Tophak Ladheh, Hidangan Istimewa Resep Warisan Keluarga
Masakan daging sapi berkuah tanpa santan itu disajikan bersama: potongan ketupat, kacang panjang matang, bur o bur, perasan air jeruk nipis, bawang putih goreng, sambal rawit, dan kerupuk.
Bur o bur berarti taburan. Terdiri dari sambel tampes, espaes (kelapa parut berbumbu yang dikukus mirip bumbu urap), bubuk kedelai.
Sambel tampes mirip kentang mustofa, tapi irisan kentang goreng disangrai bersama daging udang dihaluskan dan bumbu-bumbu.
Aslinya masakan ini disajikan pada tellasen topak, berarti lebaran ketupat, yang diadakan setelah melakukan puasa syawalan.
Tellasen topak dengan hidangan topak ladheh merupakan tradisi turun temurun di masyarakat Bangkalan, Madura.
Barangkali keluarga yang menyebar menyajikan topak ladheh tidak pada hari ke-7 hari setelah Idulfitri. Sebagian, termasuk di keluarga saya, menyantap hidangan ini pada hari lebaran.
Hidangan yang hanya ada setahun sekali. Bikinnya pun rumit dan butuh waktu lama.
Topak ladheh berasal dari kata "topak", yang berarti ketupat, dan ladheh.
Ladheh (dengan penekanan pada huruf "dh" saat dilafalkan. Kadang ditulis memakai "d") adalah masakan daging dengan kuah, yang terbentuk dari kelapa parut disangrai bersama bumbu genak (artinya: lengkap/komplet).
Ke dalam kuah tidak sedikit pun ditambahkan bubuk penyedap buatan (micin, royco, dan sejenisnya). Kuah sudah sangat kaya rasa karena bumbu sangrai.