cipto lelono
cipto lelono Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pentingnya Mengelola Lisan dalam Mewujudkan Harmoni Sosial

15 April 2022   12:57 Diperbarui: 15 April 2022   13:00 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu anugerah yang luar biasa adalah lisan. Anugerah ini mempunyai fungsi sosial, psikologis dan prestise. Fungsi sosial, sebab lisan menjadi sarana menjalin komunikasi (interaksi) dengan orang lain. 

Fungsi psikologis berkaitan dengan ketenangan jiwa seseorang ketika dapat berkomukasi dengan orang lain dengan baik. Sedangkan fungsi prestise (social price), sebab apa saja yang keluar dari lisan akan menjadi parameter penting bagi harga diri seseorang. 

Apabila yang keluar dari lisan adalah hikmah, maka seseorang akan mendapatkan penghargaan yang baik. Namun apabila yang keluar dari lisan menyakitkan, menyinggung, dll maka akan berdampak pada penyikapan yang kurang baik bahkan akan menjadi bumerang.

Oleh sebab itu ada beberapa nasihat agar kita menjaga lisan kita. Di masyarakat muncul nasihat untuk  hati-hati dengan lisanmu (mulut), sebab "mulutmu adalah harimau-mu". Mulut  dalam ungkapan itu tentu lebih berkonotasi dalam konteks lisan (omongan, ucapan, kata-kata). 

Harimau adalah binatang rimba raya yang mempunyai karakter menerkam hewan-hewan lainnya. Maka terkaman harimau akan berdampak fatal dan membahayakan.

Ungkapan itu mempunyai pesan moral agar kita pandai-pandai menjaga lisan kita. Sebab jika tidak, lisan kita akan menerkam kita sendiri.

3 Hal Paling Sensitif dalam Kehidupan Bangsa Kita

Paling tidak ada tiga hal yang paling sensitif yang perbedaanya harus disikapi dengan kedewasaan, kearifan, kesantunan dan keterbukaan atas perbedaan yang ada (toleransi). 

Ketiganya ketika diusik-usik akan menimbulkan ketersinggungan. Ketiga hal itu adalah agama, suku dan ras. Dari ketiganya yang paling sensitif tentunya agama. 

Tugas kita sebagai anak bangsa, memelihara perbedaan tersebut dengan sikap toleransi dan tidak mengeluarkan kata-kata yang berisi cercaan maupun hinaan apakah langsung atau secara verbal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun