Jelajah Nostalgia di Pasar Gemolong
Pasar. Pasar menyediakan beragam kebutuhan. Namun, pasar juga menyimpan banyak kisah nostagia terutama saat kita kembali menikmati kenangan akan kekayaan kuliner Nusantara.
Gemolong, sebuah kota kecil yang strategis di jalur Solo-Purwodadi. Melintasi jalur Solo-Purwodadi, Gemolong menjadi tempat yang cukup nyaman untuk sekadar beristirahat, atau menikmati aneka makanan khas Gemolong. Banyak tempat makan yang menyajikan berbagai kuliner. Salah satu tempat yang cukup benyak menyajikan berbagai ragam kuliner adalah pasar Gemolong.
Sekilas Pasar Gemolong
Pasar Gemolong dibangun pada 1985 atau 38 tahun silam. Sebalum dibangun, pasar ini adalah pasar rakyat yang dikelola Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Setelah Indonesia merdeka, Pasar Gemolong kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah untuk dikelola.
Pasar Gemolong memiliki luas 10.050 meter persegi. Jumlah pedagang kurang lebih 900 orang dan 242 orang menepati kios berukuran 3 m x 5 m. Kemudian bagian pasar di utara jalan memiliki luasn 3.000 m2 yang ditempati 120 orang pedagang los dan 113 orang pedagang kios.
Pasar Gemolong tidak pernah tutup, setiap saat selalu saja ada pedagang yang menggelar dagangan. Pedagang di Pasar Gemolong itu terbagi atas pedagang pagi mulai pukul 04.00-15.00 WIB. Pedagang juga kembali menggelar dagangan pada pukul 00.00-06.00 WIB.
Di dalam pasar itu, juga ditemukan sendang yang sekarang dijadikan sumur dan diambil airnya untuk kebutuhan pada pedagang sampai sekarang.
Aneka Kuliner
Ketika liburan hari raya, seperti Idul Fitri, kesibukan di pasar Gemolong memang sangat terasa. Banyak pemudik untuk meluangkan waktu melengkapi berbagai keperluan ke Pasar Gemolong. Namun, banyak juga pemudik yang sengaja melepas kerinduan untuk menikmati berbagai makanan khas Gemolong yang tersedia di pasar Gemolong. Bukan sekadar kangen kepada keluarga dan sanak famili, tetapi juga kangen kepada cemilan atau jajanan pasar, seperti di Pasar Gemolong Sragen.
Bukan hanya sate, tengkleng atau bakso, beragam jenis kuliner dapat ditemui di Pasar Gemolong, Sragen. Namun, banyak jenis makanan yang seringkali dicari sebagai oleh-oleh khas Gemolong, misalnya, jenang atau dodol, karak, ampyang, wajik atau gethuk lindri. Bahkan, penjual pecel puli juga sering diserbu pembeli.
Jenang atau dodol ala Gemolong ini terbuat dari tepung gula aren dan bumbu-bumbu. Sekilas makanan ini memang dodol. Teksturnya lembut, kenyal, dan elastis, sementara rasanya manis dan legit. Camilan yang satu ini terbuat dari tepung garut, gula aren, dan beberapa bumbu lainnya yang membuat rasanya semakin memikat.
Makanan lain dengan rasa manis adalah ampyang. Ampyang gemolong adalah makanan yang berbahan dasar dari kacang tanah yang kemudian dicampur dengan gula merah. Rasa manis ampyang sangat dominan. Proses pembuatan dimulai ketika kacang tanah disangrai terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan gula merah. Adonan dicetak dan dibiarkan mengeras.
Ada juga makanan yang terbuat tepung beras atau singkong. Gandhos rangin adalah makanan yang terbuat tepung beras, gula, dan kelapa muda. Sedangkan gethuk lindri adalah makanan yang berbahan dasar singkong, parutan kelapa muda dan gula pasir atau gula halus. Cita rasa makanan tradisional emang cenderung manis.
Menjejalahi Pasar Gemolong pasti juga akan menemukan salah satu jenis krupuk yang sanbgat digemari warga Gemolong, yakni karak. Karak merupakan sejenis kerupuk yang terbuat dari bahan baku nasi. Harga karak memang cukup murah tidak sampai Rp200 /lembar. Biasanya pelancong akan membeli berkarung-karung karak untuk oleh-oleh khas Gemolong. Namun, untuk mendapatkan karak yang berkualitas baik memang memerlukan waktu yang panjang untuk sekedar memilih atau memesan.
Setelah kita mendapatkan karak, biasanya kita juga bisa menikmati pecel gendar. Pecel gendar/puli adalah makanan dengan aneka sayuran rebus yang diguyur sambal kacang dan ditambahkan irisan gendar. Gendar adalah olahan nasi yang dicampur dengan ragi. Tekstur gendar berbeda dengan lontong atau ketupat, karena lebih kenyal dan gurih. Untuk menambah nikmatnya pecel gendar, biasanya ditambahkan mendoan, bakwan akat karak.
Menikmati Situasi Pasar
Gemolong pun banyak menyajikan berbagai kuliner tradisional. Jika mempunyai waktu lebih lama menjelajah kota Gemolong, mungkin kita masih bisa menikmati dan menyantap sambal tumpang dengan rasa khas tempe bosok (tempe busuk), nasi campur dengan berbagai campuran gudangan, oseng-oseng, dan juga sambal tumpang, serta soto kuali yang harganya tidak membuat kantong melompong.
Namun, karena kondisi pasar Gemolong yang tidak lagi dapat repreentstif untuk menyediakan berbagai kebutuhan, pemerintah berencana merelokasi Pasar Gemolong. Pasar Gemolong yang baru akan menempati lahan kas daerah seluas 3,29 hektare dan terletak tak jauh dari pasar lama, sekitar 300 meter ke arah selatan, tepatnya di Kampung Ngembatkembang RT 014, Kelurahan Kragilan, Gemolong, Sragen.
Berjuta kenangan di Pasar gemolong tidak akan sirna hanya karena pasar ini akan segera direlokasi. Beragam nostagia menikmati kuliner di Pasar Gemolong akan tetap dikenang sepanjang beragam kuliner masih dijumpai di berbagai sudut Kota Gemolong.
Sumber: