Anis Contess
Anis Contess Guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Meraup Keuntungan Silaturahmi Tak Bersua dengan Saling Membeli DO

2 Mei 2020   01:01 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:00 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meraup Keuntungan Silaturahmi Tak Bersua dengan Saling Membeli DO
Siap antar jemput

Work  From  Home, itu yang berlaku saat ini. Pekerjaan yang biasanya saya lakukan di kantor harus saya bawa ke rumah. Mengajar lewat google classroom. Rapat via Zoom. Pun berdiskusi, memutuskan ini itu untuk anak -- anak, semua lewat media berbasis online. WhatsApp Itu yang paling popular. Jarang yang menggunakan media lainAda whatsApp Grup untuk guyon, bercengkerama bersama. Mengabarkan tentang banyak hal. Keadaan rumah atau lingkungan terkini hingga kondisi pribadi. Dari kesehatan sampai keuangan. 

Berbagi kabar apapun pokoknya. Hingga rasanya tak ada masalah meski tak bersua. Silaturrahmi terjaga. Makin erat saya rasa, ada  buncah kerinduan memekik di telinga. Rindu suara, rindu sapa, rindu canda. 

Biasanya, ketika  datang kami bersalaman, berpelukan, cipika cipiki dengan sesame rekan kerja perempuan.  Tetiba  tak bersua untuk jangka waktu yang tak tentu kapannya. Sedih mendera, hingga timbul ide menghangatkan kami lewat sebuah kegiatan.

 Berjualan kebutuhan Ramadhan antar kawan. PSBB yang berlaku  di daerah kami tentu membuat kawan-kawan tak leluasa keluar berburu makanan. Delivery Order tentu akan disuka. Tidak repot, sesuai selera, datamg sendiri ke rumah dengan mudah, Andai di tempat kami ada go food tentu bakal banyak yang pesan.

Terinspirasi ojeg online makanan, maka saya yang terbiasa jualan keliling mengajak rekan  kerja untuk saling membeli dari kawan yang lainapa saja yang ditawarkan. Buat seru seruan saja. Nanti saya yang mengantar dan menjemput  ke rumah mereka. Lumayan, saya dapat laba kadang bonus pula.

Barang yang ditawarkan rekan awalnya seputar kuliner. Masakan harian persiapan berbuka puasa. Menu rencana diunggah dengan tampilan gambar dari koleksi google atau dokumentasi pribadi dengan sebuah kalimat keterangan semisal begini.

 " Hari ini saya mau  masak capcay istimewa dengan telur dan daging ayam. Ada yang mau?"

Satu dua orang memberikan tanggapan, emo senyum, semangat juga lope lope menyertai. "Mau dong sebungkus plastic harga berapa, isinya segimana?"

"Lima ribu saja, cukup satu mangkuk bakso lah."

"Okeh, aku pesan satu."

" Aku dua"

"Aku satu".

Chat grup jadi ramai seketika. Saya mengamati juga menimpali dengan konfirmasi, memastikan pesanan kawan yang harus saya antar.
 " Okeh, Bu Ninik Capjay 1, Pak Mut 1, Bu Rin 2, Pak Feri 1, ada lagi?"

Rekan yang menawarkan cap jay tadi memberikan emo senyum bahagia, dengan pelukan. "Okeh, nanti habis asar siap diantar ke rumah masing-masing."

Sebagian besar rekan kerja saya adalah tetangga desa, jarak rumah tidak jauh, sehingga untuk mengantar jemput barang masih dalam jangkauan. Keseruan ini memunculkan ide-ide lain.

"Jangan Cap Jay saja dong, lauknya apa, takjil apa, bisa barter tuh, saling beli dagangan."

Diapresiasi, ada yang mau jualan lauk, tempe bacem, ayam goring, pepes ikan tongkol,juga..  perkedel. Adapula yang mau jualan takjil ternyata, kolak pisang, kacang hijau bersantan, serta es buah. Kue basah juga, risoles contohnya.

Wah, banyak juga ternyata, sejumlah pesanan saya membawa dagangan dari mereka. Mengambil ke rekan yang membuat lalu mengantarkan kepada yang memesan.

Kegiatan ini menyenangkan dan menguntungkan loh. Minimal bisa menambah penghasilan selama work from home dari bidang di luar pekerjaan. Hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Tetiba menjadi pengusaha kuliner skala kecil. Kawan saya menemukan kesenangan baru, tidak bosan berada di rumah dengan rutinitas begitu begitu saja. Kini memasak, mengolah makanan menjadi hobi lain yang mengasikkan sekaligus menguntungkan.

 Setidaknya mengurangi budget pengeluaran untuk makanan."Nunut lengo, nunut mangan. Itu kata kawan saya yang antusias menyambut ide ini.

Meski tak pernah bersua dalam satu kantor, silaturahmi dengan rekan kerja tetap terjaga, Bahkan kali ini lebih seru dan rame. Selalu ada saja barang yang ditawarkan lewat WAG.

Tidak terbatas kuliner, merambah fashion pula.  Daster dan mukena menjadi salah satu favorit yang banyak diburu anggota grup. Rupanya kawan kawan saya mengambil dagangan secara online, lalu menjadi drop shipper atau reseller.

Tak pernah berjumpa bukan berarti silaturahmi putus begitu saja. Makanan maupun fashion memepererat silaturahmi. Chatting makin ramai dengan obrolan seputar saling membeli dagangan.

Transaksi dilakukan di sana juga, by chat Sehingga lupa seejenak akan ketakutan pada virus Covid-19 yang terus mengintai. Ada kegiatan positif, produktif meskipun di rumah saja. Bukan tentang pekerjaan utama, tetapi hobi yang kemudian bisa menghasilkan uang. Ini menyenangkan bukan? Cobalah, saya telah merasakan.

Silaturahmi antar rekan kerja tak putus walau tak jumpa (Label: Samber 2020 Hari 5 & Samber THR)

Anis Hidayatie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun