Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Fenomena Big Bang dalam Basmalah

12 April 2022   13:16 Diperbarui: 12 April 2022   14:43 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Big Bang dalam Basmalah
Gambar: bigbangtheory.fandom.com

"Semesta ini setidaknya 986 milyar tahun lebih tua daripada yang diperkirakan para fisikawan dan bahkan boleh jadi lebih tua lagi," tulis The Guardian mengutip ucapan Neil Turok dari Universitas Cambridge. Pernyataan Turok ini dikutip oleh James Randerson di The Guardian pada tahun 2016.

Sementara itu, menurut para ahli usia Semesta ini berdasarkan hasil amatan terbaru The Hubble Space Telescope (Teleskop Luar Angkasa Hubble) sebagaimana dikutip dari scitechdaily.com berusia setidaknya 13.7 milyar tahun. 

"Objek terjauh yang terpindai oleh Hubble adalah sebuah galaxi yang diberi nama UDFj-39546284, yang terlihat sebagai sebuah titik kecil cahaya pada sebuah latar berdasarkan serangkaian observasi yang dilakukan pada tahun 2009--2010. Cahaya dari galaxi ini telah memakan waktu 13.2 milyar cahaya untuk mencapai bumi---sekitar 96% mundur menuju Big Bang (Ledakan Besar)," tulis ESA/HUBBLE tanggal 9 April 2022 lalu.

Untuk sebagian orang, atas hasil observasi Hubble ini,  tentu sangat menggembirakan. Atau bahkan menganggapnya sebagai tanda kemenangan sains. Boleh jadi pula ada sebagian yang merasa semakin dekat kepada titik awal penciptaan kita. 

Sebelum Big Bang

Akankah kita menjadi satu-satunya makhluk Sang Pencipta yang akan menemukan Sang Pencipta dengan cara kita sendiri. Nampaknya tidak.

"Teori Big Bang standar menyatakan bahwa Semesta bermula dari sebuah ledakan dahsyat, akan tetapi teori baru menyarankan [bahwa Semesta ini tercipta dari] siklus Bing Bang yang berulang. Orang telah menyimpulkan bahwa waktu bermula sejak itu. Namun, sebenarnya tidak ada alasan [yang kuat] atas simpulan tersebut," lanjut Turok. "Apa yang kami ajukan sangat berbeda. Waktu telah ada sebelum peristiwa Bing Bang," tandasnya.

Sebuah misteri terkadang bukan untuk kita pecahkan. Ia semata ada agar kita terus mencari. Belajar menerima keterbatasan diri dan fitrah kita, yakni ketidaktahuan. Selalu akan ada ketidaktahuan bahkan dalam ke-tahu-an kita. 

Belum lagi apa kita ketahui bisa berubah atau bahkan keliru. Semua derita ini akan ketidaktahuan ini harus kita jalani layaknya Majnun dalam mencintai Layla. Terus berusaha dan tak kenal menyerah. Kali ini kisah 'Layla Majnun'-nya bukan dalam ranah sufistik, melainkan ranah antropik.

Dari Ayat Kauniyah ke Ayat Qauliyah

Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, dalam rangkaian tulisannya bertajuk Rahasia tentang Basmalah. Menurutnya, bagi para sufi, pembahasan basmalah diurai secara panjang dan lebih menekankan aspek dan makna spiritual di dalamnya. 

"Basmalah adalah substansi Alquran. Jika Alquran yang terdiri atas 6.666 ayat, 114 surah, dan 30 juz dipadatkan maka pemadatannya ialah basmalah itu. Bahkan, menurut riwayat dari Al-Hafiz bin Sulaiman bin Ibrahim Al-Qunduzy, bahwa sesungguhnya seluruh rahasia kitab-kitab samawi tersimpul di dalam Alquran," tambahnya.

Kunci basmalah menurut para sufi adalah huruf ba. Jaenuri dari UNU Surakarta dalam tulisannya Mengapa Basmalah Diawali Huruf 'Ba'? mengutip sebuah pendapat masyhur di kalangan ulama ahli tasawuf bahwa: "Allah menitipkan seluruh ilmunya pada huruf ba, yaitu karena kekuasaan-Ku (b) wujudlah segala sesuatu yang telah ada, karena kekuasaan-Ku pula terwujud sesuatu yang akan ada, dan adanya alam semesta adalah atas kekuasaan-Ku."

"Pernyataan ini merupakan makna dari perkataan para ulama 'Saya tidak melihat segala sesuatu kecuali di situ ada Allah.' Segala bentuk ciptaan yang ada di alam ini adalah ciptaan Allah, adanya karena diadakan oleh Allah, dan tiadannya karena ditiadakan oleh Allah. 

Dengan demikian mustahil Allah tidak mengetahui apa-apa yang telah Ia ciptakan. Sehingga para ulama memahami bahwa apa saja yang mereka lihat di situ pula ada pengawasan Allah yang telah mencipta," lanjutnya.

Jaenuri juga mengutip perkataan Syekh Sayid Bakari al-Makki:

"Hikmah Allah menjadikan huruf ba sebagai awal basmalah, bukan huruf yang lain adalah karena huruf ba adalah huruf bibir yang mengucapkannya menyebabkan terbukanya bibir. Dengan demikian pertamakali terbukanya mulut manusia adalah ketika menjawab pertanyaan Allah Alastu biRabbikum? (bukankah kami adalah Tuhanmu?), Balaa syahidnaa (ya kami bersaksi). Kata balaa diawali dengan huruf ba."

Nah, sebagaimana kita maklumi bersama huruf ba memiliki satu titik di bawah hurufnya. Menurut Nasaruddin, pembahasan rahasia titik di bawah huruf ba mengingatkan kita pada penciptaan awal yang dikaitkan dengan teori Big Bang oleh para filsuf Platonisme.

Menariknya lagi hemat saya huruf ba secara semiotik menyerupai ilustrasi para fisikawan berkenaan dengan konsep Expanding Universe (Semesta Memuai) di mana titik di bawah ba merupakan titik awal ledakan besar tersebut. Inilah Big Bang dalam ayat qauliyah!

Hikmah di Balik Hilangnya Huruf Alif dalam Basmalah

Syekh Sayid Bakari al-Makki, menurut Jaenuri, membedakan makna sifat huruf ba dan alif sebagai dua sifat yang saling berlawanan. Ia mengutip kata-kata langsung dari Syekh Sayid Bakari berikut:

"Sesungguhnya pada huruf alif terkandung makna merasa paling tinggi derajatnya, merasa paling banyak memilikinya dan berfungsi untuk memanjangkan bacaan, karena sebab inilah huruf alif dibuang [dalam basmalah]." (Syekh Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyati, Kifayah al-Atqiya wa Minhaj al-Asyfiya, Indonesia: Dar Al-Ihya, hal. 4).

Bila kita sedikit cermat, memang kita tidak melihat alif pada kata ism---beberapa orang dengan ketat menyebutnya hamzah---dalam penulisan bismillah. Padahal secara sederhana bismillah itu terdiri dari dua kata: bi (dengan) dan ismun (nama). Sementara itu, pada kata-kata bismi Rabbika huruf alif pada kata ism ada tertulis.

Namun, tentu saja tidak semua sependapat dengan teori Syekh Sayid Bakari. Beberapa orang mengatakan bahwa dihilangkannya huruf alif (atau hamzah) merupakan hal yang lumrah terjadi. Salah satu contohnya saat menuliskan lillaahi (kepunyaan Allah). Namun, kembali ada yang membantah bahwa dalam kasus billaahi, alif (atau hamzah) tetap ada tertulis.       

Sepuluh yang Berlalu

Tanpa terasa Ramadan sudah berjalan sepuluh hari. Dan mulai esok hari kita hanya memiliki 19 atau 20 hari lagi tersisa. Puluhan pertama yang identik dengan puluhan rahmat akan berganti puluhan kedua. Ah, betapa lekasnya waktu berlalu!   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun