Lima Persiapan yang Harus Disiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Tamu agung yang dinanti-nantikan kehadiran dan keberkahannya sebentar lagi akan menjumpai kita umat muslim. Yah, bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan maghfirah tinggal menghitung hari akan menjumpai kita, sudah siapkah kita menyambutnya, mengisinya dan mengambil hikmah darinya?
Pada bulan Ramadhan nilai dari amal ibadah dilipatgandakan, panjatan doa-doa dikabulkan, pintu pengampunan atas dosa, salah dan khilaf dibuka, syaitan-syaitan dibelenggu, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup. Semua itu agar menjadikan kita sebagai insan yang bertakwa, namun tentu untuk mencapai semua itu tidaklah semudah apa yang kita inginkan.
Untuk menyambut dan menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik, tentu kita perlu mempersiapkan diri, bukan hanya persiapan secara fisik tetapi juga persiapan secara mental dan keimanan. Lantas persiapan apa saja yang harus kita lakukan dalam rangka mengisi hari-hari di bulan Ramadhan ini?
1. Membersihkan hati dari sifat-sifat yang tak terpuji.
Perlu kita ketahui bahwa hakikat berpuasa adalah berupaya meneladani sifat-sifat Allah sesuai kemampuan kita sebagai manusia. Allah itu tidak butuh makan dan minum, serta juga tidak memiliki pasangan. Inilah yang diteladani oleh kaum muslim dalam puasanya.
Kemudian bahwa puasa itu dikatakan dalam hadist Rasulullah, Allah berfirman bahwa "Setiap amal anak Adam menjadi miliknya kecuali puasa, ia milik-Ku dan Aku Sendiri yang akan memberi imbalannya" (Shahih Muslim).
Nah, bagaimana mungkin kita bisa meneladani sifat Allah dan memberikan (puasa) yang dikatakan Allah sebagai miliknya, jika didalam hati kita masih ada bersemayam sifat-sifat tidak terpuji seperti hasad, iri, dengki, dendam dan riya'.
Allah itu maha suci, maka hilangkanlah sifat hasad, iri dan dengki dari hatimu. Allah juga maha pengampun dan pemaaf, maka buanglah dendam dari hatimu dengan mengampuni dan memaafkan kepada siapapun yang bersalah kepadamu.
Allah itu maha Esa tidak ada yang boleh menyekutukannya, dan riya' itu syirik kecil, maka hilangkanlah riya' dari hatimu jadikan amalan-amalan Ramadhanmu semata-mata karena Allah dan jalankan sesuai dengan tuntunan syari'at berdasarkan firman Allah SWT.
2. Menambah ilmu tentang amalan-amalan Ramadhan sesuai tuntunan syariat
Meski dijanjikan bahwa semua aktivitas saat berpuasa itu bernilai ibadah, bahkan tidur sekalipun mendapatkan pahala. Namun, harus dipahami bahwa setiap amal ibadah itu tentu ada tuntunannya berdasarkan syariat.
Agar amal ibadah puasa kita diterima tentu kita perlu mempersiapkan diri dengan mencari tahu (belajar) ilmu sebagai tuntunan dalam menjalankan ibadah-ibadah Ramadhan. Sehingga ibadah yang dijalankan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, bukannya mendapatkan kesia-siaan dengan lapar dan haus saja atau bahkan mendapatkan dosa.
Pentingnya ilmu ini sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah dalam HR. Bukhari "Milikilah ilmu sebelum kamu berbicara, beramal dan melakukan aktivitas."
Sesuai hadist ini, maka sebelum melakukan ibadah apapun termasuk ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, kita mesti tahu dan paham terlebih dahulu mengenai dasarnya, perintah dan cara menjalankan ibadah tersebut. Sehingga ibadah yang kita lakukan bukan berdasarkan taklid buta alias ikut-ikutan saja.
3. Memperbanyak doa
Doa adalah senjata kaum Muslim, dan puasa Ramadhan adalah perang melawan hawa nafsu untuk menahan melakukan sesuatu yang bisa merusak amal ibadah puasa. Dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan.
Oleh karena itu, menyambut bulan agung yang penuh dengan berkah dan karunia ini, kita tentu perlu memperbanyak doa. Selain banyaknya pahala yang dilipat gandakan di bulan suci ini, bulan Ramadhan juga dipenuhi dengan banyak godaan dan tantangan baik secara fisik, mental maupun keimanan yang dapat menggagalkan atau merusak amal ibadah Ramadhan kita.
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah untuk menyambut bulan Ramadhan adalah :
"Allahumma ahillahu alaina bil yumni wal imani wassalamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah.
Yang artinya: "Ya Allah jadikanlah hilal (masuknya bulan Ramadhan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah."
Selain itu doa juga menjadi sarana agar terhindar dari api neraka dan terwujudnya segala keinginan dan permohonan, sebagaimana hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Al Haitsami:
"Sesungguhnya Allah SWT akan memerdekakan orang-orang agar terhindar dari api neraka pada hari-hari di bulan Ramadhan, kemudian untuk setiap muslim jika ia berdoa maka pasti Allah kabulkan."
4. Mengganti hutang puasa (Qadha)
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengqadha (mengganti hutang puasa) atas puasa yang ditinggalkannya di bulan puasa sebelumnya, ini sama wajibnya dengan berpuasa di bulan Ramadhan itu sendiri. .
Sebagaimana dari hadist dari 'Aisyah RA, yang diriwayatkan dari Imam Muslim, yang artinya "Kami (wanita-wanita muslim) dahulu mengalami haid. Kemudian diperintahkan kepada kami untuk mengganti puasa, dan tidak mengganti sholat."
Dari hadist di atas, maka menjadi salah satu hal yang penting dalam menyambut bulan Ramadhan adalah memastikan bahwa kita telah mengqadha atau mengganti hutang dari puasa yang kita tinggalkan di tahun sebelumnya.
Tentulah tak elok memasuki bulan Ramadhan dengan masih memikul hutang puasa, padahal telah ada sebelas bulan jarak waktu yang bisa kita gunakan untuk mengqadha puasa yang tertinggalkan.
5. Bertaubat atas segala dosa, salah dan khilaf, kepada Allah dan juga sesama manusia.
Memasuki bulan Ramadhan, untuk mendapatkan segala keberkahan dan kemuliaannya kita tentu perlu ketenangan hati dan juga diri. Bagaimana mungkin, seseorang bisa mendapatkan ketenangan hati dan juga diri jika masih membawa beban dosa atas segala perbuatan maksiat yang pernah dilakukan.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya: "Bila kamu telah melakukan dosa bahkan hingga dosa tersebut telah sampai ke matahari, namun kemudian kamu bertaubat, maka Allah SWT tetap akan mengampuni dosa-dosamu." (HR. Ibnu Majah).
Tentu taubat yang dimaksudkan disini adalah taubatan nasuha, yaitu taubatan yang sungguh-sungguh, diniatkan dari lubuk hati yang paling dalam dan dengan tekad yang kuat tak akan lagi mengulanginya.
Begitu pula dengan dosa, salah dan khilaf dalam pergaulan bersama kerabat, teman dan siapapun, perlu saling mengikhlaskan untuk memaafkan semua kesalahan yang pernah terjadi. Bagaimana mungkin kita bisa merasakan ketenangan ibadah, jika masih ada hubungan yang mengganjal antar sesama kita.
Dengan taubatan nasuha yang diterima di sisi Allah Subhanahu Wataala, serta telah saling memaafkan antar sesama, kita tentu bisa berharap agar ibadah yang kita kerjakan di bulan suci penuh berkah ini menjadi lebih khusu' dan bermakna. Agar kita keluar dari bulan Ramadhan sebagai pemenang dan menjadi insan yang bertakwa.
Demikian lima persiapan yang harus kita siapkan demi menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H yang aromanya telah tercium di hadapan kita, sebelum terlambat mari kita sama-sama mengupayakannya, semoga Ramadhan ini membawa berkah bagi kita semua, aamiin.