el lazuardi daim
el lazuardi daim Wiraswasta

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Ramadan dan Kewajiban Menjaga Lisan

16 Maret 2024   21:07 Diperbarui: 17 Maret 2024   10:30 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Ramadan dan Kewajiban Menjaga Lisan
Ilustrasi menjaga lisan. Foto: Aaron Amat/iStockphoto/Geety Images/detik.com

Puasa Ramadan tak hanya mengajarkan tentang menahan lapar dan dahaga di siang hari, tapi juga melatih diri menjaga lisan. Seberapa pentingkah kewajiban menjaga lisan dan bagaimana kaitannya dengan puasa Ramadan ?

Ya, menjaga lisan di saat puasa Ramadan adalah sebuah keharusan. Bukan untuk menentukan sah atau tidaknya puasa yang dilakukan. Tapi, menjaga lisan akan memberi pengaruh pada kualitas dan kesempurnaan ibadah puasa itu sendiri.

Setidaknya ada alasan kenapa penting bagi kita untuk menjaga lisan ketika berpuasa.

1. Menjaga lisan disaat berpuasa adalah sebuah kewajiban

Meskipun tidak disebutkan secara gamblang, namun sejatinya menjaga lisan disaat berpuasa adalah sebuah kewajiban. Hal ini bisa kita lihat dari redaksi hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dan Hakim.

Dalam hadis itu disebutkan Nabi bersabda bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menjaga diri dari perkataan kotor dan sia-sia. Bila dicela atau dihina seseorang, katakan bahwa " Aku sedang berpuasa."

Ya, dari keterangan hadis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menjaga lisan disaat berpuasa adalah sebuah keharusan dimana kita dilarang berkata kotor atau yang tidak berguna. Serta anjuran tidak  membalas penghinaan atau perlakuan tidak baik dari seseorang dengan mengatakan " Aku sedang berpuasa."

2. Menjaga lisan untuk meningkatkan kualitas puasa.

Meskipun sama-sama melaksanakan puasa, namun tiap orang tidak mendapatkan kualitas yang sama dari puasa yang dilakukannya. Ada yang levelnya biasa saja, dan ada yang istimewa.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan ada tiga tingkatan orang yang berpuasa. Yakni tingkatan orang awam, tingkatan orang khusus dan orang yang sangat khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun