charles dm
charles dm Freelancer

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Paus Yohanes Paulus II, Idul Fitri, dan 4 Langkah Memaafkan

29 April 2023   23:47 Diperbarui: 29 April 2023   23:50 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Yohanes Paulus II, Idul Fitri, dan 4 Langkah Memaafkan
Mendiang Paus Yohanes Paulus II bertemu Mehmet Ali Agca, calon pembunuhnya di penjara Rebibbia Roma, tahun 1983: foto Daily Mirror via Kompas.com

Bagaimana bila itu terjadi pada hal-hal besar seperti contoh Paus Yohanes Paulus II dan melibatkan orang yang sama sekali tidak dikenal, bahkan dianggap sebagai musuh yang jelas-jelas mengancam nyawa?

Memaafkan itu sungguh menantang. Terkadang kita salah memahami arti memaafkan itu.

Ada yang menganggap memaafkan berarti dengan sendirinya melupakan apa yang terjadi dan menyepelehkan masalah yang terjadi. Juga dianggap memberikan keuntungan kepada orang lain secara cuma-cuma.

Memaafkan sesungguhnya adalah memilih untuk melepaskan kemarahan, sakit hati, dan keinginan untuk balas dendam.

Tidak hanya itu. Justru memaafkan itu dengan sendirinya membantu diri sendiri. Membuat si pemberi maaf itu sembuh dari sedih, kecewa, benci, dan berganti menemukan kedamaian.

Bila tidak memaafkan, maka luka batin itu tidak akan tertutup, apalagi sembuh. Malah akan berpengaruh ke berbagai bidang kehidupan orang tersebut.

Beberapa dampak dari memendam amarah dan dendam antara lain: menjadi temperamental bahkan dengan orang-orang terdekat, sulit "move on" untuk membangun hubungan yang baru, malah bisa berdampak buruk bagi kesehatannya.

Sebuah penelitian tahun 2016, menyebutkan maaf sangat membantu mengurangi stres. Stres itu dipicu oleh kemarahan dan kebencian yang menstimulus tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Berkurangnya stres dengan sendirinya menghindarkan diri dari ketegangan otot, masalah jantung, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh,

Sebaliknya akan menggerek kualitas hidup. Kurangnya kecemasan, tidur lebih baik, kesehatan emosional lebih baik, dan empati terhadap orang lain semakin tebal.

Dari sebuah pengalaman memaafkan kita akan belajar dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun