Kampung Halamanku Tetap Damai dalam Toleransi dan Keberagaman
Penulis dan perangkat desa dalam acara sedekah bumi (foto dokpri)
Assalamualaikum kampung halamanku,
Tak terasa 56 tahun kau telah membersamaiku dalam mengarungi samudera kehidupan yang begitu keras, namun kampungku yang manis telah melembutkan hati setiap warganya untuk hidup dalam kedamaian.
Alhamdulillah penulis terlahir di kampung halaman yang begitu beragam, ada 5 agama yang dianut warga dan hidup penuh toleransi dan rukun menatap kehidupan.
Kaum muslimin hidup rukun dalam beribadah di masjid dan musholla, penganut agama Hindu-Budha juga hidup dengan rukunnya saat beribadah di pura dan kelenteng, demikian juga penganut agama Kristen Katolik dan Protestan hidup rukun meski dalam gereja yang kecil dan sederhana.
Kaum muslimin di masjid (foto dokpri)
Pura Jagad Dumadi, tempat peribadatan pemeluk agama Hindu (foto dokpri)
Tak jarang alam setiap acara peringatan Hari Besar Agama kaum muda saling bergantian membantu pengamanan dan bantuan sosial lainnya agar acara peringatan Hari Besar Agama berjalan dengan tertib, aman dan khidmat
Acara sedekah bumi yang menyatukan warga dari beragam suku agama dan strata sosial (foto dokpri)
Wahai kampung halamanku yang penuh toleransi, tetaplah menjadi kampung yang toleran, menghargai perbedaan, karena perbedaan itu adalah Rahmat, hilangkan sekat agama, ras, suku, bahasa, status sosial untuk memajukan kampung kita menjadi kampung yang maju, sejahtera dan beradap.
Peringatan Hari Besar Agama Hindu yang selalu ada setiap tahun di kampungku (foto dokpri)
Keberaganan yang menjadi ciri khas kampungku (foto dokpri)
Wahai kampung halamanku, tetaplah menjadi kampung yang asri, dengan hijaunya padi di sawah, warga yang bekerja di industri rumahan juga tetap berjalan yang bekerja di industri di kota, yang sebagai Aparatur Sipil Negara tetaplah berkarya dengan profesional sesuai dengan harkat dan martabat yang engkau perankan
Petani sedang membajak sawah(dokpri)
Tetaplah menjadi dirimu sendiri jangan berubah menjadi kota yang akhirnya tak ada lagi kampung indah dan selalu di rindukan.
Untuk generasi muda kampungku, siapkan dirimu dengan bekal ilmu, ketrampilan, keahlian, bekal agama dan karakter yang kuat agar engkau bisa memenangkan persaingan di dunia nyata dan sukses mengarungi kehidupan yang begitu keras persaingannya di era kekinian.
Generasi muda kampungku siap bersaing di dunia nyata dengan karya terbaik(foto dokpri)
Jangan sesekali tinggalkan kampung halaman kalau engkau tak mampu memenangkan persaingan di kota besar.
Kembangkan potensi kampung dan desa kita agar menjadi desa mandiri secara ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan an wisata.
Jadikan kampung kita menjadi tujuan orang untuk datang, berbelanja, menikmati kuliner, keindahan alam, keindahan budaya, toleransi beragama dan menjadi desa wisata yang menarik kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Mungkin ini lembaran terakhir wahai kampungku, usia manusia tiada yang tahu, apabila sudah waktunya ajal ini menjemput sudilah kiranya tanahmu yang subur dan telah membersamaiku, menerima dengan senang jasad dariku dan orang -orang yang berjasa di kampung ini satukan raga ini dalam dekapan tanahmu yang harum mewangi.
Makam Islam Kampungku (foto dokpri)
Wassalamualaikum, kampungku tercinta
Samber 2023 hari ke-30
30 April 2023
THR Kompasiana
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana