ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Tenaga Kesehatan

All is Well

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Jelang Lebaran, dari "Nganteuran" ke Bingkisan Lebaran

2 April 2024   21:22 Diperbarui: 2 April 2024   21:28 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Jelang Lebaran, dari "Nganteuran" ke Bingkisan Lebaran
Ilustrasi hampers Lebaran (Dok. Shutterstock/nikkytok) 

Lebaran atau Idul Fitri sebentar lagi. Seluruh keluarga muslim di kampung kami mulai sibuk mempersiapkan bahan olahan berbagai masakan khas Lebaran seperti semur daging, anguen lada, dan gemblong

Ya, merayakan Lebaran di kampung kami, kurang afdol tanpa ketiga menu wajib tersebut.

Tak heran, menjelang lebaran, hewan kerbau banyak dicari di kampung-kampung.

Biasanya kerbau dibeli secara patungan (iuran), atau warga setempat menyebutnya matung.

Nantinya, sehari menjelang Lebaran, biasanya warga berkumpul dan bersama-sama memotong kerbau, mengulitinya dan memotong daging untuk kemudian dibagikan secara merata pada warga yang matung

Begitu juga dengan beras ketan sebagai bahan utama pembuatan gemblong atau uli ketan (nasi ketan yang ditumbuk).

Gemblong baik yang dibakar (gegemblong), dicocol ke kuah semur daging kerbau, adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari budaya warga setempat saat menjelang dan saat lebaran.

Maka tidak heran, jika hal itu tidak dilakukan, seperti ada sesuatu yang kurang.

Sementara semur daging kerbau, yang merupakan pasangan dari gegemblong, yakni hidangan daging rebus yang diolah dalam kuah kental berwarna coklat pekat yang terbuat dari kecap manis.

Nah, gegemblong yang dicocol ke kuah semur daging kerbau ini, hanya ada saat menjelang dan saat lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun