Eka Sarmila
Eka Sarmila Mahasiswa

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menilik Makna Berkah Ramadhan dari Spiritualitas hingga Sosial Ekonomi Masyarakat

1 April 2023   14:47 Diperbarui: 1 April 2023   15:16 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menilik Makna Berkah Ramadhan dari Spiritualitas hingga Sosial Ekonomi Masyarakat
Foto. Sketchpedia dari Freepik.com

Apa yang terlintas dibenakmu saat mendengar bulan Ramadhan? Kanget ngabuburitnya, segala ragam takjilnya, atau jadwal bukbernya?

Ramadhan senantiasa disambut dengan penuh suka cita. Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan yang senantiasa dinanti dan jadi jembatan untuk memperbaiki diri. Bulan yang sangat istimewa dengan segala keberkahan yang tak dimiliki oleh bulan lainnya.

Lantas, apa, sih yang membedakan Ramadhan dari bulan lainnya? Apakah hanya sekadar keramaian yang menghiasi lalu jadi istimewa?

Terlalu sederhana jika alasannya hanya demikian. Ramadhan memiliki makna yang lebih dalam, terutama pada aspek spiritualitas setiap muslim. Misalnya, jika dilihat pada hal yang paling mendasar dilakukan setiap Ramadhan, yaitu berpuasa. 

Foto/8photo dari freepik.com
Foto/8photo dari freepik.com

Puasa di bulan suci Ramadhan tidak hanya mengajarkan untuk menahan lapar dan haus, melainkan bagaimana mengendalikan hawa nafsu yang melekat dalam diri. Bagaimana mengontrol emosi, marah, dan perilaku negatif yang menyimpang. 

Ramadhan juga menjadi bulan yang sangat sakral, di mana wahyu pertama turun di bulan ini. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan atau yang disebut sebagai malam Nuzulul Quran. Peristiwa ini sekaligus menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam. 

Selain itu, dalam bulan suci Ramadhan sebagaimana yang diterangkan dalam QS. Al-Qadar di ayat 1-6, menjelaskan bahwa di Bulan Suci Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 

Jika dikonversi dalam umur manusia, kiranya ganjaran kebaikanya sama dengan 80 tahun seseorang beribadah. Sedangkan, jika dibandingkan dengan umur rata-rata manusia sekarang, mungkinkah umur kita dapat sampat di angka tersebut?

Begitu, banyak hikmah dan makna Ramadhan bagi setiap umat Islam. Lantas bagaimana dampaknya pada lingkungan sekitar.

Bukber Jadi Ajang Silaturahmi yang Ada di Bulan Ramadhan

Foto/Gpointstodio dari Freepik.com
Foto/Gpointstodio dari Freepik.com
Di bulan Ramadhan, Jadwal bukber alias buka bersama mulai berdatangan. Mulai dari teman SD, SMP, SMA, kuliah, hingga kantorpun turut serta dalam suka cita Ramadhan. 

Bukber tidak hanya menjadi suka cita bersilaturahmi bagi setiap muslim. Berdasarkan pengalaman saya, bukber dapat dijadikan wadah silaurahmi bahkan bagi sahabat yang berbeda agama.

Kegiatan ini tidak bertentangan pada aturan aqidah sebuah agama. Membangun hubungan sosial bermasyarakat adalah sebuah kebutuhan manusia dan diperbolehkan. Sehingga, ini dapat dijadikan ajang untuk mempererat dan membangun hubungan baik sesama manusia. 

Melalui agenda bukber yang kerap dijadwalkan setiap Ramadhan, kita dapat mengetahui kabar sahabat yang telah lama tidak bertemu. Sahabat yang telah kian lama sibuk dengan urusannya masing-masing dapat saling bertukar kabar dan kembali membangun hubungan. 

Foto/Rawpixel.com dari Freepik.com
Foto/Rawpixel.com dari Freepik.com

Dalam Islam sendiri, silaturahmi memiliki banyak manfaat diantaranya, memperpanjang umur dan meluaskan rezeki. Maknanya dengan silaturahmi kita dapat lebih gembira saat bertemu sesama. Dengan kualitas hidup yang bahagia tentunya lebih mudah menjaga kesehatan.

Orang yang cenderung lebih sehat cenderung pula lebih panjang umur. Begitu juga dengen rezeki. Melalui silaturahmi, koneksi yang telah lama terputus tersambung kembali. 

Kita tidak pernah menyangka sahabat lama yang dahulu belum menjadi apa-apa ternyata kini telah memiliki karir yang sukses. Seorang sahabat yang memiliki prestasi yang baik tentunya akan mendorong sahabatnya menjadi baik pula. Sehingga pintu rezeki pun menjadi terbuka. 

Namun, tetap mesti diingat bahwa silaturahmi yang baik tidak melupakan agenda wajib seorang muslim. Jangan sampai meninggalkan sholat magrib dan isya selama menjalankan agenda ini.

Harga Bahan Baku Naik, Namun Masih Bisa Beli Baju Baru

Foto/Freepik.com
Foto/Freepik.com
Seolah-olah aji mumpung di masa terjepit, menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri harga segala kebutuhan pokok naik. Hal ini menimbulkan keresahan dan kehawatiran di dalam hati masyarakat akan kesulitan ekonomi

Meskipun fenomena ini kerap terjadi namun tetap saja selalu ada jalan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Misalnya, tetap banyak keluarga yang mengusahakan sahur dengan lauk rendang di hari pertama. 

Anehnya pula, meskipun harga serba mahal dan hidup serba sulit, tetap saja ada anggaran untuk membeli baju baru, Membeli hampers hari raya, bahkan membuat kue persiapan hari raya.  

Jika dikatakan sulit tetap saja selalu ada jawaban yang didapatkan. Itulah makna berkah ramadhan yang sesungguhnya. 

Seorang tetangga sayapun  yang berprofesi sebagai pengusaha pakaian mengakui berkahnya berdagang semasa Ramadhan. Padahal, ia bukanlah seorang muslim. Ia menuturkan bahwa Ramadhan adalah bulan yang begitu berkah, pasalnya penjualannya laris di pasaran. 

Begitupun dengan mereka yang memiliki jasa seperti membuat kue, parsel, hingga membuat ketupat dan opor. Semua mendapat berkah berupa rezeki dibulan Ramadhan yang tak didapatkan dari bulan yang lainnya. 

Fenomena ini jadi bukti meksipun ada beberapa kesulitan yang ditempuh dengan adanya berkah di bulan Ramadhan hal ini dapat dilewati melalui kemudahan yang datang bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun