Nur Terbit
Nur Terbit Jurnalis

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com & aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membuat Pantun Itu Gampang-gampang Susah

24 Maret 2024   23:52 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:53 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat Pantun Itu Gampang-gampang Susah
Mejeng di depan acara music live, lagu Pantun Melayu loh.. (foto dok Nur Terbit) 

Ke Ujung Pandang naik kereta

Pulangnya beli buku

Salam sayang buat yang baca

Semoga sehat selalu

"Bang Nur bisa berpantun? Pantun yang barusan itu keren loh..."

"Itu pantun nemu di jalan hahaha....Maksudnya menulis pantun? Wah gak bisa. Saya bukan orang Minangkabau atau Melayu yang mahir berpantun. Saya orang Makassar, Bro...hehe.."

"Lah, Bang Nur padahal pintar menulis berita atau artikel?"

"Iya sih. Kalau hanya menulis ya bisalah. Apalagi menulis reportase atau laporan perjalanan waktu di surat kabar. Bahkan bisa bersambung selama seminggu haha... Tapi pantun kan beda, Bro"

"Terus kendalanya apa dong?

Nah, kalau sudah ditanya apa kendala, jadi bingung menjawabnya. Begitulah dialog pembuka di atas jika Bang Nur ditanya soal bisa tidak menulis pantun? Kalau baca pantun sih, ya bisalah hehe... 

Secara umum pengertian pantun itu, adalah sebagai salah satu sastra populer di antara tradisi lisan masyarakat Melayu Indonesia. 

Dalam artikel yang ditulis Rahma Fiska mengenai "80 Kumpulan Contoh Pantun Nasehat Terbaik dan Maknanya" (Gramedia Blog), diuraikan asal usul dari arti kata pantun tersebut. 

Secara harfiah, kata "pantun" berasal dari bahasa Minangkabau "patuntun" yang berarti "penuntun". Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama "parikan". 

Berbeda lagi dengan sebutan dalam Bahasa Sunda yaitu "paparikan", sementara dalam bahasa Batak pantun disebut juga dengan dengan "umpasa".

Jenis pantun juga banyak. Setidaknya bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Seperti: Pantun Nasehat Tentang Menjaga Kesehatan, Pantun Nasehat Agar Jadi Sukses.

Juga ada Pantun Nasehat Kehidupan, Pantun Nasehat Percintaan, Pantun Nasehat Belajar, Pantun Nasehat Kebersihan, Pantun Nasehat Pendidikan, Pantun Nasehat Untuk Anak, dan Pantun Nasehat Agama. 

Tentu saja jika pantun bertema Ramadan, pasti tidak akan jauh dari isi dan makna nasehat. Paling tidak berkaitan dengan ibadah puasa, makanan takjil berbuka, salat Tarawih, makan sahur serta amalan lainnya di bulan Ramadan penuh berkah tersebut. 

Berikut ini sederet pantun tema Ramadan yang ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Segarnya sirup marjan

Enaknya di bulan puasa

Ini waktunya main petasan

Buat dilempar di rumah mantan


Pulang kampung naik kereta

Penuh sesak banyak penumpangnya

Dengan puasa kita menderita

Tapi nantinya kita bahagia


Harum bunga, bunga melati

Dipakai manten dan juga penari

Sebentar atau lama pasti mati

Puasa sebagai bekal bagi diri. 

Buka puasa bersama dengan komunitas perantau di salah satu RM di Kota Bekasi (foto dok Nur Terbit) 
Buka puasa bersama dengan komunitas perantau di salah satu RM di Kota Bekasi (foto dok Nur Terbit) 

*****

Yang lazim dikenal selama ini, bahwa pantun itu merupakan bentuk puisi Indonesia. Dimana setiap baitnya kemudian terdiri atas empat baris yang berketukan a-b-a-b. 

Itu sebabnya ketika diminta membuat pantun, yang teringat adalah pantun jenaka atau humor. Itupun Bang Nur bisa ingat baitnya karena ujungnya "menjurus" ke hal (maaf) sesuatu benda yang sensitif. 

Nasi uduk ikan tongkol

Sambil duduk pegang.... 

Ya pegang tongkollah 

Masak pegang yang lain? 

(Bilang cakep dong, caakeeeep..hehehe). 

Pantun biasanya terdiri dari sampiran pada bait pertama dan kedua, kemudian isinya berada pada bait ketiga dan keempat yang sekaligus menggambarkan tujuan dari pantun tersebut.

Menurut Richard Olaf Winstedt dan Richard James Wilkinson dalam Pantun Melayu (1914) pantun bukan sekadar gubahan kata-kata dengan ritma dan irama. 

Tapi menurutnya, pantun juga merupakan rangkaian kata-kata indah yang menggambarkan perasaan para penuturnya. 

Pendapat Richard Olaf Winstedt dan Richard James Wilkinson ini, juga diperkaya dengan beberapa pengertian pantun menurut sejumlah para ahli yang lain. 

Tapi pada dasarnya, pantun adalah salah satu tujuannya adalah untuk memberikan anjuran terhadap seseorang ataupun masyarakat. 

Karena itu, tema dan isi pantun yang paling banyak dijumpai adalah berjenis pantun nasehat. Biasanya pantun nasehat sudah diajarkan sejak kita masih SD.

Pantun nasehat ini memiliki tujuan khusus yaitu menyampaikan pesan pendidikan dan moral kepada para pendengar atau pembacanya. 

Jadi, pantun nasehat berisi tentang suatu nasehat atau pesan yang bermanfaat untuk kehidupan kita di kemudian hari. 

Nah, demikiankah sekadar catatan Bang Nur mengenai "Pantun Bertema Ramadan" untuk Kompasiana edisi Minggu 24 Maret 2024. Menulis maraton sebulan penuh tanpa bolong. Semoga bermanfaat. 

Salam : Nur Terbit

Mampir menikmati menu Betutu Latu Ayam Merah di Bali, 2023 lalu (foto dok Nur Terbit) 
Mampir menikmati menu Betutu Latu Ayam Merah di Bali, 2023 lalu (foto dok Nur Terbit) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun