Menilik Tradisi Lebaran Khas yang Diikuti Warga Satu Kampung, Hanya Saat Lebaran Orang-Orang Desa Gumawang Baris di Jalanan
Jalan-jalan ke Rusia
di sana bertemu Putin
Saya ucapkan selamat hari raya
Mohon maaf lahir batin
Kementerian Agama RI telah mengumumkan sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 H atau Hari Raya Idul Fitri 2024 yang dilaksanakan pada Selasa, 9 April 2024. Sidang penetapan 1 Syawal tersebut digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta.
"Disepakati bahwa 1 Syawal tahun 1445 H jatuh pada hari Rabu tanggal 10 April 2024 Masehi," kata Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas yang memimpin langsung sidang isbat penetapan Idul Fitri 2024, Selasa (9/4/2024).
Mengutip dalam sebuah hadis yang diriwatkan oleh Ab Daud dan An-Nasa'i, Rasulullah Saw bersabda:
"Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha"(HR. Ab Daud dan An-Nasa'i).
Dari hadis tersebut dapat dilihat bahwa telah dijelaskan Idul Fitri merupakan hari yang lebih dan spesial dari hari-hari biasa lainnya.
Adapula ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan terkait makna dari Idul Fitri, makna tersebut terdapat dalam QS ar-Rum ayat 30.
Fa aqim waj-haka lid-dini hanifa, fitratallahillati fataran-nasa 'alaiha, la tabdila likhalqillah, zalikad-dinul qayyimu wa lakinna aksaran-nasi la ya'lamun.
Artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"(QS ar-Rum:30).
Dijelaskan terkait makna Idul Fitri menurut Al-Quran surat ar-Rum:30, bahwasannya manusia kembali pada fitrahnya, dimana fitrah manusia adalah bersih tanpa dosa. Suka cita Hari Raya Idul Fitri memang patut dirayakan, tapi jangan lengah untuk perjuangan ibadah selanjutnya.
Terkait perayaan Hari Raya Idul Fitri, Indonesia yang merupakan negara dengan keaneragaman budayanya, memiliki tradisi yang beraneka ragam macam tradisi dalam menyambut dan merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing yang beraneka ragam macam dalam menyambut dan merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri, dimana tradisi dari masing-masing daerah di Indonesia berbeda, dapat mulai dilihat dari saat malam takbir, ada hal unik serta yang membedakan dari daerah satu dengan daerah lainnya di malam takbir Hari Raya Idul Fitri.
Beraneka ragam tradisi di Indonesia dalam menyambut dan merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri, hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang ada, sajian hidangan olahan makanan yang beraneka ragam dan berbeda pada masing-masing daerah pada saat Hari Raya Idul Fitri, serta hal-hal lainnya yang membuat tradisi dari setiap daerah di Indonesia beraneka ragam.
Terdapat suatu tradisi yang hampir dilakukan setiap kali datang Hari Raya Idul Fitri di salah satu desa daerah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang dilakukan dalam rangka menyambut dan merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri, yaitu tradisi saling bersalam-salaman antar masyarakat satu desa yang dilakukan di depan jalan balai desa, tradisi tersebut dapat dijumpai di Desa Gumawang, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Sejarah Desa Gumawang, Desa Gumwang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa Gumawang terletak di sebelah utara Kecamatan Kuwarasan, Desa Gumawang berbatasan dengan 4 desa, sebelah utara berbatasan dengan Desa Wonoyoso, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kuwaru, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Maduresa, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangsari Kecamatan Buayan.
Dilansir dari website Pemkab Kebumen, terkait sejarah Desa Gumawang, pada waktu itu Desa Gumawang menjadi 2 yaitu : Desa Gumawang dan Desa Karanggayam yang juga memiliki 2 Kepala Desa, kemudian pada tahun 1955 kedua Desa menjadi satu yakni Desa Gumawang dan kembali di pimpin oleh 1 Kepala Desa dengan pembagian wilayah dukuh Gumawang dan dukuh Karanggayam yang memiliki 8 RT dan 4 RW.
Hari Rabu tepat pada tanggal 10 April 2024, saat waktu tepat menunjukkan pukul 08:00 WIB, para masyarakat Desa Gumawang yang mana telah selesai melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Fitri pada pukul 07:00 WIB mulai berjalan menuju balai desa untuk melaksanakan suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh para masyarakat Desa Gumawang setelah selesai melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi tersebut yaitu saling bersalam-salaman dan meminta maaf antar masyarakat satu desa yang dilakukan di depan jalan balai desa, tradisi ini hampir selalu dilakukan oleh para masyarakat Desa Gumawang, diikuti hampir semua masyarakat, mulai dari anak-anak, pemuda, orang dewasa, orang tua, dan juga diikuti oleh para perantau atau orang luar daerah yang tengah ikut pulang kampung ke Desa Gumawang.
Para orang-orang berjalan dan mulai membentuk seperti barisan di samping jalan depan balai desa dan terus berjalan membentuk barisan disetiap samping jalan dekat balai desa mengikuti banyak jumlah orang yang ada, jika dirasa barisan sudah terlalu panjang, nantinya akan membelok sehingga nantinya ujung barisan dapat sampai lagi didepan balai desa dan agar barisan tidak terlalu panjang.
Terkhusus untuk lansia atau orang yang sudah berumur yang ikut pada kegiatan ini, biasanya disediakan kursi untuk duduk sehingga tidak terlalu lelah berdiri. Barisan terus berjalan, orang-orang saling bersalam-salaman dan meminta maaf.
Untuk diawal terkhusus untuk perempuan dan laki-laki dipisah terlebih dahulu, dimana biasanya diawal masing-masing dari laki-lakinya dan perempuannya membentuk barisan secara terpisah dulu, setelah para perempuan baik ibu-ibu hingga nenek-nenek selesai barisannya saling bersalaman, lalu lanjut masuk ke barisan laki-laki untuk saling bersalam-salaman dan meminta maaf juga, dikarenakan jumlah perempuan yang mengikuti jumlahnya tidak sebanyak laki-laki, diawal membentuk barisan secara terpisah di halaman rumah warga yang halamannya cukup luas di dekat balai desa.
Roy salah satu pemuda warga masayarakat Desa Gumawang, menuturkan "kegiatan seperti ini hampir selalu dilakukan setelah selesai melaksanakan sholat id dan setelah sungkem terlebih dahulu dengan orang rumah, serta sebelum berangkat ke balai desa biasanya saya menyatap olahan makanan terlebih dahulu", dia juga menyampaikan bahwa kegiatan yang selalu dilaksanakan dan hampir sudah sejak lama ini pernah tidak dilakukan kala masa-masa pandemi Covid-19.
Saya juga menanyai seorang pemuda dari Bekasi yang tengah ikut mudik keluarganya ke Desa Gumawang, "kaki lumayan pegel, jalan terus sambil salam-salaman sama orang, terus berdiri, cuaca agak panas jadi berkeringat", begitu ucap Satrio pemuda asal Bekasi yang ayahnya asli dari Desa Gumawang terkait kesan mengikuti tradisi tersebut.
Terkait tradisi tersebut, Puji Iswati seorang ibu yang tinggal di Desa Gumawang menuturkan bahwa tradisi tersebut sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat di Desa Gumawang, dan sudah menjadi suatu tradisi tersendiri dari Desa Gumawang yang biasa dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi seperti ini masih sangat dijaga oleh para masyarakat di Desa Gumawang, tak hanya berhenti saling bersalam-salaman dan bermaaf-maafan di balai desa melalui tradisi ini, para masyarakat Desa Gumawang lanjut untuk berkeliling di sekitar lingkungan RT mereka untuk menyambangi orang-orang tua yang sudah lansia.
Dengan tradisi tersebut yang mana hingga kini masih terus ada, para masyarakat Desa Gumawang berharap agar ikatan yang baik antar masyarakat tetap terjaga, gotong royong, dan hidup rukun senantiasa ada di lingkungan dan kehidupan bermasyarakat Desa Gumawang.
Dari Desa Gumawang, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah
Selamanya api adalah api
Selamanya salah adalah salah
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf atas segala salah