Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Insinyur

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sedekah Perbuatan Baik yang Sangat Disukai Allah di Bulan Ramadhan

18 Maret 2024   22:26 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:37 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah Perbuatan Baik yang Sangat Disukai Allah di Bulan Ramadhan
Gambar: akurat.co

Bulan Ramadhan adalah bulan berlimpah pahala, di bulan yang Mubarak ini selain merupakan waktu yang tepat untuk menunjukkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wataala, bulan Ramadhan ini juga merupakan waktu yang tepat untuk menunjukkan kepedulian dan empati kepada sesama.

Terutama kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan karena keadaan dan kondisi mereka yang kurang beruntung. Memberikan bantuan (sedekah) kepada orang-orang yang kurang beruntung merupakan wujud nyata dari nilai-nilai kemanusiaan dan ketakwaan yang diajarkan dalam ajaran Islam.

Kedahsyatan sedekah ini bukan saja dirasakan oleh si pemberi sedekah yang pahalanya akan dilipat gandakan sebagaimana yang termaktub dalam Surah Al-Baqarah Ayat 261:

"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui."

Kedahsyatan sedekah ini, juga akan dirasakan oleh si penerima sedekah dan pada akhirnya akan membawa maslahat kepada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Sedekah tidak hanya diterima sebagai bantuan materi semata, tetapi di sisi lain juga memberikan harapan, keberanian, dan semangat kepada mereka yang menerima.

Allah Azza Wa Jalla telah memberikan kemuliaan di bulan Ramadhan, selain puasa dan shalat, sedekah juga menjadi perbuatan baik yang sangat disukai oleh Allah Subhanahu Wataala di bulan Ramadhan ini. Dari Anas RA berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya sedekah apakah yang paling utama? Beliau pun menjawab, "Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan," (HR Al-Baihaqi).

Mengeluarkan infaq dan sedekah di bulan Ramadhan adalah cara yang terbaik dan sangat efektif untuk menjalin dan membangun rasa solidaritas dan persaudaraan di antara sesama kaum Muslim. Saat kaum Muslim saling memberi bantuan terhadap satu sama lain, hal ini bukan saja akan memperkuat hubungan sosial dan spiritual si pemberi dan penerima, tetapi akan menjadi tali yang akan mempererat hubungan sosial kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya teringat dengan cerita teman saya yang sangat-sangat percaya atas kekuatan sedekah yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu Wataala, sebagaimana yang dijanjikannya dalam Surah Saba ayat 39 yang berbunyi:

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rejeki yang sebaik-baiknya ". Dan teman saya ini telah merasakan sendiri bagaimana janji Sang Maha Pemberi yang terijabah dalam kehidupannya.

Teman saya ini seorang gadis kampung yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, tetapi punya semangat dan optimisme yang luar biasa dan sangat percaya pada kuasa Allah. Ia terus membangun cita-citanya sejak kecil meski kerap menjadi korban penghinaan dari lingkungannya.

Meski secara materi Ia tergolong tidak mampu, namun semangat dan tekad kuatnya serta keyakinannya kepada kuasa Tuhan Sang Maha Pemberi mengantarkannya menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Tidak cukup sampai disitu, Ia memberanikan diri dari kampung berangkat ke ibukota dan mendaftar untuk mengambil program master di perguruan tinggi swasta elit yakni di Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) tanpa beasiswa. Kata temanku mungkin dia satu-satunya mahasiswa miskin di antara teman-temannya.

Meski harus berjuang keras untuk membayar biaya kuliahnya yang hampir-hampir tak mampu ia bayar, belum lagi untuk biaya hidup di ibukota Jakarta yang terbilang keras apalagi untuk ukuran seorang perempuan dari kampung. Tidak punya uang adalah hal biasa baginya, tetapi punya semangat dan keyakinan itulah yang ia punya dan banyak sekali.

Dalam kesederhanaannya dan dalam keterbatasannya ia sangat-sangat percaya pada kekuatan sedekah. Ia tetap bersedekah meski uang yang ia punya hanyalah uang yang ia sedekahkan tersebut.

Ia bercerita, pernah berjalan kaki dari Matraman Jakarta Timur ke Tamrin City untuk membeli 5 kg kurma lalu kembali ke Masjid sunda kelapa bersama kurma ditangannya yang ia sedekahkan ke musafir yang berbuka puasa disana. Dan tahukah anda uang untuk membeli kurma tersebut adalah uang terakhir yang dimilikinya. Tapi  selalu ada keajaiban dibalik sedekah dan ia orang yang paling percaya itu.

Kesuksesan itu selalu berada di tangan orang yang yakin, ia menyelesaikan kuliahnya di Paramadina, dan bahkan melanjutkan lagi studinya ke Amerika Serikat, dimana saat hari keberangkatannya ayahnya tiba-tiba meninggal dunia. Ia berangkat dengan kesedihan mengejar keyakinannya dan meraih sukses sebagaimana pepatah Arab man jadda wajada "Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil".

Dia mengalahkan kerasnya dunia dengan keyakinannya kepada yang Maha Kuasa dengan keyakinannya pada kedahsyatan sedekah yang menjadi amalan tetapnya hingga saat ini. Dia menyelesaikan studinya di negeri paman Sam, menemukan jodoh di sana  seorang pria terhormat yang berprofesi sebagai pengacara mapan, dan ia sendiri pun mempunyai pekerjaan yang cukup mentereng di Washington DC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun