Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kisah Secangkir Kopi dalam Dialektika yang Panas

16 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 16 Maret 2024   09:47 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, kopi pun hadir bukan tanpa penentangan. Lazimnya sesuatu yang baru. Ia dihujat dan dicerca. Dr. Abdul Ghani Hindi di laman Al-Wathan berkenaan dengan kisah pengharaman minum kopi, misalnya, mengutipkan sebuah kalimat yang bernada garang:

https://alwan.elwatannews.com/news/
https://alwan.elwatannews.com/news/

Artinya: "Barangsiapa minum kopi maka kelak pada Hari Kiamat akan dihimpun dengan muka yang lebih hitam daripada  jelaga di bagian bawah alat pembakarannya."

Di abad kesepuluh, menurut Umar Abdulloh dalam Wali Penemu Kopi dan Hikayat Diharamkannya selama 400 Tahun, sebagian ulama menyatakan minum kopi haram karena berbahaya. Ulama yang berpendapat demikian antara lain Syekh Syihabuddin al-Aitsawi dari Syam; dari kalangan Hanafi ada al-Quthb bin Sulthan; ada juga Syekh Ahmad bin Ahmad bin Abdul Haqq As-Sinbathi mengikuti jejak ayahnya. 

"Selama hampir 400 tahun alias empat abad lamanya, umat Islam tidak minum kopi sama sekali. Minum kopi haram, demikian fatwa yang masyhur saat itu," tulisnya.

Saat itu, bila kita berani minum kopi secara terbuka, bisa-bisa kita berakhir di penjara atau setidaknya mendapat hukuman cambuk. Sulit membayangkan secangkir kopi bisa berkonsekuensi sepahit itu. Belum lagi, bully-an ala warganet sekarang marak dikumandangkan dengan tagar Laa yadkhulul jannata man syaribal-qahwah (peminum kopi tidak akan masuk ke dalam sorga). Padahal, kutip Abdulloh, sang wali penemu kopi sendiri memiliki dalih minum kopi yang tidak kalah kerennya. “Aku melakukan ini agar terus mengingat Allah,” begitu ucapnya. 

Kondisi ini menciptakan tekanan yang luar biasa. Dan sebuah titik terang menyala di kegelapan. 

Syahdan, Sayyid Nahlawi Ibnu Sayyid Khalil, menurut Muhammad Idris dalam Doa Nabi untuk para Peminum Kopi, mendengar cerita yang dituturkan oleh gurunya yang bernama Syaikh Salim Samarah (w. 1330 H) tentang seorang sufi dari tanah Maghribi.

Dikisahkan bahwa suatu waktu sang sufi berjumpa dengan Nabi dalam keadaan sadar (dalam literatur tasawuf, para sufi bukan saja bisa berjumpa Nabi dalam keadaan tidur/mimpi, melainkan dalam keadaan terjaga sekalipun), ia berkata kepada Nabi:

“Wahai Rasulullah saw, saya suka meminum kopi.” Lalu Nabi memerintakan sang sufi untuk membaca doa “khusus” saat menyeruput kopi yang biasa diminumnya, doa tersebut adalah sebagai berikut:

https://alif.id
https://alif.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun