Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan: Syahrusy Syifa (Bulan Penyembuhan)

23 Maret 2024   06:03 Diperbarui: 23 Maret 2024   06:20 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan: Syahrusy Syifa (Bulan Penyembuhan)
Ilustrasi pengobatan pada era Islam https://id.wikipedia.org/

"Homeopati adalah istilah yang banyak diasosiasikan dengan “pengobatan alternatif” untuk pengobatan penyakit ringan. Tapi apa sebenarnya itu? 

Homeopati berupaya mengobati kondisi dengan menggunakan zat dalam dosis kecil yang mungkin menyebabkan atau memperburuk kondisi tersebut. Misalnya, mengobati efek demam dengan menggunakan ekstrak bawang bombay untuk membuat mata berair dan hidung berair akan diklasifikasikan sebagai pengobatan homeopati.

Dikembangkan pada tahun 1790-an oleh dokter Jerman Samuel Hahnemann, keyakinan mendasar yang mendasari homeopati adalah bahwa tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri jika diminta dengan benar dan “seperti menyembuhkan seperti”—oleh karena itu istilah homeopati, merupakan singkatan dari kata Yunani homeios (serupa) dan pathos (penyakit).

Ada kemungkinan bahwa kepercayaan homeopati ini berasal dari pengamatan terhadap efektivitas inokulasi dan variolasi (inokulasi untuk penyakit cacar, yang sekarang sudah ketinggalan zaman) selama abad ke-18 untuk mengobati penyakit tertentu; dalam kasus apa pun, hal ini merupakan fenomena yang dalam beberapa kasus dapat dikaitkan dengan cara sistem kekebalan tubuh atau respons inflamasi berfungsi untuk menyembuhkan penyakit atau cedera. 

Dalam praktiknya, homeopati melibatkan ramuan yang dapat dibuat dari tumbuhan, lebah yang dihancurkan, tanaman ivy, dan arsenik putih, semuanya dirancang untuk merangsang sifat penyembuhan tubuh. 

Perawatan dilakukan dengan pengenceran berulang dari zat yang relevan—sebuah proses yang dikenal sebagai potensiasi—dan dengan setiap pengenceran, efek penyembuhannya meningkat."  

Namun, dunia medis memandang sebelah mata sistem pengobatan homeopati. Tidak sedikit ya menganggapnya sebagai plasebo. Menurut Kemenkes, plasebo istilah medis yang digunakan untuk terapi dan perawatan dalam bentuk obat-obatan atau prosedur tindakan medis yang tidak memiliki efek samping atau bukti kegunaan bagi kesembuhan pasien. Placebo sering disebut sebagai obat kosong.

Natalie Grams dalam Homeopathy—where is the science? dengan nada sengit menulis:

"Para pendukung homeopati juga mencari dukungan dari teori sains untuk menepis kritik dari komunitas ilmiah. Mereka mengklaim bahwa prinsip-prinsip rasionalisme kritis dan metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan melalui falsifikasi adalah 'dogmatis'; sebaliknya, mereka berusaha untuk melegitimasi homeopati dengan merangkul 'pluralisme ilmiah', yang akan mencakup 'bentuk-bentuk pengobatan alternatif' atau bahkan 'cara-cara alternatif untuk melakukan sains'. Tuntutan akan alternatif pengobatan dan ilmu pengetahuan seperti itu hanyalah tuntutan yang tidak masuk akal untuk kesewenang-wenangan."

Menurut Grams, homeopati tidak dapat dianggap sebagai obat karena tidak dapat membuktikan khasiat spesifik di luar efek konteks, seperti efek plasebo. "Kritik terhadap homeopati serta pseudo-pengobatan (pengobatan semu) secara umum membantu membedakan antara fakta dan opini, dan yang terpenting, memperjelas bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sebuah ideologi, melainkan sebuah metode yang telah terbukti dan dapat diandalkan untuk memperoleh pengetahuan," tandasnya.

Quantum Medicine

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun