Cermin | Sebelum Janur Kuning Melengkung
Siang itu ketika berada di sebuah toko percetakan, tanpa sengaja aku bertemu Abdul. Sohib lama yang memutuskan berhenti kuliah demi fokus terhadap pekerjaannya.
Hampir tiga bulan kami tidak bersua. Penampilan Abdul sudah banyak berubah. Badannya terlihat lebih gemuk dan berisi.
Kami menghabiskan waktu dengan mengobrol di emperan toko, melepas kangen.
"Oh, ya. Apa kabar Ainun?" mendadak aku teringat tunangan Abdul semasa masih kuliah dulu.
Abdul tidak segera menyahut. Ia termenung sesaat. Tapi kemudian tertawa lebar.
"Ainun sudah menikah, Dot. Dua bulan lalu. Dijodohkan oleh Abinya."
"Masya Allah..." aku terkejut. Sekaligus prihatin.
"Ane telat melamarnya, Dot."
"Duh, kenapa nasib kita bisa sama ya, Dul. Aku juga pernah ditolak mentah-mentah."
"Oleh Arumi?"
"Bukan...oleh Ayahnya."