Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hakikat Bersyukur Menuju Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat

11 Maret 2024   05:18 Diperbarui: 11 Maret 2024   05:59 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakikat Bersyukur Menuju Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
Ilustrasi syukur penuh cinta kepada Allah SWT. (foto Akbar Pitopang)

Bersyukur adalah pondasi utama dalam membangun hubungan yang kokoh dengan Sang Pencipta. Namun, betapa seringkali kita mendengar kata-kata "Alhamdulillah" keluar dari bibir kita tanpa sepenuhnya merasakan maknanya di dalam hati. 

Mengucapkannya adalah langkah awal, tetapi menghayati maknanya dalam setiap aspek kehidupan adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Ketika kita menghadapi kesulitan, itulah saat dimana kesyukuran sejati diuji. 

Bukankah mudah bagi kita untuk bersyukur saat segala sesuatu berjalan sesuai keinginan kita? 

Namun, ketika cobaan datang, seberapa jauh kita bisa mempertahankan rasa syukur? 

Inilah sejatinya ujian iman yang membedakan antara sekadar mengaku bersyukur dan benar-benar hidup dalam kesyukuran.

Proses menjadi seseorang yang mampu bersyukur tidaklah instan seperti perubahan ulat menjadi kupu-kupu. Sebagaimana ulat yang harus melewati tahapan kepompong sebelum berubah menjadi kupu-kupu yang indah, kita pun harus melewati berbagai ujian dan perjalanan kehidupan untuk mencapai tingkat kesyukuran yang hakiki. 

Setiap rintangan, kekecewaan, dan penderitaan adalah bagian dari ujian tersebut. Namun, janganlah kita melupakan bahwa setiap ujian itu juga merupakan kesempatan untuk bertumbuh. 

Ketika kita mampu melewati ujian kesyukuran dengan teguh dan penuh keikhlasan, kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini, tetapi juga pahala di akhirat. 

Sebab, setiap tetes kesyukuran yang kita tanamkan akan menghasilkan buah yang manis, baik di dunia maupun di sisi Allah SWT kelak.

Maka, mari kita renungkan betapa pentingnya menjadikan kesyukuran sebagai gaya hidup kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun