Mau Asah Skill Menulis di Bulan Ramadan? 5 Tips Ini Patut Kamu Coba
Saatnya untuk berbagi kebaikan di bulan baik. Selayaknya ibadah yang tidak sebatas kegiatan ritual, maka berbuat baik pun bisa dilakukan melalui banyak hal. Salah satu diantaranya adalah melalui tulisan.
"Tapi, saya tidak bisa menulis.", "Tapi, tulisan saya kurang baik.". Begitu kan kira-kira keluhanmu?
Sekitar empat tahun lalu, selepas libur lebaran di kampung halaman saya sempat bersua di bandara dengan salah satu motivator kondang, Bapak Jamil Azzaini.
Kami berbincang sebentar sembari menunggu "panggilan terakhir" dari pesawat yang kami tumpangi.
"Pak, sebenarnya saya ingin bisa menulis dan menerbitkan buku seperti bapak. Tapi,...", belum sempat saya menyelesaikan ucapan saya beliau langsung menyambar. "Jangan pakai tapi. Laksanakan saja."
Kurang lebih seperti itu pulalah jika ada diantara kamu yang merasa rendah diri mengatakan, "Tapi, aku tidak bisa menulis." atau "Tapi, tulisan saya kurang baik.". "Tapi" itu harus dihilangkan.
Caranya bagaimana?
5 Cara Mengasah Skill Menulis Saat Ramadan
Mentor menulis saya, Mas Iqbal Aji Daryono, pernah mengatakan bahwa menulis itu adalah tentang menggali kreativitas ide, kekuatan gagasan, menata struktur tulisan, dan fokus. Dengan begitu maka tulisan akan jauh lebih berkualitas.
Nah, mumpung sekarang kita sedang berada di momen bulan Ramadan yuk coba lima cara ini agar keterampilan menulismu jadi meningkat. Disisi lain, kamu juga bisa menambah amal kebaikan melalui tulisan baik yang kamu bagikan.
#1. Membaur dengan Sekitar dan Temukan Ide Kreatif untuk Ditulis
Temukan ide yang paling menarik untuk dibagikan. Agar lebih gampang, kamu bisa mempersempit kajiannya pada hal-hal yang berkaitan dengan bulan Ramadan.
Adapun cara terbaik untuk menggali ide adalah dengan membaur bersama lingkungan. Bukan tidak mungkin kamu akan menemukan sesuatu yang menarik saat sedang melakukan kegiatan buka bersama, saat sedang tarawih dan tadurs di masjid, atau ketika ngabuburit bareng-bareng.
#2. Sempatin Baca Buku, Kitab, dan Sebagainya
Ketika memasuki bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an. Eits, tapi jangan cuma membaca aksara arabnya saja ya. Baca terjamahnya juga dong.
Yakin deh, kamu bakalan menemukan sesuatu yang baru. Paling tidak untuk kamu perdalam lagi wawasannya disana.
Mungkin kamu bisa menemukan pencerahan yang bisa kamu pergunakan untuk ditulis dan menginspirasi orang lain.
#3. Tulis Topik yang Ringan-ringan
Agar menulis tidak terasa memberatkan, saya sarankan pilih topik yang ringan-ringan saja dulu.
Puasa sudah lapar, haus, lunglai, lesu (Memang tidak sahur, Kak?) kok masih ditambah pusing memikirkan topik tulisan. Sementara sesuatu yang ringan untuk ditulis masih tersedia dengan melimpah di luar sana.
#4. Gabung Pelatihan Menulis
Nah, kalau kamu memang punya keseriusan untuk mengembangkan skill menulis saya sarankan kamu gabung saja dengan pelatihan menulis.
Jumlahnya sangat banyak kok. Kamu juga bisa memilih mau berlatih menulis tentang apa.
Ya, hitung-hitung sekalian menunggu waktu berbuka tapi ilmu dan wawasan juga bertambah.
#5. Ikut Blog Marathon Samber THR
Ini nih cara yang menurut saya paling gampang dilakukan. Ikut serta dalam tantangan menulis marathon di program Samber THR Kompasiana.
Yang penting nulis saja dulu, setiap hari.
Periksa feedback apa yang kamu dapatkan disana. Baca tulisan teman-teman yang lain seperti apa.
Dengan begitu maka kamu akan memperoleh hal baru untuk menambah khasanah wawasan menulismu dengan lebih murah meriah.
Syukur-syukur kalau kamu bisa mendapatkan hadiah darinya. Mmmh, pastinya alhamdulillah banget.
Skill Ramadan
Teramat sayang apabila bulan yang mulia ini kita lewatkan begitu saja tanpa memndapatkan sesuatu yang berharga.
Dalam hal ibadah tentu kita ingin lebih baik dari tahun sebelumnya. Begitupun terkait dengan keterampilan, alangkah lebih baik manakala setiap tahun kita menguasai skill baru.
Lebih-lebih ketika keterampilan baru itu bisa terus kita manfaatkan untuk mengisi hari-hari di bulan Ramadan pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Saya kira Ramadan akan terasa jauh lebih indah untuk dijalankan.
Maturnuwun,
Agil Septiyan Habib