Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Insinyur

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Lima Persiapan yang Harus Disiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

1 Maret 2024   18:16 Diperbarui: 12 Maret 2024   14:35 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima Persiapan yang Harus Disiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Warga pawai obor dalam rangka sambut bulan Ramadan. Foto: Antara Foto/Fransisco Carollo via KOMPAS.com

4. Mengganti hutang puasa (Qadha)

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengqadha (mengganti hutang puasa) atas puasa yang ditinggalkannya di bulan puasa sebelumnya, ini sama wajibnya dengan berpuasa di bulan Ramadhan itu sendiri. .

Sebagaimana dari hadist dari 'Aisyah RA, yang diriwayatkan dari Imam Muslim, yang artinya "Kami (wanita-wanita muslim) dahulu mengalami haid. Kemudian diperintahkan kepada kami untuk mengganti puasa, dan tidak mengganti sholat."

Dari hadist di atas, maka menjadi salah satu hal yang penting dalam menyambut bulan Ramadhan adalah memastikan bahwa kita telah mengqadha atau mengganti hutang dari puasa yang kita tinggalkan di tahun sebelumnya.

Tentulah tak elok memasuki bulan Ramadhan dengan masih memikul hutang puasa, padahal telah ada sebelas bulan jarak waktu yang bisa kita gunakan untuk mengqadha puasa yang tertinggalkan.

5. Bertaubat atas segala dosa, salah dan khilaf, kepada Allah dan juga sesama manusia.

Memasuki bulan Ramadhan, untuk mendapatkan segala keberkahan dan kemuliaannya kita tentu perlu ketenangan hati dan juga diri. Bagaimana mungkin, seseorang bisa mendapatkan ketenangan hati dan juga diri jika masih membawa beban dosa atas segala perbuatan maksiat yang pernah dilakukan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya: "Bila kamu telah melakukan dosa bahkan hingga dosa tersebut telah sampai ke matahari, namun kemudian kamu bertaubat, maka Allah SWT tetap akan mengampuni dosa-dosamu." (HR. Ibnu Majah).

Tentu taubat yang dimaksudkan disini adalah taubatan nasuha, yaitu taubatan yang sungguh-sungguh, diniatkan dari lubuk hati yang paling dalam dan dengan tekad yang kuat tak akan lagi mengulanginya.

Begitu pula dengan dosa, salah dan khilaf dalam pergaulan bersama kerabat, teman dan siapapun, perlu saling mengikhlaskan untuk memaafkan semua kesalahan yang pernah terjadi. Bagaimana mungkin kita bisa merasakan ketenangan ibadah, jika masih ada hubungan yang mengganjal antar sesama kita.

Dengan taubatan nasuha yang diterima di sisi Allah Subhanahu Wataala, serta telah saling memaafkan antar sesama, kita tentu bisa berharap agar ibadah yang kita kerjakan di bulan suci penuh berkah ini menjadi lebih khusu' dan bermakna. Agar kita keluar dari bulan Ramadhan sebagai pemenang dan menjadi insan yang bertakwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun