ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Tenaga Kesehatan

All is Well

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa, Bau Mulut, dan Cara Atasi Bau Menyengat yang Tak Diinginkan

28 Maret 2024   16:29 Diperbarui: 28 Maret 2024   16:30 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa, Bau Mulut, dan Cara Atasi Bau Menyengat yang Tak Diinginkan
Ilustrasi gosok gigi (shutterstock) / Dokomentasi Kompas.com

Olah kerena itu, ada makanan yang harus dihindari saat puasa agar bau mulut tidak kian menyengat.

Diantaranya makanan berbau tajam yang lebih baik dihindari adalah jengkol, petai, bawang, buah durian dan makanan  lain yang berbau tajam lantaran berpotensi membuat bau mulut kian menyengat.

Nah, untuk mengurangi bau mulut sebaiknya kita lebih memperbanyak makan buah dan sayuran selama buka dan sahur. Selain itu rajin mengkonsumsi jahe, susu, dan yogurt lantaran makanan ini dapat membantu menghilangkan masalah bau mulut karena sifatnya memberikan efek penghilang bau.

4. Hindari merokok

Selama bulan suci Ramadan secara otomatis seorang perokok yang puasa akan berhenti merokok dari mulai sahur sampai berbuka.

Nah, kemudian usahakan lanjutkan untuk tidak merokok sampai pada sahur berikutnya.

Dengan tidak merokok ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mulut selama berpuasa di bulan Ramadan atau setidaknya mengurangi napas tidak sedap dan bau mulut yang menyengat.

Kekeringan ekstrim di dalam mulut akibat merokok mengakibatkan ludah menjadi kental, menciptakan napas yang tidak sedap. Hal ini terjadi lantaran hilangnya mineral dalam mulut dan penumpukan asap rokok di dalamnya.

Lain itu, merokok tak hanya membuat mulut kering dan menghilangkan mineral dalam mulut, akan tetapi menciptakan kondisi ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, yang berujung kepada penyakit dan bau mulut yang tidak sedap.

Oh, ya! dari pada sekadar menghabiskan waktu dengan merokok malam hari di bulan Ramadan, lebih baik waktunya digunakan untuk tadarusan, shalat malam, atau mendengarkan kajian keagamaan secara on-line.

5. Menjaga pola tidur

Biasanya saat puasa, terutama saat hari libur kerja, seringkali banyak waktu digunakan untuk berlama-lama tidur di siang hari. Padahal, tidur akan memicu bau mulut yang tidak sedap.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari tidur terlalu lama, sebabnya ketika tidur, produksi air liur menurun secara signifikan. Padahal, air liur bertugas untuk menghilangkan bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun