Adi Triyanto
Adi Triyanto Buruh

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rukun Islam, Konsep Sempurna yang Bersifat Hierarki, Lengkap, dan Satu Kesatuan

23 April 2022   07:41 Diperbarui: 23 April 2022   07:47 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rukun Islam, Konsep Sempurna yang Bersifat Hierarki, Lengkap, dan Satu Kesatuan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Berhaji sebagai Pintu dan jendela islam  juga berfungsi untuk memberikan batas kepada apa yang ada di sekitar tentang batas atau wilayah yang menjadi ranah umat islam dan yang lain. Ada batas yang harus dipahamai dan dimengerti kemudian untuk dihargai sebagai sebuah identitas yang melekat dengan umat islam.

Lengkap, Urut dan Satu kesatuan

Sebagai sebuah rukun yang berarti suatu proses yang harus dipenuhi selama dalam proses menjalankan  suatu perintah, maka kelima perkara rukun islam ini harus dipenuhi semua. 

Dari pertama mengucapkan dua kaliamat syahadad hingga yang kelima menunaikan ibadah haji. Pesan inti dari nilai agama bukan terjebak kepada kegiatan fisik saja , melainkan juga nilai nilai rohani yang ingin dicapai dengan ibadah tersebut.

Yang jadi pertanyaan tentu perkara yang kelima , yang pasti tidak semua umat islam, bisa menjalankannya. Karena membutuhkan  kemampuan finansial dan fisik, tetapi lebih dari itu adalah kemampuan mental atau rohani. 

Berdasar  dari prinsip berhaji yang artinya harus memberi manfaat untuk menebarkan kebijakan dan kebaikan  islam , kepada cakupan yang luas  dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara , maka semua orang masih dapat menjalankan fungsi rohaninya. 

Sehingga ada ibadah ataupun kebaikan yang nilainya seperti orang menunaikan ibadah haji. Jadi secara prinsip semua rukun islam ini dapat dipenuhi oleh semua umat islam, yang pentng  hati dan keutamaan rohaninya sudah dapat meraihnya.

Selain menuntut lengkap dan sempurna , kelima perkara rukun islam  ini menuntut juga dijalankan secara berurutan. Tidak boleh loncat loncat dan tidak urut.  Karena urutan ini bukan sekedar kebetulan. Tetapi itu sudah ditentukan juga oleh nabi lewat petunjuk dari  Tuhan.

Urutan berikutnya supaya dapat dijalankan dengan baik maka menuntut urutan sebelumnya untuk dikerjakan atau dipenuhi sebelumnya. Mengerjakan urutan berikutnya sebelum terpenuhi  urutan sebelumnya akan memunculkan ketidaksempurnaan dalam pengamalan.

Lalu ketika sudah ada kemampuan untuk mengamalkan urutan rukun  berikutnya tetapi belum terpenuhi rukun sebelumnya, bolehkah dilakukan ? Untuk kesempurnaan sebuah proses maka itu sangat tidak disarankan. Ini terutama yang terjadi di rukun menunaikan Haji. 

Karena sekarang ini dengan tingkat kemakmuran yang makin baik , maka soal kemampuan finansial menjadi tidak ada masalah. Meski secara  fakta rukun urutan pertama sampai keempat  belum maksimal atau belum bisa diamalkan .  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun