Kenangan Jarik, Sarung, dan Bersepeda di Bulan Ramadan
Mungkin, jika salah satu dari kami membawa uang saku, pasti kami akan berhenti sesaat untuk membatalkan puasa dengan sekadar membeli minum atau es tebu di pinggir jalan. Namun, karena tak ada uang sama sekali, maka puasa kami masih bisa diteruskan.
Sesampainya di rumah saya langsung mandi. Setelah itu tengkurap di lantai untuk mendinginkan tubuh. Antara panas dan haus yang bercampur hingga tak bisa dirasakan lagi kondisi tubuh ini.
Jika bukan tubuh anak-anak, mungkin saat itu bisa saja terjadi serangan stroke. Ketika tubuh terasa panas sekali langsung diguyur air. Sebab hanya itu satu-satunya cara mendinginkan badan selain minum, tapi itu akan membatalkan puasa.
Nostalgia Ramadan yang tak terlupakan. Akan menjadi kenangan indah dalam hidup. Meskipun beberapa dari kami telah berpulang menemui Sang Khalik.
Terimakasih atas petualangan indah hari itu, Kawan. Terimakasih telah memberi pengalaman indah dalam hidup. Semoga Allah menerima semua amal ibadahmu. Teriring Al Fatihah untukmu di sana. Aamiin.