Siasat Puasa di Tengah Pandemi dengan KOJIMA
Puasa di tengah pandemi Covid-19 sungguh berat. Bulan Ramadan yang kembali jatuh di tengah situasi pelik. Sengkarut persoalan yang mengemuka dalam banyak rupa. Dari soal ekonomi hingga isu kesehatan. Menyasar dari individu, rumah tangga sampai lingkup negara-bangsa.
Walau demikian, tidak ada alasan untuk tidak berpuasa. Sebagai sebuah panggilan keagamaan, puasa merupakan tuntutan. Untuk itu, para pemeluk teguh perlu bersiasat. Dengan akal budi dan kesadarannya mengupayakan agar tantangan seberat apapun tidak sampai membuat seseorang takluk. Angkat tangan bukan pilihan terpuji seorang beriman.
Pandemi Covid-19 membuat isu kesehatan, terutama sistem imun begitu penting. Imun tubuh yang kuat menjadi senjata ampuh melawan berbagai penyakit infeksi. Seseorang yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang kokoh akan memiliki respon imun yang baik dengan segera memproduksi antibodi saat antigen terdeteksi.
Petuah Sang Nabi
Berpuasa adalah sebuah kewajiban. Namun menjalani bulan Ramadan dengan gaya hidup sehat adalah pilihan. Tidak sedikit yang jatuh dalam pilihan yang keliru. Dampaknya pun terasa sehingga pada gilirannya menjadikan momen Ramadan sebagai kambing hitam.
Padahal, Nabi Muhammad sudah memberi jalan. Sang Nabi sudah jauh-jauh hari mempelopori gaya hidup sehat. Ia menunjukkan bagaimana menjalani hari-hari dalam keseimbangan. Salah satu sabda-Nya berbunyi, "Wadah terburuk yang harus diisi adalah perut, tapi sisakan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara."
Apa yang dikatakan itu kemudian mewujud dalam praktik. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran alami misalnya. Kemudian dalam perkembangan apa yang disabdakan itu dikonfirmasi secara medis. Kesehatan jantung, tulang, pencernaan, hingga penyakit berbahaya seperti kanker sebagai fokus perhatian masyaraka modern hanya bisa tercapai di antaranya dengan dengan mengedepankan makanan yang sehat dan alami.
Dalam konteks puasa, Sang Nabi pun sudah memberi pedoman. Apa yang sebaiknya tersaji di piring kita saat berbuka puasa dan sahur.
Pertama, kurma. Melansir thenationalnews.com, tumbuhan bernama Latin phoenix dactylifera itu disebutkan 22 kali dalam Alquran. Menurut Hadis, Sang Nabi biasa berbuka puasa dengan kurma dan air.
"Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air" - HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576).
Ternyata, kurma memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Sebiji kurma mengandung sejumlah vitamin dan mineral, kaya serat alami terbaik bagi sistem pencernaan, dan mengandung antioksidan yang tinggi. Sejumlah masalah seperti sembelit, gangguan usus, keluhan jantung, anemia, diare, dan berbagai penyakit lainnya bisa teratasi.
Melansir healthline.com, 100 gram kurma memberikan nutrisi kalori (281 Kkal), karbohidrat (75 gram), serat (7 gram), protein (2 gram), kalium (20% dari RDI), magnesium (14% dari RDI), dan vitamin B6 (12% dari RDI)
Kedua, madu.
Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (QS. An-Nahl: 69)
Demikian sabda Allah Swt. tentang arti penting madu sebagai obat mujarab. Salah satu Hadis menegaskan hal tersebut. Bunyinya, "Jika seseorang makan madu, seribu obat masuk ke perutnya dan sejuta penyakit akan keluar."
Sudah sejak ribuan tahun lalu khasiat madu dikenal manusia. Sebuah temuan yang dipublikasikan dalam Iranian Journal of Basic Medical Sciences tahun 2013 menyebutkan madu telah digunakan oleh manusia sejak 8.000 tahun lalu.
Orang Mesir dan Sumeria menggunakan madu mentah sebagai makanan dan obat. Dalam perkembangannya, madu dihargai tinggi. Untuk mendapatkan sebotol madu mentah dari Timur Tengah misalnya, orang rela membayar dalam jumlah besar. Mutu, kualitas, dan terutama khasiat penyembuhan membuat madu mendapat tempat tersendiri.
Dalam perkembangan, kemujaraban madu itu dipertegas oleh berbagai penelitian ilmiah. Sebuah studi oleh American Academy of Paediatrics yang melibatkan 300 anak dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas menemukan bahwa madu mengurangi batuk di malam hari dan sulit tidur.
Dalam praktik selanjutnya, madu kerap menjadi pilihan sebagai obat alami untuk iritasi tenggorokan. Selain itu, madu mengandung antioksidan dan flavonoid yang mendukung kesehatan otak.
Di bidang kesehatan, madu diandalkan dalam perawatan kecantikan, seperti menghilangkan jerawat dan disinfektan pada luka bakar. Sebuah studi tahun 2005 yang diterbitkan dalam The British Journal of Surgery menemukan bahwa sebagian besar peserta yang menderita luka dan ulkus tungkai merasa lega dan membaik dengan penggunaan madu secara topikal.
Rekomendasi Sahur dan Buka Puasa
Hal penting diperhatikan selama berpuasa adalah tetap terhidrasi dan tubuh kembali terisi dengan asupan nutrisi. Ada banyak pilihan menu sahur dan buka puasa yang bisa dicoba. Madu dan kurma misalnya bisa menjadi pilihan.
Pertama, bila kurma bisa dikonsumsi saat berbuka puasa, madu cocok menjadi pengganti gula. Ini sungguh menjadi pilihan yang baik bagi penderita diabetes. Glukosa dalam madu diserap lebih cepat dari sumber gula lainnya. Ia bisa ditambahkan pada sejumlah makanan olahan selama Ramadan.
Kita kerap menggunakan sirup gula sebagai makanan penutup selama Ramadan. Padahal, sirup gula berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk itu mengganti gulas dengan madu untuk mendapatkan rasa manis justru lebih menyehatkan. Rasa manis didapat, kesehatan terjaga, energi tercukupi. Kandungan fruktosa dalam madu yang diserap lebih lambat memberikan energi berkelanjutan bagi tubuh.
Kedua, pentingnya madu dan kurma bagi kesehatan, terutama selama ramadan tak diragukan lagi. Dibutuhkan amunisi pendukung untuk memastikan bulan puasa bisa dilalui dengan lancar.
Pandemi Covid-19 membuat isu kesehatan, terutama sistem imun begitu penting. Imun tubuh yang kuat menjadi senjata ampuh melawan berbagai penyakit infeksi. Seseorang yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang kokoh akan memiliki respon imun yang baik dengan segera memproduksi antibodi saat antigen terdeteksi.
Bagaimana bila semua itu sudah tertangkup dalam kebaikan KOJIMA? Tentu ini menjadi sebuah kabar gembira. Suplemen vitamin alami dengan tiga kebaikan yakni korma, jinten hitam (habbatussauda), dan madu.
Terbuat dari ekstrak alami, sejumlah produk tersebut hadir dalam bentuk sirup yang mudah dikonsumsi. Minum 2 kali sehari satu sendok makan sudah lebih dari cukup meningkatkan sistem imun tubuh. Tak perlu khawatir, tak ada efek samping yang bakal ditimbulkan.
Apa saja keunggulan KOJIMA? Penelitian dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, menukil investor.id (8/7/2020), menyebutkan kandungan korma, habbatussauda (jinten hitam), dan madu dalam KOJIMA terbukti sebagai phytonutrient (penambah nutrisi alami).
Ketiganya efektif meningkatkan daya tahan tubuh (immunostimulant) dan sungguh bisa diandalkan dalam keadaan khusus seperti puasa. Kurma mengandung sumber nutrisi penting seperti Vitamin C, B1, B2, A, Niasin, Kalsium, Magnesium dan Zinc. Selain itu, memiliki antioksidan yang tinggi.
Habbatussauda (jintan hitam) atau nigella sativa pun memainkan peran penting dalam julukannya 'penyembuh segala penyakit'. Tergabung dalam kelompok imunostimula fitogenik sangat membantu membentuk dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, berfungsi sebagai anti-bakteri, anti-inflamasi atau anti-infeksi dan antioksidan.
Bisa dibayangkan seperti apa jadinya bila kita bisa mengkonsumsi ketiganya sekaligus? Kombinasi yang apik dan tepat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serentak menambah nutrisi yang penting bagi tubuh.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari produk keluaran PT. Deltomed Laboratories, salah satu perusahaan berbasis herbal terbaik di Indonesia. Produk rekomendasi yang mengandung segenap komponen penting bagi tubuh yang 100 persen herbal dan halal.
Kita bisa meminumnya langsung sesuai takaran dua kali sehari satu sendok makan, atau sebagai campuran makanan atau minuman lain. Tak hanya orang dewasa, anak-anak yang sudah bisa diajak berpuasa bisa ikut merasakan khasiat KOJIMA.
Bagaimana mendapatkan KOJIMA? Sangat mudah. Anda bisa membelinya di minimarket terdekat, sejumlah supermarket dan hypermarket. Selain itu, KOJIMA juga tersedia di online store dengan nama toko "Deltomed store" (official Store) yang sudah ada di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli.
KOJIMA hanya memiliki varian rasa. Namun disajikan dalam sejumlah varian kemasan/ukuran. Ada KOJIMA botol isi 280ml, stickpack dalam dus isi 10 stickpack, dan stickpack dalam dus isi 5 stickpack
Pilihan yang jatuh pada KOJIMA tentu tak keliru. Justru menjadi tanda kita bersiasat jitu untuk menjalani hari-hari penuh tantangan, berpuasa di tengah pandemi.
Jadi teringat nas ini:
"Dari perut mereka keluar minuman
Bervariasi warna dimana penyembuhan bagi umat manusia.
Sesungguhnya dalam hal ini memang tanda bagi orang yang berpikir. "
[Al-Quran 16: 68-69]
Selamat menikmati KOJIMA!