Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Akuntan

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Olahraga dan Olah Jiwa, Mencegah Gangguan Kesehatan di Bulan Ramadan

28 April 2020   08:48 Diperbarui: 28 April 2020   08:53 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga dan Olah Jiwa, Mencegah Gangguan Kesehatan di Bulan Ramadan
islam.nu.or.id

Sempurnanya ibadah puasa di bulan Ramadan memberikan harapan besar akan perbaikan kualitas pribadi yang memadai. Lebih tenang menghadapi tantangan, makin sabar mengalami cobaan dan merasa yakin menatap hari depan itu sebagian kecil tanda bahwa puasa sebulan penuh yang dijalani menghasilkan hikmah (manfaat) pada pribadi yang menjalaninya. 

Tanda-tanda yang lebih besar lagi bukan di sini tempat membeberkannya karena sifatnya yang subyektif dan banyak aspek tak dapat dijelaskan secara verbal. Atsar batiniyah (jejak rohani) terutama hanya pelakunya saja yang bisa merasakan dan memahami maknanya. Hanya itu yang tampak dari luar.

Dengan makin teduhnya pancaran wajah, makin bijaknya dalam bertindak, makin besarnya limpahan kasih sayang kepada sesama dan makin rendah hati terhadap semua realitas makhluk Tuhan. Hanya itu yang tampak dari luar.

Dorongan itulah yang membuat umat islam dengan hati gembira melaksanakan ibadah yang tergolong berat secara fisik namun bikin ringan alias enteng di pikiran dan hati. Satu bulan penuh berpuasa dengan kesabaran yang tidak biasa menahan lapar, dahaga dan syahwat (birahi) di siang hari. Satu hal yang amat berat dilakukan selain di bulan Ramadan.

Bagi Anda yang sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadan tidak begitu berat merasakan deraan rasa lapar dan haus seharian penuh.

Namun akan berbeda ceritanya bagi orang yang belum terbiasa genap selama sebulan. Tentu memerlukan persiapan yang memadai guna menjauhkannya dari beberapa hal berpotensi membuatnya tidak kuat melanjutkan puasanya.

Persiapan fisik

Kesiapan fisik cukup berperan dalam menunjang lancarnya ibadah puasa terutama di bulan Ramadan. Karena puasa wajib dijalankan dalam waktu tiga puluh hari berturut-turut tanpa jeda. Maka banyak hal bisa terjadi terkait naik-turun kebugaran dan kesehatan tubuh. 

Ada kalanya badan kelelahan karena beban kerja Anda yang menumpuk. Ada juga saatnya kehilangan sebagaian besar selera makan yang membuat puasa keesokan harinya terasa berat sekali. Ada pula kebetulan Anda harus menghadiri acara tertentu yang membuat  istirahat terlalu larut malam yang menurunkan stamina tubuh.

Ada banyak hal tak terduga yang berpotensi membawakan akibat penurunan kebugaran tubuh dan mengganggu kestabilan mental. Kemerosotan di dua hal itu tentu berpengaruh pada kesiapan anda memenuhi kewajiban berpuasa dengan hati lega dan menyenangkan.

Fisik sebaiknya selalu terjaga dalam kondisi bugar. Dengan begitu tubuh Anda tak mudah lemah dan lesu. Cara menjaga kebugaran tubuh perlu olah raga ringan setiap Anda sempat. Baik selagi di rumah, di kantor atau dimana saja seperti di tempat terbuka misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun