Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com
Rencanakan Menu Sahur Anda agar Tetap Lancar Berpuasa
Pertanyaan yang berat untuk dijawab oleh penulis. Sebagai mahasiswa sekaligus anak kost, keidealan terkadang dinomorsekiankan. Karena yang terpenting adalah apa yang ada. Artinya, apa yang ada di depan mata itulah yang paling memungkinkan untuk diterapkan. Begitu pula ketika berpuasa. Mahasiswa tidak bisa secara idealis menekankan harus mengonsumsi ini-itu sebagai menu sahur agar kuat berpuasa. Namun, sebagai mahasiswa yang juga memiliki daya jelajah informasi yang bagus, tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan plan (rencana) A, B, C, dan seterusnya untuk mengadakan sahur yang tepat.
Di plan A, menu sahur lengkap adalah keharusan. Arti dari menu sahur lengkap adalah terdapat karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Sumber makanannya juga sudah dapat dipastikan telah diketahui oleh banyak orang. Menu 4 sehat 5 sempurna sudah menjadi keidealan. Namun, sebagai menu sahur, minum susu tidak terlalu diperlukan. Cukup minum air putih. Segelas, dua gelas tak masalah, asal tak berlebihan---agar tidak mengganggu saat beribadah/shalat Subuh.
Sedangkan di plan B, vitamin tidak harus hadir dengan buah-buahan segar. Bisa diasup dengan obat vitamin yang berkadar cukup---bisa Anda beli di minimarket. Tidak perlu berlebihan mengonsumsinya. Cukup konsumsi ketika Anda merasa kurang bugar saja (untuk hari itu). Atau, Anda merasa bahwa di hari itu akan ada aktivitas yang lebih berat dari biasanya.
Mengapa, tak harus mengonsumsi buah-buahan atau makanan yang mengandung vitamin? Karena, aktivitas di saat puasa sebenarnya lebih membutuhkan kecukupan mineral dibandingkan vitamin.
Mungkin di sini akan terjadi perdebatan, apalagi bagi sudut pandang ahli/dokter gizi, yang akan menyatakan bahwa keberadaan vitamin akan membantu mengolah asupan mineral di dalam tubuh. Memang bisa jadi demikian adanya. Namun, di sini kita berbicara pada pentingnya memiliki planning yang berdasarkan kemampuan ekonomi individu/keluarga, termasuk bagi mahasiswa. Sehingga, keidealan perlu dikompromikan. Meski tidak serta-merta mengorbankan kebutuhan.
Lalu di Plan C, kita harus ikhlas untuk mengurangi asupan karbohidrat, lalu pertahankan protein, serta manfaatkan asupan mineral seadanya. Sebenarnya, ini adalah batas akhir dari menu sahur yang bisa menguatkan kita untuk lancar berpuasa. Ada satu fokus di tiga plan tersebut, yaitu, protein. Protein adalah asupan untuk otot yang nantinya akan kita gunakan saat beraktivitas dengan berpuasa.
Anda bisa membuktikannya dengan menerapkan plan C ini meski Anda mungkin sebenarnya sanggup untuk menerapkan plan B bahkan plan A. Di sini, Anda bisa menguji fungsi dari keberadaan menu sahur berprotein cukup yang akan membantu Anda melancarkan kegiatan di kala Ramadan.
Memang, akan ada pertanyaan dengan bagaimana jika ada yang memiliki asam urat atau penyakit 'kelebihan protein' lainnya? Jawabannya adalah asupan mineral dan vitamin akan sangat membantu Anda untuk tetap segar.
Di sini, kita harus faham tentang kebutuhan saat beraktivitas di kala puasa. Seperti yang penulis ulas di artikel sebelumnya*. Jika kita faham tentang kebutuhan, maka, menu sahur pun akan bisa kita kontrol dengan baik meski dengan standar ekonomi yang pas-pasan.
Seperti mahasiswa misalnya. Jika tak mampu membeli makanan sesuai plan A, minimal mengonsumsi nasi lalapan sudah cukup untuk membantu tubuh tetap fit beraktivitas 9-10 jam (pukul 07.00-16.00). Namun, di sini kita perlu memperhatikan jumlah kalori** yang dihasilkan oleh menu makanan kita (sudah banyak website yang mengulas tentang jumlah kalori berbagai menu makanan). Hal ini perlu dilakukan agar dapat menghindari adanya kemungkinan buruk. Seperti, pingsan karena kekurangan sumber kalori, ataupun malah mengantuk, karena kelebihan kadar kalori di dalam tubuh.
Sebenarnya, cara seperti ini dapat diterapkan secara umum, tidak harus sebagai mahasiswa, namun plan semacam ini biasanya cukup dekat dengan mahasiswa. Karena, biasanya siklus keuangannya sangat dinamis, terkadang bagus, terkadang juga buruk.
Ketika berada di situasi yang tidak bagus, maka jangan kawatir untuk merasa tidak kuat berpuasa. Masih ada banyak cara untuk mahasiswa yang ber-budget pas-pasan, kok.
Jika sanggupnya membeli nasi lalapan, silakan konsumsi nasinya dengan setengah porsi saja. Mengapa demikian?
Karena nasi akan berubah menjadi gula (bukan gula tebu) di dalam tubuh dan ketika menjadi gula, perubahannya ke sumber energi akan sangat cepat. Nahasnya, energi itu juga akan cepat habis. Sehingga, hal ini sangat tidak baik bagi orang yang berharap akan kuat beraktivitas sampai sore---apalagi di siang hari yang panas.
Maka dari itu, Anda bisa menyiasatinya dengan menambah porsi protein. Tidak harus daging ayam, ikan, dan daging lainnya. Telur dan tempe-tahu sudah cukup. Bahkan, secara pribadi, penulis menyarankan untuk mengonsumsi tempe. Karena, dengan strukturnya yang lebih padat, dia akan cukup lama untuk diproses di dalam tubuh.
Minimal dua potong tempe sudah cukup untuk membantu kinerja Anda seharian. Sedangkan untuk menopang kesegaran, Anda bisa menyiasatinya dengan minum air mineral minimal segelas pasca makan, dan setengah-segelas lagi saat akan imsyak. Melalui cara yang demikian, Anda tidak perlu risau dan pesimis bahwa Anda tidak akan mampu berpuasa hanya karena tidak mampu menyajikan menu lengkap untuk sahur.
Misi utamanya di kala berpuasa adalah sahur. Terlepas dari apapun menunya, sesuaikan saja dengan kemampuan ekonomi dan kebutuhan tenaga dalam beraktivitas Anda. Dua kunci inilah yang sebenarnya menjadi menu utama dalam sahur.
Jadi, apakah masih ada alasan untuk tidak berpuasa dan loyo?
Semoga bermanfaat dan semangat berpuasa!
Malang, 13 Mei 2019
Deddy Husein S.
Tambahan:
*. Silakan baca artikel sebelumnya di sini!
**. Ini adalah salah satu sumber yang mengulas tentang kalori di dalam makanan.