Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berwisata Menyenangkan Sambil Menjaga Alam ala Sustainable and Responsible Travel

17 April 2023   08:09 Diperbarui: 17 April 2023   08:10 3104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berwisata Menyenangkan Sambil Menjaga Alam ala Sustainable and Responsible Travel
Siap untuk berwisata yang tak hanya menyenangkan, tapi juga menjaga kelestarian alam? (Foto Akbar Pitopang)

Maukah menjadi traveler penjaga alam yang menjunjung tinggi prinsip sustainable and responsible travel? Ini adalah suatu hal yang sangat menarik.

Kegiatan travelling sudah menjadi hobi, gaya hidup bahkan kebutuhan masyarakat saat ini. Bagaimana tidak, dengan padatnya rutinitas, aktivitas dan tekanan yang diterima maka melakukan travelling adalah jalan ninja untuk dapat kembali memulihkan kesehatan mental yang terganggu akibat itu semua.

Kemana kita harus spending waktu berkualitas untuk travelling?

Nah, pilihan traveling ke alam adalah salah satu cara yang sangat menyenangkan untuk rehat dari hiruk-pikuk problematika kehidupan dan menikmati keindahan alam yang mempesona. 

Kita memang sudah sepantasnya untuk bangga berwisata di Indonesia. Travelling atau wisatanya di Indonesia aja. lantaran negara kita begitu kaya dengan keindahan alamnya dengan paket lengkap yang begitu mempesona.

Gak perlu jauh-jauh untuk rehat dan mencari ketenangan untuk kedamaian hati dan pikiran. Kita tinggal keluar rumah dan siap menjelajahi setiap sudut Indonesia yang menawarkan keindahan alamnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Bila kita memilih wisata alam maka kita sudah selayaknya harus bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang. 

Atau ga usah terlalu jauh dulu, menjaga kelestarian alam agar bisa dinikmati oleh pengunjung lain yang juga berhak menikmati keindahan tersebut.

Tetap jaga kelestarian alam agar selalu sustainable. (Foto Akbar Pitopang)
Tetap jaga kelestarian alam agar selalu sustainable. (Foto Akbar Pitopang)

Semua orang Indonesia wajib menjadi wisatawan cerdas dengan menjadi traveler penjaga alam yang penuh tanggung jawab dan kesadaran. 

Keindahan alam Indonesia ini diwariskan kepada kita. Siapa lagi kalau bukan kita sebagai generasi yang akan menjaga dan merawat keindahan alam.

Saya adalah seorang young millenial yang hobi travelling. Sejak masa kuliah di Jogja, saya dan teman-teman selalu menyempatkan berwisata ke alam.

Kebiasaan wisata ke alam ini semakin rutin saya lakukan ketika dulu pernah bekerja di perusahaan swasta skala nasional yang berlokasi di Payakumbuh. 

Sumatera Barat yang memiliki keindahan alam yang luar biasa menjadi obat yang begitu mujarab. Maka tak heran bila setiap akhir pekan atau tanggal merah, saya selalu bela-belain untuk jalan-jalan mengeksplorasi keindahan alam. 

Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan pengalaman pribadi dalam merawat semangat menjaga alam yang sesuai dengan "Sustainable and Responsible Travel" persembahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. 

Bagaimana mewujudkan sustainable dan responsible travel di Indonesia?

Indonesia sangat beruntung menjadi negara yang kaya akan keindahan alam yang luar biasa. Mulai dari hutan tropis, gunung berapi, pantai, dan alam bawah laut, semuanya dapat ditemukan di Indonesia. 

Tak heran jika banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin mengunjungi keunggulan destinasi wisata alam di Indonesia.

Kita sebagai wisatawan juga harus bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi sustainable and responsible traveler atau traveler penjaga alam.

Ada beberapa tips jitu untuk menjadi sustainable and responsible traveler saat berwisata di alam Indonesia yang mudah untuk kita terapkan.

Mendaki Gunung Marapi, dengan keindahan tanaman edelweis yang tidak perlu dipetik atau dirusak. (Foto Akbar Pitopang)
Mendaki Gunung Marapi, dengan keindahan tanaman edelweis yang tidak perlu dipetik atau dirusak. (Foto Akbar Pitopang)

1. Tidak merusak keindahan alam

Bila kita memilih berwisata ke alam maka aturan dan tanggung jawab pertama yang harus kita sadari adalah dengan tidak melakukan perusakan yang dapat merusak pemandangan alam.

Keindahan alam hadir secara alamiah dan butuh proses ratusan tahun. Sehingga apabila mengalami kerusakan maka nilai estetisnya akan berkurang sedangkan alam butuh proses pemulihan yang lebih lama seperti sedia kala.

Wisata alam kekhasannya terletak pada keindahan alam itu sendiri. Bila dirusak tentu daya tariknya akan berkurang. Pada akhirnya bisa saja akan mematikan potensi wisata alam di spot tersebut. 

Imbasnya, masyarakat lokal juga akan terdampak karena dapat menurunkan bahkan mematikan roda ekonomi kreatif dan bisnis pariwisata disana.

Ketika kita berada di alam, jangan merusak keindahannya dengan mengganggu tanaman, memetik bunga atau merusak habitat satwa liar. 

Hindari juga melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan fatal seperti kebakaran lahan karena membuat api unggun di lokasi yang tidak diperbolehkan.

Satu lagi, kita harus meninggalkan perilaku vandalisme yang masih marak terjadi yang benar-benar sangat merusak keindahan alam.

Berwisata boleh, tapi jangan merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)
Berwisata boleh, tapi jangan merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)

2. Wisata ke alam harus siap "go green"

Go green artinya adalah sikap peduli lingkungan. Hal ini dapat ditandai dengan kebiasaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai serta tidak membuang sampah sembarangan.

Plastik sekali pakai merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar di Indonesia. Termasuk dunia pariwisata Indonesia juga telah terkontaminasi dengan sampah dan limbah yang merusak keindahan wisata alam yang ditawarkan.

Kita dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan cara membiasakan membawa minum melalui botol minum sendiri. 

Selain itu, kita juga bisa membawa perlengkapan atau kebutuhan dengan dimasukkan ke dalam tas kain (tote bag) yang dapat digunakan berulang kembali.

Yang saya lihat kebiasaan masyarakat ketika berwisata di alam selama ini adalah mereka membawa makanan seperti snack dan nasi bungkus serta air mineral.

Keindahan ini janganlah terkontaminasi oleh kehadiran sampah dan limbah. (Foto Akbar Pitopang)
Keindahan ini janganlah terkontaminasi oleh kehadiran sampah dan limbah. (Foto Akbar Pitopang)

Setelah itu, bila mereka tidak berhasil menemukan keberadaan tempat sampah maka mereka akan meninggalkannya di lokasi tersebut begitu saja.

Padahal seharusnya jika memang tidak menemukan tempat sampah maka hendaknya sampah tersebut tetap dipungut dan ditenteng kembali sampai menemukan tempat sampah yang semestinya.

Saat berwisata di alam, kita harus memastikan bahwa sampah yang kita hasilkan dapat dibuang dengan benar. 

Selalu siap siaga dengan membawa kantong sampah sendiri dan pastikan untuk membuangnya di tempat sampah yang tersedia. 

Jangan sekali-kali meninggalkan sampah di alam karena ini dapat merusak lingkungan dan mengganggu habitat satwa liar.

Mendaki Bukit Batu Manda di Limapuluh Kota dengan berjalan kaki dan tidak merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)
Mendaki Bukit Batu Manda di Limapuluh Kota dengan berjalan kaki dan tidak merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)

3. Jalan kaki atau menggunakan transportasi yang ramah lingkungan

Jika destinasi wisata berada dalam jarak yang dekat maka hendaknya kita dapat menempuhnya dengan memanfaatkan transportasi massal yang ramah lingkungan misalnya menggunakan kereta atau bus.

Sementara itu, ketika berada di spot wisata alam maka hendaknya kita mau berjalan kaki atau menggunakan sepeda. 

Seperti misalnya penggunaan cidomo yakni transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Saya salut dengan terobosan yang seperti itu sehingga keindahan alam tidak tercemar karena polusi.

Jalan kaki atau sepedaan di Gili Trawangan, Lombok. (Foto Akbar Pitopang)
Jalan kaki atau sepedaan di Gili Trawangan, Lombok. (Foto Akbar Pitopang)

Kebiasaan yang senantiasa saya terapkan ketika wisata ke alam adalah dengan selalu berjalan kaki.

Diantaranya ketika saya mengeksplorasi air terjun yang medannya cukup ekstrim.

Serta berada di jalur pejalan kaki ketika mengunjungi wisata bukit batu manda di Kabupaten Limapuluh Kota yang berupa kawasan perbukitan.

4. Mengaplikasikan energi yang ramah lingkungan

Sudah sewajarnya bila kita memilih penginapan yang menggunakan energi terbarukan seperti solar panel bila memutuskan untuk staycation menikmati view keindahan alam.

Bila kita menginap di hotel, resort, villa, maupun segala jenis penginapan yang ada di lokasi wisata alam, pastikan untuk selalu mematikan listrik dan AC saat tidak digunakan. 

Setelah berwisata, pungut dan buang sampah dengan penuh tanggung jawab. (Foto Akbar Pitopang)
Setelah berwisata, pungut dan buang sampah dengan penuh tanggung jawab. (Foto Akbar Pitopang)

Disamping itu, saat ini sedang tren wisata alam berbasis glamping yang diklaim lebih ramah lingkungan dan kita bisa memilih opsi penginapan semacam itu untuk saat ini.

5. Melakukan aktivitas eksplorasi yang tidak merusak alam

Saat berwisata di alam, kita dapat melakukan aktivitas yang seru dan menyenangkan serta dengan tetap mengedepankan prinsip ramah lingkungan seperti trekking, hiking, snorkeling, cliff jumping, camping dan tidak sembarangan menginjak taman atau kawasan alam. 

Melakukan aktivitas wisata yang tidak merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)
Melakukan aktivitas wisata yang tidak merusak alam. (Foto Akbar Pitopang)

Karena kembali lagi pada prinsipnya kita harus memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak merusak lingkungan dan mengganggu habitat satwa liar.

6. Teguh pendirian dan selalu mengajak mencintai alam dengan segala keindahannya

Selanjutnya, janganlah kita ikut-ikutan meniru perilaku tak bertanggung jawab yang dilakukan oleh wisatawan lain. 

Tetaplah berpegang teguh pada pendirian dan keyakinan sendiri bahwa kesadaran untuk merawat alam adalah tanggung jawab personal yang harus disebarluaskan kepada khalayak.

Tidak melakukan vandalisme dan tidak ikut-ikutan aksi yang tak bertanggung jawab. (Foto Akbar Pitopang)
Tidak melakukan vandalisme dan tidak ikut-ikutan aksi yang tak bertanggung jawab. (Foto Akbar Pitopang)

Bila perlu, kita bisa saling mengingatkan antar sesama wisatawan untuk tetap menjaga kelestarian dan keindahan alam yang ada di depan mata yang tengah dinikmati.

*****

Kita sebagai wisatawan harus sadar akan keberadaan kita di alam dan harus bertanggung jawab untuk menjaganya. 

Dengan menjadi sustainable and responsible traveler, kita dapat memastikan keberlanjutan alam Indonesia tetap lestari yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Jangan lupa, kita dapat bangga berwisata di Indonesia karena keindahan alamnya yang luar biasa. 

Jadilah traveler penjaga alam bagi wisata Indonesia yang memukau. (Foto Akbar Pitopang)
Jadilah traveler penjaga alam bagi wisata Indonesia yang memukau. (Foto Akbar Pitopang)

Nah, rasa kebanggan itu harus ditunjukkan dengan langkah konkret dengan selalu sadar untuk mencintai alam dan tidak merusaknya walau dalam bentuk sekecil apapun itu.

Semoga artikel ini dapat menginspirasi orang lain atau para wisatawan untuk dapat sama-sama mewujudkan sustainable and responsible travel yang senantiasa menjaga wisata alam Indonesia yang luar biasa.

Selamat berlibur, bangga berwisata di Indonesia...

Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang | SAMBER 2023 Hari 17
Mystery Topic Special "Wonderful Indonesia"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun