Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Manfaat Makan Pepaya Setelah Kalap Melahap Hidangan Lebaran
Asalkan tidak berlebihan, makan teratur tepat pada waktunya selama berpuasa sebulan lalu dapat menjadi gaya hidup sehat. Badan terasa lebih ringan, baik bobot ataupun dalam makna tidak terbebani dengan masalah kesehatan.
Bukan sekadar perasaan. Dalam dua pekan sebelum berakhirnya bulan ramadhan, badan tidak lemas. Tidak merasa lapar atau haus. Segar, kuat bagaikan tidak sedang berpuasa, kendati sedang melakukan kegiatan olahraga ringan.
Bedanya, saya tidak bisa jajan pada kegiatan rutin jalan kaki setiap hari sebelum matahari meninggi.
Kemudian tiba hari kemenangan. Pada momen Idul Fitri bergelimang hidangan serba enak. Lebih penuh ruah daripada makanan pada hari biasa, baik kuantitas maupun kualitas. Makanan khas lebaran: ketupat, aneka kue, minuman manis, masakan dari daging atau ayam, dan sebagainya.
Saat Idul Fitri bisa saja kita kalap melahap makanan lebaran yang umumnya tinggi karbohidrat, tinggi kandungan gula, dan segala jenis daging yang tergolong rendah atau tidak mengandung serat itu. Daging menyimpan banyak protein dan lemak. Protein dan lemak lebih sulit dan lebih lama dicerna daripada karbohidrat.
Berlebihan mengonsumsi makanan tersebut dapat memicu gangguan pencernaan dan konstipasi. Untuk itu perlu makan makanan penyeimbang.
Baca juga: Penyeimbang Olahan Daging dan Bersantan pada Lebaran
Sebagian orang lupa menambahkan makanan penyeimbang di dalam menu makan lebaran, atau segera mengonsumsinya sesudahnya. Padahal ada satu buah mudah diperoleh, juga berharga murah, yang dapat mengimbangi asupan makanan tidak/kurang serat.
Pepaya (Carica papaya L.), buah yang diduga berasal dari Meksiko ini bermanfaat melancarkan pencernaan, juga dapat mengatasi sembelit, berkat enzim-enzim yang terdapat di dalamnya. Daging buah matang berwarna kemerahan, mengandung papain, glycyl endopeptidase, caricain, dan chymopapain.
Enzim papain membantu proses pemecahan protein di dalam tubuh menjadi peptida dan asam amino. Enzim-enzim itu juga dapat menyembuhkan luka pada permukaan lapisan sistem pencernaan
Selain bermanfaat melancarkan sistem pencernaan, pepaya mengandung nutrisi yang berkhasiat baik bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin A, B, C, E, dan K. Di dalamnya juga terdapat antioksidan Likopen, serat, kalsium, potasium, folat, magnesium.
Oleh karena itu, selain mengatasi sembelit, buah manis ini juga berkhasiat:
- Menjaga sistem imun.
- Membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
- Merawat kesehatan mata, kulit dan rambut.
Tidak hanya buahnya, daun pepaya juga enak dimakan, dan diperkirakan mampu menaikkan trombosit dalam darah lebih cepat bagi penderita demam berdarah.
Tanaman yang kemudian menyebar ke daerah tropis ini, buahnya banyak dijual di pasar tradisional, supermarket, hingga lapak pinggir jalan.
Pada hari ketiga bulan Syawal saya mencari buah pepaya, sebagai satu pilihan penyeimbang konsumsi olahan daging. Di pinggir jalan terlihat penjual pepaya sudah menggelar dagangannya. Baru buka. Dua hari lebaran ia tutup.
Buah pepaya matang berbentuk lonjong berbobot sekitar 2 kilogram tersebut, ditebus seharga Rp 15 ribu. Dagingnya manis. Ada beberapa cara untuk mengonsumsinya:
- Bisa dimakan begitu saja sebagai buah meja setelah membuang biji dan kulitnya.
- Dipotong persegi, diletakkan di piring saji, lalu dikucuri jeruk nipis. Gabungan dari rasa manis alami buah pepaya dengan asam jeruk terasa lebih menyegarkan. Cocok dijadikan camilan saat cuaca panas.
- Dibuat jus, dikombinasikan dengan buah segar dan bahan lainnya. Tergantung selera
Jadi, buah yang mudah didapat dengan harga relatif murah ini banyak khasiatnya bagi kesehatan tubuh, terutama bagi sistem pencernaan.
Setelah pada lebaran perut kita bergelimang makanan tidak atau kurang berserat, maka ada baiknya mengonsumsi buah pepaya matang yang menyegarkan. Bermanfaat sebagai penyeimbang. Juga agar tidak ada hambatan di dalam sistem pencernaan.
Rujukan: 1