Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Insinyur

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jangan Rusak Kebahagiaan Idul Fitri Dengan Mengobrolkan 3 Hal Ini

29 April 2022   22:23 Diperbarui: 29 April 2022   22:28 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Rusak Kebahagiaan Idul Fitri Dengan Mengobrolkan 3 Hal Ini
Ilustrasi: istockphoto.com

Lebaran sudah di depan mata, libur panjang idul fitri sudah di mulai. Sebagian di antara kita mungkin sudah ada yang melakukan mudik ataupun perjalanan libur bersama keluarga atau mungkin ada juga di antara kita yang tidak kemana-mana alias di rumah saja. 

Namun, apapun yang kita lakukan dalam mengisi momen idul fitri kali ini, satu hal yang tidak bisa lepas dari tradisi kita adalah jalinan silaturahmi baik itu dengan kerabat keluarga, tetangga, kolega atau relasi di pekerjaan, yah sudah menjadi tradisi di sebagian besar masyarakat kita untuk saling kunjung mengunjungi (silaturahmi) disamping saling bermaaf-maafan juga saling berbagi kegembiraan dan kebahagiaan di hari yang fitri setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Bagi yang mudik alias pulang kampung, silaturahminya tentu dengan kerabat di kampung yang  lama tidak berjumpa, bagi yang tidak kemana-mana silaturahminya dengan sesama kerabat, handai taulan yang juga tidak kemana-mana, bagi yang memilih pergi liburan tentu akan menjalin silaturahmi bisa melalui saluran telepon atau mungkin nanti sepulangnya dari liburan, yang jelas apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisi silaturahmi kita pasti akan kita isi dengan berbagai macam obrolan yang tentu saja dimaksudkan untuk menambah keakraban dan kegembiraan di antara kita.

Namun, harus kita sadari bahwa tidak semua topik obrolan dapat kita lakukan, karena bisa saja obrolan yang kita maksudkan untuk menambah keakraban atau membuat suasana obrolan menjadi cair dan santai, namun pada akhirnya justru menghasilkan suasana yang sebaliknya. Padahal apapun itu, suasana hari raya ini sudah seharusnya kita isi dengan kegembiraan dan kesukacitaan, menghapus sekat-sekat dan ganjalan-ganjalan yang mungkin sempat ada.

Nah, obrolan seperti apa sih yang asyik untuk diobrolkan di hari raya kali ini? Kalau berbicara obrolan yang asyik untuk dibicarakan tentu banyak topik yang bisa kita angkat, kalau yang sedang mudik tentu akan sangat asyik kalau mengobrolkan tentang pengalaman perjalanan mudiknya. Yang pergi berlibur tentu akan asyik menceritakan perjalanan dan suasana liburnya, yang tidak sedang bepergian alias di rumah saja yah bisa bercerita tentang apa saja yang menarik untuk diobrolkan, namun harus diingat jangan sampai mengobrolkan topik sebagaimana yang akan kita bahas dalam tulisan ini.

1. Sebaiknya jangan membahas masalah politik.

Sama kita tahu dan rasakan serta tak bisa kita pungkiri bahwa gunjang-ganjing politik tanah air agak sedikit sensitif beberapa tahun belakangan ini, pro-kontra atas situasi politik terus saja muncul, tidak saja melibatkan kalangan elit tapi entah mengapa terbawa atau apakah (sengaja) dibawa hingga ke akar rumput yang pada akhirnya menggambarkan kekonyolannya yang salah satunya bisa kita lihat dari 'tragedi' Ade Armando.

Yah, jika bersilaturahmi janganlah mengobrolkan masalah politik, mungkin saja isu atau topik politik itu aktual, menarik, seru dan tidak pernah kering. Namun, itu bisa memicu ke perdebatan yang tidak perlu, apalagi bagi yang berbeda pandangan politik. Bahkan jika sesama pandangan politikpun sebaiknya jangan karena didalamnya pasti akan ada pandangan-pandangan mendeskreditkan pihak yang dianggap lawan dan ini tentu akan menodai makna dari kesucian hari idul fitri yang kita rayakan.

2. Sebaiknya jangan membahas amalan yang kita laksanakan selama bulan Ramadhan.

Sama kita ketahui bahwa ibadah puasa Ramadhan dan termasuk ibadah-ibadah yang ada di bulan Ramadhan itu hanyalah antara hamba dan tuhannya. Jadi sebaiknya apapun amalan-amalan Ramadhan kita cukup hanya kita dan tuhan saja yang mengetahuinya dalam artian bahwa tak perlu kita ceritakan dengan orang lain apalagi jika sampai ada terbersit sedikit niat untuk membanggakan amalan kita.

Yah, mengobrolkan amalan-amalan Ramadhan selain bisa merusak pahala ibadah (riya') bisa juga akan menjadikan kawan mengobrol bersedih, berkecil hati bahkan mungkin jengkel karena tidak bisa melakukan amalan-amalan seperti yang kita lakukan dengan berbagai macam alasannya. Mungkin saja maksud kita memotivasi rekan mengobrol, tapi apa artinya jika bulan Ramadhan itu sendiri sudah berlalu, yang ada bisa saja hanya menjadikan rekan obrol kita kecewa dan lain sebagainya yang bisa menjadikan obrolan yang seharusnya seru, cair dan hangat menjadi kendor dan dingin.

3. Sebaiknya jangan membahas penghasilan atau THR yang diterima.

Tiga tahun belakangan ini, semenjak covid melanda keadaan perekonomian kita sangat tertekan, dan kondisi ini belum sepenuhnya membaik, masih banyak orang-orang yang belum kembali dalam kondisi keuangan yang stabil seperti sebelum covid melanda. Salah satu yang hangat di musim lebaran adalah THR, ini menjadi buah pembicaraan oleh banyak orang. Bagi pekerja tetap baik di pemerintahan maupun di swasta sudah jelas dalam aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mereka mendapatkan tunjangan hari raya atau THR yang besarannya tidak sama antara satu dengan yang lainnya, dalam satu instansi saja berbeda nominalnya karena bergantung dari posisi, lama bekerja, pangkat dll.

Kalau kebetulan kita memperoleh THR dalam jumlah yang cukup besar dan menceritakannya dengan bangga bahwa kita memperoleh sekian kepada rekan yang kebetulan hanya memperoleh THR ala kadarnya atau bahkan mungkin tidak dapat THR karena bukan pekerja di perusahaan yang terdaftar atau bekerja sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah. Mengobrolkan topik penghasilan dan besaran THR di situasi sekarang ini memang sebaiknya jangan dilakukan, karena itu bisa merusak suasana fitri yang sedang kita rayakan.

Nah, dimanapun kita merayakan idul fitri dan liburan idul fitri kali ini, semoga kegembiraan dan kesuciaan hari yang fitri ini dapat kita rayakan dengan penuh keberkahan dan kegembiraan dalam jalinan silaturahmi yang saling terjaga dan semakin erat baik bagi sesama muslim maupun dengan sesama saudara sebangsa dan setanah air.

Selamat Idul Fitri bagi yang merayakannya Taqabballahu minna wa minkum Shiyamana wa shiyamakum Taqabbal yaa karim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun