Cucum Suminar
Cucum Suminar Full Time Blogger

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Padu Padan Baju Lebaran, Pilih yang Bagaimana?

18 April 2023   17:08 Diperbarui: 18 April 2023   17:21 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padu Padan Baju Lebaran, Pilih yang Bagaimana?
Padu padan baju lebaran. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Selain mudik ke kampung halaman, tradisi lain di Indonesia yang begitu kental menjelang Idulfitri adalah menyiapkan pakaian baru. Pakaian terbaik agar tampil gaya di hari raya.

Bagi sebagian muslim, berlebaran tanpa mengenakan barang-barang yang serba baru rasanya kurang afdol. Apalagi saat Hari Raya Idulfitri dan Iduladha kita juga memang disunahkan mengenakan pakaian terbaik yang kita miliki.

Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, "Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan." (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Lalu, sebaiknya seperti apa padu padan baju lebaran?

Cari Bahan yang Tidak Mudah Kusut

Upayakan cari baju lebaran dengan bahan yang tidak mudah kusut. Baju lebaran umumnya hampir digunakan selama satu hari penuh. Dari pagi saat salat id, hingga menjelang sore hari.

Terkadang ada bahan pakaian yang kalau kita duduk terlalu lama, (maaf) bagian paha, bokong dan lengan bergulung-gulung membentuk garis. Hal tersebut membuat baju terlihat lusuh dan tidak rapi, seperti belum disetrika.

Padahal selama Hari Raya Idulfitri kita pasti ingin tampil memukau, tampil sebaik yang kita bisa. Kalau baju kusut seperti itu jadinya tampilan kita jadi enggak banget!

Wajib Nyaman Dipakai

Saat Idulfitri kita umumnya lebih aktif bergerak. Kita biasanya berkunjung dari satu rumah keluarga dan kerabat, ke rumah keluarga dan kerabat yang lain untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan.  Atau sebaliknya, rombongan keluarga dan kerabat yang berkunjung ke rumah kita.

Nah, agar silaturahmi berlangsung dengan baik, kita wajib mengenakan pakaian yang nyaman. Pakaian yang tidak gerah dan mudah menyerap keringat. Selain itu, yang tidak ribet saat dikenakan.

Kan ada tuh pakaian, atau jilbab yang sedikit-sedikit copot, sebentar-sebentar melorot. Jadinya selama silaturahmi bukannya asyik bertukar kabar, malah sibuk membetulkan pakaian atau jilbab.

Kenakan Pakaian Sopan dan Pantas

Saat lebaran, kenakan pakaian sopan dan pantas. Buat muslim perempuan yang tidak mengenakan jilbab, tidak harus sih tiba-tiba berubah tampilan dengan mengenakan gamis dan jilbab panjang bila memang tidak nyaman.

Hanya saja upayakan mengenakan pakaian yang sopan dan pantas. Setidaknya pakaian yang panjangnya dibawah siku dan lutut. Selain itu, pilih yang model sedikit lebar, mengembang, jangan yang ketat dan pas badan.

Tidak Harus Baru

Pakaian lebaran sebenarnya tidak harus baru. Pakai saja pakaian terbaik yang sudah kita miliki. Hanya saja, karena ini momen satu tahun sekali, dan merupakan hari yang istimewa, kita juga terkadang ingin mengenakan pakaian yang spesial.

Nah, untuk menyiasati baju-baju lama yang tak kalah bagus agar bisa terlihat lebih istimewa, kita bisa memadukan baju-baju tersebut dengan bolero motif batik, vest blazer, atau rompi bahan dengan model menarik. Bila perlu, tinggal ditambahkan aksesories berupa kalung.

Tak Perlu Ikut Tren

Setiap Idulfitri selalu ada tren terbaru untuk baju lebaran, baik untuk model maupun warna. Tahun 2023 ini warna yang katanya sedang ngetren adalah sage green, atau hijau sage. Selain itu adalah warna broken white, gray lilac, machiato, beetroot purple, viva magenta, dan pastel.

Sementara, untuk model baju lebaran yang sedang tren tahun ini adalah koko kurta untuk laki-laki dan gamis dari bahan kain crinkle untuk perempuan.

Namun, bila merasa tidak cocok dengan warna dan model pakaian yang sedang tren, sah-sah saja kok memilih warna dan model baju sendiri untuk dikenakan saat lebaran nanti. Tidak harus memaksakan diri ikut tren.


Tidak Harus Sarimbit, Namun Ada Baiknya Senada

Saat Idulfitri, ada banyak umat muslim yang merayakan Hari Raya Idulfitri dengan mengenakan baju sarimbit. Satu keluarga mengenakan pakaian dengan model dan warna yang seragam. Sama. Hanya berbeda ukuran saja. Anak perempuan biasanya model pakaiannya sama dengan sang ibu, anak laki-laki dengan sang ayah.

Seru juga mengenakan baju sarimbit seperti itu. Hanya saja terkadang bagi sebagian orang terkendala di dana.  Baju sarimbit umumnya dipatok dengan harga yang lumayan. Belum lagi terkadang harus pesan dari jauh-jauh hari.

Kalau misalkan dana terbatas, tetapi satu keluarga ingin tampil kompak, bisa disiasati dengan membeli baju lebaran satu persatu. Namun, pilih satu warna utama yang akan membuat baju tersebut terlihat senada, misalkan sama-sama memilih warna utama merah, atau hijau, atau malah biru.

Atau sekalian saja pilih pakaian dengan perpaduan dua warna, misalkan semua anggota keluarga memakai baju lebaran warna hitam dengan aksen merah, atau warna abu-abu dengan tambahan warna hijau.

Sesuaikan saja dengan warna baju yang tersedia, atau dengan warna kesukaan yang paling banyak disukai oleh anggota keluarga.

Wajib Gamis? Tentu Tidak!

Gamis memang pakaian yang sangat lumrah dikenakan saat lebaran setelah kaftan. Namun, bila memang tidak merasa nyaman mengenakan baju "gebyar-gebyar" seperti itu, bisa juga kok mengenakan baju lebaran model lain. Kita Bisa mengenakan celana panjang bahan yang dipadukan dengan tunik, atau rok panjang yang dipadankan dengan blouse lebar. Sama sopannya, sama trendi-nya.

Hal yang paling penting, kita nyaman dan percaya diri saat mengenakan pakaian tersebut. Apalagi, konon, rasa percaya diri bisa membuat tampilan kita lebih menarik. Lebih cantik.

Nah, kalau teman-teman Kompasianer biasanya memilih baju lebaran yang seperti apa? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.

Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun