Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?
Tradisi Mengaji "Pusaro" Jelang Ramadhan di Piaman
Mengaji dan berdoa di komplek pekuburan jelang Ramadhan merupakan tradisi yang diadatkan di hampir seluruh kampung di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Sejumlah urang siak membaca bacaan yang diwiridkan sejak dulunya. Sehabis mengaji, hidangan yang dibawa oleh ahli waris jadi santapan bersama.
Di daerah ini disebut dengan "mangaji pusaro". Ada juga sebutan "mendoa pusaro". Bedanya, kalau mendoa itu cukup seorang orang siak.
Sedangkan mengaji, butuh banyak atau sekitar lima sampai delapan orang siak. Dan mengaji itu biasanya diikuti banyak orang.
Hari Jumat tadi sudah mulai mengaji di pusara umum itu. Bahkan hingga Ahad diperkirakan masih berlangsung.
Sebab, melihat kondisi dan situasi saat ini, ada kemungkinan tiga tingkatan orang mulai puasa Ramadhan tahun ini.
Yang ikut jalur Muhammadiyah, satu Ramadhan mulai Sabtu. Sedang pemerintah menetapkan Ahad satu Ramadhan.
Kelompok Syathariyah Padang Pariaman, Ahad itu baru hari melihat hilal atau bulan.
Karena itu, Ahad masih ada masyarakat di sejumlah kampung yang menyelenggarakan mengaji pusara.
Sebab, ada di kampung tertentu kebiasaannya mengaji pusara itu saat hari melihat bulan.