DS Anwar
DS Anwar Guru

Menulis untuk berbagi dan bercerita. Sering memandang langit di malam hari sekadar untuk bertasbih, mengagumi benda yang bertebaran di langit, rembulan dan bintang-bintang-Nya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tips Mudik Cerdik dan Asyik, agar Balik Kampung Tidak Limbung

28 Mei 2019   17:18 Diperbarui: 28 Mei 2019   17:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Mudik Cerdik dan Asyik, agar Balik Kampung Tidak Limbung
rpchandra.web.id

MUDIK. Ya, satu kata yang sungguh unik. Satu kata yang menarik. Satu kata yang asyik untuk dilakukan dan dikenang. Satu kata yang sering menjadi pemantik balik ke kampung halaman. Satu kata yang selalu dinanti para perantau atau siapapun yang terpisah jarak dengan sanak keluarga. Setiap bulan puasa berakhir, tradisi mudik pun akan terukir.

Bangsa ini teramat kental dengan istilah mudik. Dalam mudik ada semangat untuk "balik" ke kampong halaman masing-masing di dalam lubuk hati terdalam para muslim yang menjalankan ibadah puasa sebula penuh. Betapa tidak? Bagi para perantau, yang jauh dari sanak keluarga kata mudik selalu menjadi suluh semangat untuk kembali ke kampung semula.

Pepatah mengatakan, setinggi-tingginya bangau terbang akhirnya ke pelimbahan (kubang) juga. Seperti kita,  siapa pun kita, di mana pun kita, saat di ujung Ramadan nanti, saat hari yang fitri merentangkan tangannya, kita akan merengkuh kerinduan yang indah meraih kemenangan bersama keluarga tercinta.

Tak perduli, laut dan samudra yang merintangi jarak. Ini bukan tentang lagu lebay atau tentang cinta yang tidak pasti. Tetapi mudik adalah soal ikatan hati dengan keluarga, sanak saudara, serta kampung halaman di mana kita lahir dan dibesarkan. Tak perduli berdesak-desakkan di jalan raya dengan motor, di dalam bis/kendaraan umum, bermacet ria meski menaiki kendaraan roda empat pribadi, di kereta api, atau di dalam kapal laut. Tak perduli ngantri panjang di loket penjualan tiket bis, di statsiun kereta api, pelabuhan, hingga bandara. Yang penting kita bisa mudik. Bisa balik ke kampong halaman demi memeluk ayah dan ibu yang masih ada, mencium sekaligus merangkul pundak mereka yang mungkin sudah rapuh. Rapuh menanggung rindu kepada anaknya yang berbulan bahkan mungkin bertahun-tahun tidak bersua.

Tak perduli tas ditenteng, atau dipanggul. Yang penting kita mudik. Mudik sudah benar-benar merasuk dan mendarah daging dengan masyarakat muslim di negeri ini. Tetapi saking semangatnya untuk mudik terkadang kita lupa akan diri. Lupa akan keselamatan keluarga yang kita miliki. Tak sedikit jika tradisi pulang kampung yang masive ini tiba, banyak yang lalai akan keselamatannya.

Setiap tahun, tradisi unik ini selalu diberitakan memakan korban. Jumlahnya pun tidak sedikit. Meski berdasarkan data kepolisian bahwa angka kecelakaan lalu-lintas pada mudik tahun lalu (2018) menurun 17% namun semua calon pemudik yang menggunakan jalur darat/air harus tetap waspada (liputan6.com). Jangan sampai kita dan keluarga kita menjadi salah satu korban berikutnya.

Tidak hanya menjaga keselamatan jiwa saja, setiap pemudik juga harus berhati hati dalam menjaga barang bawaannya. Para pelaku tindak kejahatan selalu memanfaatkan situasi mudik ini menjadi sasaran empuk untuk menjalankan aksinya. Berkali-kali dan hampir di setiap tradisi mudik tiba, bermacam tindak kejahatan kerap diberitakan di berbagai media. Salah satunya pencopetan dan aksi pelaku hipnotis. Atas berbagai pemberitaan tindak kejahatan dan kecelakaan dari tahun ke tahun yang selalu terjadi maka tidak ada salahnya kita musti sangat berhati-hati dalam menjalankan tradisi mudik ini.

Tetapi bagi para pemudik tidak hanya di perjalanan saja melakukan kesiap-siagaan ini. Ketertiban dan kehati-hatian harus dijaga dan dilaksanakan mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga saat kembali ke tempat semula (arus balik).

Berikut berbagai tips mudik yang bisa kita lakukan mulai dari persiapan, di perjalan, hingga arus balik nanti.

A. PERSIAPAN MUDIK

  1. Cek kendaraan pribadi ke bengkel dan lakukan servis jika memang diperlukan, pastikan semuanya aman dan kendaraan siap dipergunakan;
  2. Siapkan surat-surat penting untuk berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan katu identitas pribadi;
  3. Pesan tiket dari jauh-jauh hari jika menggunakan kendaraan umum, bahkan sekarang bisa lebih simpel dengan banyaknya aplikasi pemesanan tiket. Simpan tiket yang sudah kita miliki di tas/dompet yang aman dan mudah diambil saat hendak dipergunakan;
  4. Pastikan semua barang bawaan disiapkan serapi mungkin. Bawalah benda-benda yang benar-benar akan dipergunakan selama di perjalanan hingga arus balik nanti;
  5. Pergunakan tas atau pembungkus barang bawaan yang aman dan nyaman saat dibawa;
  6. Bawa perbekalan secukupnya, siapkan angpao jika diperlukan untuk bagi-bagi rizki di hari nan fitri;
  7. Siapkan obat-obatan pribadi yang sering digunakan agar tidak harus membeli di perjalanan;
  8. Jangan membawa perhiasan berlebihan terutama kaum hawa, agar tidak mengundang para pengintai kejahatan;
  9. Hati-hati dengan uang, pastikan aman dan bawa sesuai dengan kebutuhan. Zaman milenial seperti ini #dibikinsimpel saja. Jangan ribet. Uang kas sudah banyak gantinya dengan pembayaran non tunai alias uang plastik;
  10. Pastikan semua rekening pembayaran sudah dibayar, seperti biaya PAM, biaya listrik, dll;
  11. Pastikan semua alat yang menggunakan listrik tidak menyala/off saat meninggalkan rumah;
  12. Pastikan binatang piaraan kita aman, apakah dititip di tempat penitipan hewan (saat ini sudah banyak jasa penitipan hewan kesayangan. Bahkan ada yang disebut hotel hewan piaraan! Asyik bukan? Heee... zaman mileniah gitu loh! #dibikinsempel saja, jangan ribet.
  13. Eits, jangan lupa, tidak hanya hewan piaraan. Bagi penyuka tanaman pun hati-hati dengan tanamnnya. Jika ada jenis tanaman yang tidak suka panas, ya, amankan di tempat teduh. Cuaca saat ini kadang sangat ekstrim. Bisa-bisa sepulang mudik, tanaman kita hangus alias metong, alias mati tak tertolong! Sedikit curcol nih.
  14. Amankan tanaman yang menggunakan media di tempat-tempat yang sekiranya bisa menjaga kelembabannya, atau berikan alas di bawah pot dan beri cadangan air yang cukup. Berikan pula pupuk secukupnya. Siram tanaman di halaman (yang tidak menggunakan media pot) sebelum kita berangkat. Pastikan tanaman kesayangan kita tidak kekurangan air dan nutrisi selama kita mudik.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
B. SAAT DI PERJALANAN
  1. Bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak kecil, jika menggunakan kendaraan pribadi beroda dua, jangan sampai anak duduk di depan pengemudi (ayahnya). Anak jangan dijadikan tameng angin. Bukan bahagia saat tiba di kampun halaman, tapi bisa saja malah anak sakit hanya gara-gara karena mudik yang tidak sehat dan kurang aman. Jangan mengendarai secara kebut-kebutan, taati segala peraturan lalu-lintas dan tetap kendalikan diri selama di perjalanan. Istirahatlah sejenak di tempat-tempat peristirahatan yang biasa disediakan berbagai lembaga baik yang disediakan kepolisian atau perusahaan swasta di sepanjang perjalanan arus mudik.
  2. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi beroda empat juga tetap jaga keamanan. Persiapkan segalanya dengan rapi semua barang bawaan. Karena macet saat bermudik ria, sudah dapat dipastikan terjadi. Jangan sampai kebut-kebutan, istirahat sejenak jika diperlukan tetap kendalikan diri selama di perjalan.
  3. Bagi pengguna kendaraan umum, bis, kereta api, kapal laut, maupun kapal udara, pastikan barang bawaan, uang dan barang perhiasan kita aman, dan tetap terjaga dengan baik. Hubungi pihak berwajib jika terjadi hal-hal yang mencurigakan atau mengganggu (misalnya supir kendaraan bis yang ugal-ugalan) selama di perjalanan.

nusagates.com
nusagates.com
C. SAAT PULANG MUDIK/ARUS BALIK
  1. Hampir sama dengan saat kita mau mudik. Bedanya perbekalan tidak akan sebanyak seperti arus mudik. Jika saat arus balik lalu membawa oleh-oleh, pastikan aman dan terbungkus rapi;
  2. Selama di tempat mudik berhemat dalam pengeluaran, siapkan dana untuk kesehatan, seandainya pulang dari mudik ada anggota keluarga kita (anak) yang malah sakit sehingga memerlukan penanganan dokter sepulang mudik karena kelelahan;
  3. Tetap jaga kesehatan dan keamanan selama di perjalanan semoga kita kembali ke tempat semula dengan sehat dan selamat.

Meski mudik adalah tradisi, tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Bersilaturahim dan bermaaf-maafan dengan orang tua, sanak-saudara serta handaitolan memang sangat dianjurkan dan tentu saja mendapatkan nilai pahala. Karena kita tentu sebagai makhluk yang tidak sempurna, yang tak luput dari khilaf dan dosa. 

Apalagi jika kedua orangtua kita masih ada, sudah sepatutnya kita menjumpai mereka di hari nan fitri. Itulah intinya mudik. Itu jika mereka masih membuka mata dan ada. Bagaimana bagi yang mudik tetapi kedua orang tuanya sudah tiada? Semangat mudik tidak pernah surut. Mudik tetap dijalani meski yang didatangi hanya tanah pusara, tanah merah yang di dalamnya terbujur raga orang-orang yang pernah melahirkan dan merawat serta membesarkan kita.

Kullu nafsin dzaiqotul maut (QS.29:57), "setiap yang bernyawa akan merasakan mati". Setiap kita pasti akan mudik ke tempat semula. Mudik ke alam yang haqiqi. Temuilah selagi orangtua kita masih ada. Temuilah orang-orang tercinta. Wallahu a'lam bish-shawabi. []

Selamat mudik Lebaran 2019 

Cianjur, 23 Ramadan 1440-H/ 28 Mei 2019

 

Sumber/Referensi: 

  1. Mushaf Tadabbur, Rasm Utsmani, hal. 403
  2. https://www.liputan6.com/news/read/3561790/polisi-angka-kecelakaan-mudik-2018-turun-17-persen 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun