagi pas bulan Ramadan kayak gini," katanya..

Sayangnya juga, dapur di kostan yang dia tempati ini kurang memadai untuk masak-masak, soalnya peralatan masaknya tidak lengkap.

Jadilah, dia harus pinter-pinter cari cara biar tetap hemat selama menjalani Ramadan sebagai mahasiswa kosan.

Kebetulan ketika pulang ke rumah sang anak kerap membawa beberapa alat masak, meskipun belum lengkap, tapi setahu saya dia sudah bawa beberapa barang yang penting dan akan kepake banget selama Ramadan ini. Termasuk rice cooker, pemanas air, dan peralatan makan seperti gelas, piring, mangkok, sendok, dan garpu.

Setiap awal bulan pulang, memang kami juga selalu membekali sang anak berupa lauk pauk, beras, dan makanan camilan. Cukuplah untuk jadi makanan tambahan berbuka selama beberapa hari pertama.

Selain mengandalkan bekal lauk pauk yang dibawa dari rumah, sang anak juga memanfatkan rice cooker mini untuk memasak nasi.

Masaknya yang simple-simple aja sih. Pernah juga dia masak indomie pake rice cooker ini. Yang penting praktis, murah, dan enak! Katanya.

Rice cooker kayak gini memang bisa banget jadi andalan untuk masak memasak. Terutama bahan makanan yang tinggal cemplung dan rebus.

Eh... tapi dulu waktu saya kuliah ngekos di Bandung, saya mah memasak mie goreng cukup dengan menyiram dengan air panas dalam wadah mie, lalu diikat dengan karet, kemudian disantap.

Ya, sekarang cara seperti saya ini dipandang tidak higienis lantaran wadah plastik mie yang dipakai merebus berpotensi mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh, jika terlalu sering mengkonsumsi dengan cara seperti saya dulu.

Salman juga menceritakan betapa hidupnya harus prihatin selama ngekos. Menurutnya, menjalani hidup sebagai mahasiswa kosan jauh dari orang tua kudu pintar-pintar sih.

"Sesekali makan di luar bolehlah, apalagi kalo Ramadan seperti sekarang gini ada aja undangan buka bersama dari teman-teman kuliah. Jadi, tinggal gimana ngatur waktu dan keuangannya aja." imbuhnya.

Lain itu, berhemat di bulan Ramadan kali ini bukan cuma tentang makanan untuk sahur dan berbuka puasa, tetapi juga untuk kebutuhan lainnya. Terlebih sang anak tahun ini sedang menyelesaikan tugas akhirnya.

Nah, itu aja cerita Ramadan "Mystery Topic 1"  Ramadan bercerita H 12 yang saya tulis berdasarkan penuturan anak saya di "Kreasi Makanan Berbuka Anak Kosan".

Insya Allah jadi pengalaman berkesan yang penuh hikmah.

Selamat berbuka puasa hari ke-11 Ramadan 1445 H!

"Ya Allah, jadikanlah setiap lampah usahaku di bulan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan dosa-dosaku terampuni, amal-amalku diterima dan seluruh aib kejelekanku ditutupi. Wahai Yang Maha mendengar dari semua yang mendengar." Amin

Salam Literasi,

Ade Setiawan, 22.03.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun