Nur Terbit
Nur Terbit Jurnalis

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Media Sosial? Mana Tahaaann..Bro!

30 Maret 2024   23:58 Diperbarui: 31 Maret 2024   00:00 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Media Sosial? Mana Tahaaann..Bro!
Berwisata sekalian mudik, kabarnya muncul di media sosial (foto dok Nur Terbit) 

Puasa Media Sosial? Mana Tahan Bro! Oleh Nur Terbit

Di hari Sabtu 30 Maret 2024, kembali Bang Nur bertemu dengan Anda semua pembaca Kompasiana. Kali ini temanya "Puasa Media Sosial". 

Ya, masih bagian dari "Ramadan Bercerita 2024" untuk hari ke-20, memenuhi tantangan sebagai Kompasianer menulis secara maraton selama sebulan penuh tanpa bolong. 

Tema "Puasa Media Sosial" di bulan Ramadan, tentu menarik. Sebab jika  pengertian puasa media sosial diartikan "puasa", itu berarti kita semua yang berpuasa berhenti menggunakan media sosial (medsos). 

Kalau sesempit itu pengertian "Puasa Media Sosial", bagi Bang Nur sendiri, sama sekali tidak sependapat. Ini artinya terlalu dangkal pengetahuan kita tentang media sosial kalau kitapun harus ikut "puasa bermedsos".

Tapi jika pengertiannya diperluas menjadi "membatasi" membuka medsos yang isi kontennya ujaran kebencian, caci maki, konten porno, joget-joget mengumbar aurat, nonton "bokep", ya Bang Nur baru setuju. 

Atau media sosial digunakan sebagai sarana untuk mencaci maki, bahkan mempropokasi orang lain. Perilaku seperti ini tentu sangat berbahaya. Karena bisa saja berujung di penjara, apalagi sudah ada UU ITE. 

Namun kita semua sama ketahui bahwa tidak semua media sosial berisi konten abal-abal, tone negatif. Betapa masih banyak konten di media sosial yang berisi hal-hal yang positif. Masa' yang begitu harus dilarang (puasa) untuk dibuka? 

Konten positif di media sosial itu bisa ditemukan dalam berbagai bentuk. Misalnya ceramah Ramadan, Kultum (kuliah satu menit) dari pada da'i, kiyai, ustad yang mengandung tausyiah dan pesan moral agama. 

Bukan hanya itu saja. Banyak misalnya media sosial mengunggah terkait tutorial. Bagaimana menyiapkan takjil buka puasa, bagaimana mengenal berita hoax, penipuan dengan aplikasi, pinjamam online (pinjol) dengan kemudahan yang tidak dipunyai oleh lembaga keuangan manapun. 

Adapun jenis-jenis media sosial yang kita sudah kenal selama ini dan Bang Nur juga gunakan, adalah

Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, LinkedIn, Whats App dan YouTube. 

Ini waktu ke Belitung


*****

Untuk memperkaya wawasan Bang Nur mengenai apa manfaat dari media sosial itu? Berikut ini dikutip satu artikel dari tulisan Zumrotul Elvi Ali tentang "Peran Media Sosial Sebagai Sumber Informasi", dimuat di webs Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, 3 Juli 2021.

Menurut Zumrotul Elvi Ali, media sosial sangat berperan dalam penyebaran informasi bagi masyarakat luas. Kenapa? 

Sebab media sosial dapat menjadi sumber informasi yang lebih mudah dan cepat didapatkan karena mudah diakses oleh para penggunanya. 

"Selain itu, media sosial tidak memiliki keterbatasan dalam pengaksesan," tulis Zumrotul Elvi Ali. 

Dalam artian, semua orang dapat mengakses media sosial asalkan ada medianya (telepon genggam/laptop/komputer) dan ada sinyal internet.

Untuk sejumlah peran penting media sosial yang disebutkan di atas, Alhamdulillah Bang Nur sudah banyak mendapatkan manfaat dari media sosial. 

Sebagai wartawan dan penulis, Bang Nur merasa lebih mempermudah mengakses informasi dengan maraknya pengguna media sosial, juga perkembangan media sosial yang semakin beragam. 

Ketika masih era berjayanya media cetak dalam hal ini surat kabar atau koran, Bang Nur harus rajin bolak-bolak ke perpustakaan umum untuk mencari literatur swnagai bahan memperkaya kedalaman materi tulisan. 

Selain ke Perpustakaan Nasional di Jakarta, saya juga rajin berkunjung ke perpustakaan atau litbang grup media besar di Jakarta. Seperti Litbang Harian Kompas, Majalah Tempo dan lain-lain. 

Bahkan ketika menulis disertasi untuk Program S2 Hukum Bisnis, Bang Nur juga memanfatkan perpustakaan dan litbang grup media besar, sekaligus untuk penelitian. 

Celakanya, saat itu belum semuanya kantor media beralih ke komputerisasi. Masih manual dan menggunakan mesin ketik. Belum ada Mbah Google. Bahan literatur yang dibutuhkan, hanya bisa printer dan bahannya diprint kertas. 

Maka tanpa bantuan perpustakaan, litbang dan dokumentasi yang dimiliki grup media, disertasi Bang Nur mungkin akan terbengkalai dan jadi mahasiswa drop out untuk program pascasarjana hehehe... 

Alhamdulillah pada akhirnya jadi juga disertai "Pemberian Upah Sebagai Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta", diwisuda Desember 2015 sebagai magister hukum Universitas Islam Jakarta (UIJ). 

Beberapa peran media sosial lainnya, juga bisa dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dan informasi organisasi yang efektif, sarana untuk menyampaikan informasi strategis dengan model informasi yang lebih fleksibel. 

Selain itu, media sosial juga sebagai sumber informasi awal untuk mengembangkan sebuah berita bagi media mainstream, sumber berita alternatif, sarana untuk menciptakan isi dan berpartisipasi dalam jejaring sosial, forum, dan dunia virtual. 

*****

Satu hal lagi manfaat media sosial. Bagi Bang Nur pribadi. Yaitu media sosial dimanfaatkan sebagai sarana untuk aktualisasi diri. Ya, karena Bang Nur bukan pebisnis, maka mwdia sosial digunakan untuk memperluas jaringan pertemanan. 

Salah satunya bergabung di komunitas blogger, yaitu tempat kumpulnya para penulis blog. Dari komunitas ini pula, Bang Nur berkesempatan memperdalam teknik menulis, ikut lomba menulis blog dan beberapa kali terpilih sebagai juara.

Dari predikat juara "ngeblog" ditambah dengan latar belakang sebagai wartawan dan penulis (sedikit) buku, sering kali pula diundang sebagai narasumber atau pemateri di pelatihan menulis. Materinya ringan-ringan saja. Bagaimana teknik menulis di media sosial dan media mainstream. 

Lebih dari itu, manfaat beberapa kali Bang Nur menang lomba menulis blog dan media sosial lainnya, Alhamdulillah bisa jalan-jalan gratis ke destinasi wisata di Tanah Air. Dapat tiket pesawat dari sponsor, fasilitas hotel dan sekalian dapat sangu (uang saku) karena menang lomba menulis bertema pariwisata. 

Media sosial juga Bang Nur gunakan sebagai alat bagi organisasi untuk menyebarluaskan informasi kepada publik. Tulisan-tulisan ringan Bamb Nur yang dimuat oleh blog keroyokan seperti Kompasiana, bisa disebarluaskan melalui media sosial sehingga pembacanya lebih banyak. 

Manfaat media sosial lainnya yakni dapat memberikan kecepatan dan fleksibilitas dalam menyampaikan informasi, namun juga dapat menyebarluaskan informasi negatif dan hoax. 

Nah yang disebut terakhir inilah yang mungkin banyak orang terpleset gara-gara media sosial. Kemungkinan ini pula yang dimaksud harus "puasa" bermedsos selama Ramadan. 

Oleh karena itu, peran media sosial dalam kehidupan masyarakat harus diatur dan diawasi dengan baik. Hal ini agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat.

Kredibilitas sumber informasi harus diperhatikan juga. Sebab berita yang benar, biasanya datang dari sumber yang terpercaya seperti media resmi, situs web pemerintah, atau organisasi terkemuka. 

Juga platform media mainstream atau digital yang tercatat di dewan pers. Perlu diperiksa sumber asal informasi dan kredibilitas media yang menyebarluaskan informasi tersebut. 

Disiplin verifikasi menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh pengguna sosial media, kredibilitas media itu penting, dan media sosial mungkin tidak selalu menjadi sumber informasi yang kredibel.

Demikian cerita Bang Nur hari ini tentang media sosial. Semoga bermanfaat. Terimakasih. 

Salam : Nur Terbit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun