Riduannor
Riduannor Guru

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tamim Ad-Dari dan Rahasia Pulau Terlarang

29 Maret 2024   21:41 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:25 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tamim Ad-Dari dan Rahasia Pulau Terlarang
Cover Story Cerpen Tamim Ad-Dari dan Pulau Terlarang diolah menggunakan Canva | Dokumen pribadi

Di balik kabut misteri yang menyelimuti lautan, Sang Nakhoda terlihat tenang. Ia mengamati arah kapal yang tengah terombang-ambing ditengah lautan. Kapalnya yang sudah renta juga tertiup angin dan ombak besar. 

Ditengah lautan yang pekat, kapal itu berlayar bagai hantu dalam kegelapan, hanya gemerlap bintang sebagai penerang jalannya. Terdengar percakapan di dek kapal, sang pimpinan bercakap-cakap dengan beberapa anak buahnya. 

"Sudah 28 hari kita terombang-ambing ditengah lautan, sementara jalan menuju jazirah Arab belum juga kita temukan. Tetaplah kuat saudara-saudaraku, kekuatan iman kita sedang di uji." Kata Sang pimpinan kapal sambil memutar roda kemudi.

"Benar Tamim, kita sudah melalui badai demi badai, dan yakinlah kita akan melewatinya lagi." Sahut Anak buahnya. 

Lelaki yang disebut Tamim itu adalah Tamim Ad-Dari. Ia dulu seorang Pendeta Nasrani, yang tinggal di selatan Palestina. Sebuah desa yang dikuasai oleh keluarganya dari klan Bani al-dar.

"Sampai saat ini, kita belum bertemu satu pulau pun. berdoa saja, semoga kita diberikan jalan oleh Allah, dan segera bertemu daratan." Kata tamim Ad-Dari menguatkan teman-temannya. 

***

Ilustrasi Kapal perahu Tamim Ad-Dari sedang berlayar ditengah lautan diolah menggunakan Canva | Dokpri
Ilustrasi Kapal perahu Tamim Ad-Dari sedang berlayar ditengah lautan diolah menggunakan Canva | Dokpri

Tamim Ad-Dari berlayar bersama 30 orang kru kapal dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Ia beserta rombongannya memeluk Islam, setelah mendengar dakwah Rasulullah di Madinah, pada tahun ke-9 Hijriyah.

Hingga pada akhirnya, saat matahari terbenam dan langit berwarna jingga, mereka melihat bayangan sebuah pulau. Pulau itu tidak tercatat dalam peta manapun.  Seolah-olah tersembunyi oleh kabut tebal yang misterius.

"Alhamdulillah, akhirnya kita bisa menemukan sebuah pulau. Tapi pulau ini terasa begitu asing, Apa diantara kalian pernah singgah dipulau tersebut?." Tanya Tamim Ad-Dari pada kru kapal, yang merupakan bagian anak buahnya.

"Tidak pernah ya Tamim. Pulau ini rasanya juga tidak tercatat di dalam peta yang kita bawa?." Sesaat kemudian mereka terdiam. Hening. Sesunyi lautan yang tengah mereka arungi.

"Bagaimana kalau kita mendaratkan disana. Siapa tahu ada penduduk yang menghuni pulau tersebut. " Kata Tamim Ad-Dari diliputi rasa ingin tahunya.

***

Akhirnya mereka semua memutuskan untuk mendarat di pulau misterius tersebut. Pulau itu sunyi, hanya dihuni oleh suara angin yang berbisik  dan desauan daun-daun. Mereka berjalan melalui hutan lebat.

"Pulau ini rasanya tidak pernah disentuh oleh manusia. Mungkin kita semua adalah orang yang pertama kali, menginjakkan kaki di pulau ini." kata Tamim Ad-Dari dengan suara pelan. 

Tamim Ad-Dari beserta 30 orang kru kapal dibuat penasaran. Mereka terus berjalan memasuki pulau asing tersebut. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah bangunan tua yang terlupakan waktu.

Namun, begitu terkejutnya mereka ditengah perjalanan di pulau misterius tersebut, mereka bertemu dengan sesosok makhluk yang aneh.

***

Makhluk aneh tersebut berdiri tepat di depan Tamim Ad-dari dan kru kapalnya. Tubuhnya ditutupi oleh bulu yang sangat lebat, berwarna putih kecoklatan. Begitu tebal, sehingga sulit untuk melihat bentuk tubuhnya yang sebenarnya. Dan yang tambah aneh, sulit membedakan mana bagian depan dan belakang makhluk tersebut.

"Celakalah kamu, Kamu ini siapa?." tanya Tamim Ad-dari, sambil memandang makhluk tersebut. 

" Aku adalah Jassasah!." jawab makhluk tersebut.

"Jassasah, apakah kamu bangsa hewan atau bangsa Jin?." tanya Tamim Ad-Dari lagi.

Terjadi dialog antara Tamim Ad-Dari dan makhluk tersebut. Ternyata makhluk tersebut bisa berbicara layaknya manusia. mahkluk tersebut terlihat misterius, seperti misteriusnya pulau tersebut.

"Apakah ada manusia, atau makhluk lain yang menghuni pulau ini, selain kamu?." tanya Tamim ad-dari.

"Ada, wahai manusia. Mari ikut aku!." ajak makhluk aneh tersebut. 

Tamim Ad-Dari sempat ragu dan takut, ia menyangka makhluk tersebut adalah setan. Namun, sejurus kemudian ia mengikuti langkah makhluk aneh tersebut, diikuti oleh kru kapal.

***

Meski diliputi rasa takut, kalau-kalau makhluk ini adalah setan, tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya. Mereka mengikuti Jassasah sampai kesebuah Gereja yang sudah tua umurnya.

Dengan langkah yang berat mereka memasuki bangunan tua yang gelap dan kotor tersebut. Terlihat sosok seorang laki-laki yang matanya memancarkan kebencian dan kekuatan yang menakutkan.

Mereka tambah merasa takut, jangan-jangan ini adalah iblis laknatullah. Namun Tamim ad-dari berusaha tenang. Ia tidak ingin terlihat takut didepan manusia terbelenggu tersebut.

"Selamat datang di pulau ini, wahai pengendara perahu dari negeri jauh. Bagaimana kabar diluar sana?." tanya manusia terbelenggu tersebut. Apakah sudah ada seorang Nabi ditengah kalian. Seorang yang Ummiyin , dan kaumnya memeranginya?."

"Kabar kami baik-baik saja diluar sana. Ia benar, ditengah kami sudah datang seorang Nabi  yang Ummi (buta huruf) dari bangsa arab, dan kaumnya memeranginya." Jawab Tamim Ad-dari.

***

"Bagaimana dengan kebun Kurma Baisan?, Apakah masih menghasilkan buah?." tanya manusia terbelenggu tersebut lagi.

"Masih, masih. Kebun Kurma Baisan masih berbuah dengan lebatnya." jawab Tamim Ad-Dari. 

Manusia raksasa tersebut menyeringai. Ia menatap tajam kepada Tamim Ad-dari beserta kru kapalnya. 

"Apakah danau thobariyah (teberias) masih banyak airnya?. Dan apakah juga mata air Zughor masih digunakan untuk bertani?." tanyanya lagi. 

Tamim Ad-dari menjawab pertanyaan manusia terbelenggu tersebut dengan jelas. Ia menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh manusia misterius tersebut. 

"Baiklah, aku akan menjelaskan kepada kalian, siapa sebenarnya diriku. Ketahuilah oleh kalian, aku adalah Al-Masih Dajjal!." suara manusia raksasa tersebut menggelegar memenuhi ruangan tersebut. 

"Apabila tempat-tempat yang kutanyakan tadi, sudah tidak mengalirkan air. Dan kebun Kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan Nabi kalian yang berasal dari Bangsa Arab itu telah diutus. Maka, dengan izin-Nya aku akan terbebas dari belenggu ini. Dan bila tanda itu satu persatu muncul, maka belenggu ini satu persatu akan terlepas dari anggota tubuhku." jelas Manusia, bergelar Al-masih Dajjal.

"Nanti, aku akan memasuki setiap negeri. Tak satupun negeri yang tidak kudatangi, kecuali  dua tempat, yaitu Mekkah dan Madinah. Aku akan berkeliling dunia, dalam 40 malam. 

***

Ilustrasi Kapal Tamim Ad-Dhari sedang berlayar diolah menggunakan Ai Bing | Dokumen Pribadi
Ilustrasi Kapal Tamim Ad-Dhari sedang berlayar diolah menggunakan Ai Bing | Dokumen Pribadi

Setelah mereka kembali kedaratan dan sampai di Jazirah Arab. Tamim bergegas menemui Nabi Muhammad SAW, dan menceritakan pengalamannya bertemu dengan sosok manusia yang menyebutkan dirinya sebagai Almasih Dajjal. 

Dajjal merupakan sosok manusia yang akan menjadi fitnah bagi Umat manusia nanti diakhir zaman. Dia akan datang ketika umur dunia sudah mendekati kiamat. 

Kisah pertemuan Tamim Ad-Dari bersama kru kapalnya dengan Dajjal menjadi penanda dan peringatan dari umat Islam secara khusus dan Umat manusia secara keseluruhan.

Diceritakan dari generasi-kegenerasi, pengingat akan datangnya hari-hari yang akan datang, seperti apa yang telah diberitakan oleh Tamim Ad-Dari dan diperkuat lagi oleh Rasulullah SAW melalui hadits-haditsnya tentang manusia penyesat bernama Dajjal, yang akan menguji keberanian dan Iman manusia. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun