Any Sukamto
Any Sukamto Penulis

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Perempuan Berkalung Sorban, Sebab Wanita Harus Mampu

5 April 2023   03:35 Diperbarui: 5 April 2023   03:50 3049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan Berkalung Sorban, Sebab Wanita Harus Mampu
Poster Film Perempuan Berkalung Sorban,| Dk Starvision via tangkapan layar dari Wikipedia.Com 


Masih ingat dengan beberapa film religi yang pernah ditayangkan di bioskop atau televisi di tanah air kita? Mana yang lebih bagus dan berkesan bagi Anda?

Apakah Sang Kiai, Sang Pencerah, 99 Cahaya di Langit Eropa, Perempuan Berkalung Sorban, atau Emak Ingin Naik Haji?

Atau yang lebih baru lagi? Merindu Cahaya De Amstel, Tuhan Minta Duit, Mengejar Surga, Cinta Subuh, atau Ranah 3 Warna?

Bagi saya, salah satu film religi yang terbaik dan sampai saat ini masih meninggalkan kesan aadalah film Perempuan Berkalung Sorban. Film yang mencerminkan Al Ummu Madrasatul Ula.

Meskipun film ini sudah diputar di bioskop-bioskop sejak tahun 2009, tetapi pesan moral di film yang dibintangi oleh Revalina S Temat ini masih relevan hingga saat ini.

Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini pernah mendapatkan nominasi untuk beberapa kategori, di antaranya ajang Festival Film Indonesia 2009, Festival Film Bandung 2009, dan Indonesian Movie Awards 2009.

Beberapa piala pun akhirnya diraih, kategori Pemeran Pembantu Pria Terbaik (Reza Rahadian, FFI 2009), Pemeran Utama Wanita Terfavorit (Revalina S Temat, IMA 2009), Pemeran Pembantu Pria Terfavorit (Joshua Pandelaki, IMA 2009), dan beberapa penghargaan lainnya.

Film ini memang bagus dan bisa dijadikan pelajaran tersendiri, terlebih bagi kaum wanita. Meskipun awalnya sempat terjadi kontroversi saat dirilis, karena dianggap melakukan kritikan terhadap tradisi Islam, tetapi tujuan dari film ini bukan untuk itu. Tujuan dari film ini adalah untuk pemberdayaan perempuan.

Dari film ini saya seperti menemukan kekuatan bahwa perempuan itu harus pandai, harus kuat, harus mandiri, dan harus tahu diri. Dari film ini juga saya mendapatkan pelajaran bahwa taat terhadap suami memang suatu kewajiban, tetapi suami seperti apa dulu yang wajib ditaati? Apakah suami biadab juga harus ditaati?

Wanita dalam Islam sangat diistimewakan. Ajaran Islam pun mengajarkan bagaimana seharusnya memperlakukan wanita dan bagaimana seharusnya wanita berperilaku. Kedudukan wanita memang tidak di atas pria, tetapi bukan berarti di belakang dan tertinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun