Angpao Lebaran, Tradisi Berbagi di Hari Kemenangan
"Apa substansi dari angpao Lebaran yang sudah menjadi tradisi bagi Ummat muslim di hari kemenangan? "
Angpao Lebaran atau bisa di sebut pula dengan Tunjangan hari raya (THR), sudah menjadi hal yang umum dan lumrah.
Trdisi berbagi angpao ini biasanya diberikan kepada saudara atau sanak famili, terutama bagi anak-anak yang belum dewasa.
Ketika mempertanyakan apa substansinya berbagi angpao Lebaran kepada sanak famili, terutama bagi anak yang masih belum dewasa, tentu saja memiliki makna yang cukup luas, akan tetapi konsep berbagi tersebut jangan kemudian di salah artikan, sehingga memunculkan friksi negatif, atau dijadikan sebagai magnet untuk mencari uang semata, terutama bagi anak-anak yang terkesan seorang anak bisa kemudian di peralat untuk menjadi "pengemis".
Berbgai angpao Lebaran tidak lantas menjadikan anak sebagai seorang pengemis, namun harus ada nilai yang menjadi tolak ukur.
Kita ketahui bersama bahwa angpao Lebaran secara matematis tidak bisa kemudian di ukur dari besaran nominalnya, akan tetapi konsep berbagai sebagai alat edukasi untuk menyampaikan pesan dan mengajarkan untuk saling berbagi di hari yang penuh kebahagiaan.
Apa saja nilai-nilai yang bisa kita pelajari dari tradisi berbagi angpao Lebaran di momen yang bahagia?
Pertama menumbuhkan kepekaan sosial
Berbagi dengan sanak saudara dan anak-anak pada dasarnya adalah berbagai kebahagiaan di hari kemenangan, karena pada dasarnya berbagi dengan sanak saudara dan anak-anak menjadi anjuran.
Dengan konsep silaturahmi dan bertatap muka dengan saling tegur sapa dan saling memaafkan, serta berbagi angpao terhadap saudara maupun anak-anak menjadi momen kebahagiaan tersendiri, tidak hanya bagi si penerima namun juga bagi yang memberi dengan dasar rasa yang tulus dan ikhlas.
Disinilah ada nilai edukasi yang cukup mendasar, yakni membangun kepekaan sosial dengan cara berbagi satu sama lain.
Kedua membangun dan membentuk jiwa untuk saling berbagi
Momentum hari raya idul Fitri, tidak. Hanya sekedar saling bsdsilaturahmindan bermaaf-maafan saja, namun lebih dari itu.
Berbagi angpao Lebaran di hari yang fitri sebagai bentuk untuk mensucikan jiwa dan harta benda di hari yang fitri.
Nilai-nilai edukatif inilah yang kemudian, harus menjadi kesadaran bersama, bahwa sejatinya kita sebagai makhluk sosial pastinya saling membutuhkan satu sama lain.
Ketiga berbagi angpao Lebaran untuk membangun kesalehan sosial
Sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, tentu di hari kemenangan ini sebagai hari pengakuan dosa baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Ada dua variabel yang saling terkait dengan konsep berbagi tersebut, yakni variabel yang terhubung dengan sang Maha pencipta, sebab berbagi itu merupakan ajaran yang di anjurkan di dalam agama.
Kemudian variabel yang kedua yang saling terhubung dengan konsep kemanusiaan, bahwasanya berbagi kebahagiaan dengan cara berbagi angpao yang cukup berdampak, pada sisi kemanusiaan yakni saling berbahagia baik yang memberi maupun yang menerima.
Inilah yang kemudian bahwasanya konsep berbagi tersebut memiliki nilai yang tidak bisa kemudian dilukiskan kebahagiannya.
Dengan demikian berbagi angpao Lebaran, merupakan konsep yang baik, dan pastinya harus di iringi dengan niat yang baik dan ketulusan hati dengan berbagi kebahagian baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa, sehingga hal tersebut akan menjadi investasi secara ukhrowi.