Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Medsos, Ibarat Mengambil Sebagian Nyawa: Melebihi Rokok?

30 Maret 2024   18:09 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:39 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Di era digital ini, media sosial (medsos) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter dan TikTok memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain, berbagi informasi, dan mendapatkan hiburan. Medsos telang meliputi semua level umur manusia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Medsos bagaikan nyawa ketujuh he..he...

Namun, di balik manfaatnya, medsos juga menyimpan bahaya. Penggunaan medsos yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, yang dampaknya tak kalah berbahaya dengan kecanduan rokok. Akan jauh berbahaya lagi lagi dua kecanduan ini dialami seseorang.

Puasa Medsos, Ibarat Mengambil Sebagian Nyawa

Bagi banyak orang, melepas medsos ibarat kehilangan separuh nyawa. Rasa cemas, panik, dan hampa melanda saat tak bisa mengakses platform favorit. Fenomena ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap medsos. Bahkan, ada yang merasakan bahwa medsos adalah bagian tak terpisahkan dari eksistensi mereka.

Bercermin kepada diri kita sendiri, kemana saja dan dimana saja selalu memegang gawai. Tak peduli sedang berada di mana. Bahkan tak jarang seorang petani atau buruh kebun memainkan gawai di sela-sela kerja. Baru-baru ini beberapa penasihat hukum juga kena tegur karena memainkan gawai ketika sidang MK sedang berlangsung. Dan yang lucunya lagi, sedang tidur pun gawai selalu ada di samping menemani.

Ilustrasi

Riana, seorang mahasiswi berusia 21 tahun, merasakan kegelisahan yang luar biasa saat ia mencoba puasa medsos selama 24 jam. Jari-jarinya gatal ingin membuka Instagram, matanya terus melirik ke arah smartphone yang tergeletak di atas meja. Rasa cemas dan panik melanda, seolah ada yang hilang dalam hidupnya.

Bayu, seorang karyawan kantoran, merasakan kekosongan saat ia tidak bisa memanjakan diri dengan scrolling Facebook di sela-sela pekerjaannya. Ia merasa kehilangan hiburan dan koneksi dengan teman-teman virtualnya.

Fenomena ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap medsos. Bagi banyak orang, medsos bukan lagi sekadar alat komunikasi dan hiburan, tapi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi mereka. Medsos bagaikan bagian dari jiwa dan begitu sakit jika dihentikan.

Mengapa Puasa Medsos Sulit?

Beberapa faktor yang membuat puasa medsos sulit dilakukan:

Kebiasaan: Penggunaan medsos telah menjadi kebiasaan dan rutinitas harian bagi sebagian besar orang. Mereka merasa tidak lengkap tanpa memeriksa akun medsos mereka setiap hari.

Takut Terlewatkan (FOMO): Ketakutan untuk melewatkan informasi atau berita terbaru yang diposting oleh teman atau di timeline mereka. Orang takut akan kehilangan momen-momen penting atau kegiatan yang sedang tren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun