Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hati yang Terkunci: Sebuah Refleksi atas Surah Al-Baqarah Ayat 6-7

14 Maret 2024   16:32 Diperbarui: 14 Maret 2024   16:50 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hati yang Terkunci: Sebuah Refleksi atas Surah Al-Baqarah Ayat 6-7
detik.com

Ketika dikatakan bahwa penglihatan mereka terhalang, ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu memahami atau mengakui kehadiran Allah dalam penciptaan-Nya. Mereka terjebak dalam kesombongan dan keangkuhan, yang menyebabkan mereka menutup mata terhadap kebesaran dan keindahan yang tercermin dalam ciptaan-Nya. Mereka tidak hanya tidak mampu melihat tanda-tanda kebesaran Allah, tetapi juga menolak untuk mempertimbangkan atau menghargai keajaiban penciptaan-Nya.

Ketika seseorang terhalang oleh kesombongan dan keangkuhan, hal ini menghalangi pemahaman mereka terhadap kebenaran dan kebesaran Allah. Mereka terjebak dalam pandangan yang sempit dan terbatas, yang menghalangi mereka untuk melihat jalan yang benar dan lurus. 

Sebagai akibatnya, mereka hidup dalam kegelapan spiritual, terisolasi dari cahaya petunjuk Allah. Kondisi kebutaan spiritual ini memperburuk keadaan kesesatan mereka dan menguatkan keyakinan mereka dalam kesalahannya. Mereka terus hidup dalam kegelapan dan kebingungan, tidak mampu melihat jalan yang benar dan terjerumus lebih dalam ke dalam kesesatan dan keangkuhan.

Akibat Fatal 

Penolakan mereka terhadap kebenaran berujung pada konsekuensi yang fatal. Mereka akan menghadapi azab yang pedih di akhirat kelak sebagai akibat dari keingkaran mereka, dan ini merupakan balasan yang tepat atas keangkuhan yang mereka tunjukkan.  Ketika mereka menolak kebenaran dan memilih untuk hidup dalam kesesatan, mereka secara efektif memilih untuk menempatkan diri mereka di luar jangkauan rahmat dan ampunan Allah SWT. 

Azab yang pedih yang mereka terima di akhirat adalah konsekuensi logis dari keputusan mereka untuk mengabaikan petunjuk Allah dan terus hidup dalam kesalahan. Azab tersebut tidak hanya merupakan hukuman atas perbuatan mereka, tetapi juga merupakan cerminan dari keadilan ilahi. 

Mereka yang hidup dalam keangkuhan dan kesombongan, menolak untuk tunduk kepada kebenaran, akan diberikan balasan yang sesuai dengan sikap mereka yang sombong dan angkuh.  Azab yang pedih ini juga berfungsi sebagai peringatan bagi mereka yang masih hidup di dunia untuk mengambil pelajaran dan kembali kepada jalan yang benar sebelum terlambat. Hal ini menegaskan pentingnya untuk tidak terjebak dalam kesesatan dan keangkuhan, dan untuk selalu mencari petunjuk dan kebenaran dalam hidup.  

Dengan demikian, azab yang mereka terima di akhirat merupakan akibat langsung dari pilihan mereka untuk menolak kebenaran dan hidup dalam kesalahan. Ini adalah pengingat bagi semua orang untuk memperbaiki perilaku mereka dan kembali kepada Allah SWT sebelum terlambat.

Refleksi 

Ayat ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Pertama, kita harus senantiasa menjaga agar hati kita tetap terbuka terhadap hidayah dan kebenaran. Penting untuk membersihkan hati dari segala penyakit seperti kesombongan dan kedengkian yang dapat menghalangi kita dari menerima petunjuk Allah SWT. Kedua, kita harus selalu bersedia mendengarkan ayat-ayat Allah dan petunjuk yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an dan Hadits harus dijadikan sebagai pedoman hidup kita, karena di dalamnya terdapat petunjuk yang jelas untuk menjalani kehidupan yang benar dan bermanfaat.

Ketiga, kita harus selalu membuka mata kita untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang terpampang di alam semesta dan dalam diri kita sendiri. Melalui pengamatan dan introspeksi, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kebesaran Allah dan memperkuat iman kita. Dengan mengikuti pelajaran ini, kita dapat menghindari azab yang pedih dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun