RAMADAN Pilihan

Tradisi Syawalan di Hari Raya Lebaran Idul Fitri

18 April 2024   22:58 Diperbarui: 29 April 2024   10:41 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Syawalan di Hari Raya Lebaran Idul Fitri
Doc. pemuda08

Setiap tahun, seluruh umat Muslim merayakan Idul Fitri sebagai momen kemenangan setelah sebulan berpuasa. Di tengah suka cita perayaan ini, tradisi syawalan menjadi bagian tak terpisahkan yang menghadirkan rasa kebersamaan, kebahagiaan dan persaudaraan di antara sesama.

Tradisi syawalan merupakan salah satu momen yang paling dinanti-nantikan oleh umat Muslim di. Di tengah sukacita perayaan Idul Fitri, tradisi syawalan menambah rasa kehangatan, kebersamaan, dan kebahagiaan yang mendalam di antara satu sama lain.

Setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan, Idul Fitri adalah momen kemenangan bagi umat Muslim. Ini adalah saat di mana mereka merayakan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Namun, kegembiraan tidak hanya berhenti setelah Idul Fitri berlalu; tradisi syawalan memperpanjang semangat perayaan dan memberikan momen yang tak terlupakan bagi umat Islam.

Tradisi syawalan melibatkan berbagai kegiatan yang mempererat ikatan sosial dan persaudaraan di antara sesama Muslim. Salah satu tradisi yang paling umum dilakukan adalah berkunjung ke rumah keluarga, teman, dan tetangga untuk saling bermaaf-maafan dan mengucapkan selamat Idul Fitri. Dalam suasana yang penuh dengan senyuman dan pelukan, tradisi ini menciptakan ikatan yang lebih erat di antara anggota masyarakat.

Di balik keceriaan tradisi syawalan, terdapat beberapa makna yang mendalam. tradisi ini mendorong hubungan sosial dan persaudaraan yang erat di antara sesama Muslim. Selama bulan Ramadan, orang-orang mungkin sibuk dengan ibadah pribadi dan terkadang tidak memiliki cukup waktu untuk berinteraksi secara sosial. Namun, tradisi syawalan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkumpul, saling memaafkan, dan mempererat tali persaudaraan.

Tidak hanya itu, hari raya juga sering kali menjadi waktu untuk mengenakan pakaian baru atau pakaian khusus. Banyak umat Muslim memilih untuk mengenakan pakaian terbaik mereka saat merayakan Idul Fitri dan tradisi syawalan, menciptakan suasana yang meriah dan penuh warna di tengah-tengah perayaan.

Secara keseluruhan, tradisi syawalan merupakan momen yang indah dan bermakna bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ini adalah waktu untuk merayakan persatuan, kebersamaan, dan rasa syukur atas nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT.

Selain makna-makna yang telah disebutkan sebelumnya, tradisi syawalan juga mencerminkan aspek-aspek budaya dan kearifan lokal yang beragam di berbagai belahan dunia tempat umat Muslim tinggal.

Di desa kami. Setiap satu tahun sekali pada saat perayaan hari raya idhul fitri semua warga berkumpul di halaman balai desa untuk melakukan syawalan dan halal bihalal. 

Tidak hanya warga biasa, para tokoh masyarakat juga turut hadir dalam tradisi syawalan ini. Dalam suasana yang penuh kehangatan, para tokoh masyarakat duduk bersama dengan warga, berbaur dalam kebersamaan tanpa memandang perbedaan status atau jabatan.

Doc. Pemuda08
Doc. Pemuda08

Tradisi syawalan di desa bukan hanya sekedar acara keagamaan, namun juga menjadi momentum bagi seluruh masyarakat untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan mempererat tali persaudaraan. ada nilai-nilai kebersamaan, dan gotong royong yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di desa.

Tak hanya umat muslim saja yang mengikuti tradisi syawalan. Di desa kami, tradisi syawalan tidak mengenal batas agama. Meski mayoritas penduduknya beragama Islam, namun warga non-Muslim juga ikut berpartisipasi dalam perayaan ini dengan penuh suka cita dan antusias.

Keikutsertaan warga non-Muslim dalam tradisi syawalan ini menjadi bukti semangat kebersamaan dan toleransi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat desa. Mereka hadir bukan sebagai pengamat, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang saling mendukung dan menghormati. Dalam suasana kebersamaan, perbedaan agama tidak lagi menjadi penghalang untuk merayakan kebahagiaan bersama.

Para tokoh masyarakat juga memperkuat semangat kebersamaan ini dengan mendukung partisipasi non-Muslim dalam tradisi syawalan. Mereka membuka pintu lebar-lebar, menyambut setiap individu dengan hangat, tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan. Di bawah naungan tradisi syawalan, semua merasa diterima dan dihargai, mengingatkan kita akan pentingnya membangun perdamaian dan persatuan di tengah perbedaan.

Saya juga sempat bertanya dengan teman saya yang bernama Brian sebagai non muslim yang ikut merayakan syawalan di hari raya idhul fitri ini. Dia berkata " tradisi syawalan adalah kesempatan untuk merayakan kebersamaan dan persaudaraan dengan teman-teman yang beragama Islam. Meskipun saya tidak beragama Islam, saya menghargai nilai-nilai solidaritas dan toleransi yang tercermin dalam tradisi syawalan ini."

Makan Bersama dengan warga juga menjadi tradisi di kampung saya dengan menu makanan bakso. Makan bakso bersama juga menjadi momen untuk berbagi cerita dan canda tawa di antara tetangga dan teman-teman. 

Di meja makan yang dipenuhi dengan aroma bakso yang harum, kita semua duduk bersama dalam suasana yang hangat dan akrab, bercerita tentang pengalaman kita selama bulan Ramadan, berbagi kebahagiaan atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa, dan saling bertukar ucapan selamat Idul Fitri.

Doc. Pemuda 08
Doc. Pemuda 08

Tradisi makan bersama dengan bakso saat syawalan tidak hanya sekedar mengenyangkan perut, tapi juga mempererat hubungan sosial dan kebersamaan di antara seluruh warga desa. Di bawah naungan tradisi ini, tidak ada batasan agama maupun latar belakang, semua bersatu dalam semangat

persaudaraan dan gotong royong. Maka, setiap tahun, momen makan bersama dengan bakso selalu menjadi bagian yang paling dinanti dan menyenangkan dalam perayaan syawalan di desa kami.

Setelah makan bersama warga melakukan halal bihalal dengan membaca ikrar syawalan terlebih dahulu halal bihalal menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan syawalan di desa kami. 

Sebelum memulai sesi halal bihalal, warga berkumpul dalam keheningan untuk membacakan ikrar syawalan. Dengan penuh kesungguhan, mereka berdiri bersama dan membacakan ikrar syawalan sebagai tanda komitmen untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan antar sesama.

Doc. pemuda08
Doc. pemuda08

 Setelah pembacaan ikrar. Warga saling, berjabat tangan, dan bertukar salam Idul Fitri serta saling bermaafan. Saling memaafkan adalah inti dari tradisi halal bihalal, dimana setiap kesalahan dan ketidaksempurnaan di masa lalu ditinggalkan, dan setiap hubungan dijalin kembali dengan tulus.

Dalam tradisi halal bihalal, tidak ada yang terlupakan. Tua, muda, kaya, miskin, semua berbagi kebahagiaan dan kehangatan dalam suasana yang penuh dengan rasa syukur dan kesederhanaan. Sebuah momen yang mengingatkan kita akan pentingnya saling memaafkan, menghormati, dan menyatukan jiwa di tengah perbedaan.

Setelah semua orang saling memaafkan dan bersilaturahmi, para warga Kembali ke rumah masing masing untuk berkumpul dengan keluarga masing masing, beberapa warga dan pemuda desa melakukan kerja bakti untuk membersihkan halaman balai desa agar Kembali bersih seperti semula.

Perayaan syawalan di desa kami merupakan momen istimewa dimana kebersamaan, kebahagiaan, dan persaudaraan merajut erat hubungan antar warga. Tradisi syawalan, mulai dari makan bersama dengan hidangan bakso yang lezat hingga momen penuh makna halal bihalal, tidak hanya menjadi bagian dari perayaan keagamaan, namun juga menjadi cerminan semangat gotong royong dan toleransi yang tinggi di masyarakat desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun