Sukseskan Kampanye #JanganMudikDulu dengan Gerakan 3M!
Stop? #JanganMudikDulu!
Yup! Sukseskan gerakan kampanye ini, yaa. Dengan gerakan 3M: Mendukung, Menaati dan Melaksanakan!
Sekalipun tampak sederhana, imbauan #JanganMudikDulu ini jangan diabaikan. Hal ini mengingat penyebaran Covid-19 kian hari terus bertambah.
Tidak percaya?
Simak info terbaru yang disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk Covid-19---Achmad Yurianto, di Graha BNPB Jakarta pada Rabu sore kemarin.
"Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada 693 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total ada 19.189 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020."
Nah, bagaimana? Masih ngeyel mau mudik? Tahan diri dulu, dong! Semua juga rindu. Semua juga ingin merayakan Lebaran bersama keluarga. Tapi kita harus memahami situasi dan kondisi yang riskan dan cukup membahayakan di tahun 2020 ini.
Tentang situasi genting atau membahayakan---khususnya yang berkenaan dengan pandemi, ada hadist yang mengulasnya.
Berikut kutipan hadist tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hambaNya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
Bagaimana? Cukup jelas, bukan? Rasulullah Saw demi menyelamatkan umatnya memberi peringatan agar tidak keluar dari negeri yang terjangkit suatu pandemi. Tentu peringatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Hadist tersebut di atas kiranya sangatlah sesuai dengan apa yang sedang terjadi dan dialami oleh penduduk dunia saat ini.
Oh, iya. Satu hal lagi. Jika Anda saat ini berada di Jakarta, entah itu sebagai penduduk tetap atau musiman, dan Anda merasa baik-baik saja, tidak merasakan gejala terjangkit virus Corona, eits...jangan berbangga hati dulu. Bisa jadi Anda memang bukan penderita, tapi kemungkinan besar Anda berstatus sebagai seorang carrier harus diwaspadai.
Tahukan apa itu carrier? Yup! Benar sekali.
Seorang carrier atau pembawa tidak merasakan gejala apa-apa. Karena memang imunitas tubuhnya mampu melawan kehadiran virus yang masuk.
Tapi seorang carrier berpeluang menularkan virus yang (bisa jadi masih bercokol di dalam tubuhnya) kepada orang lain. Termasuk kepada keluarganya sendiri.
Ini, nih, yang lebih berbahaya. Kita tidak ingin menjadi media virus bagi orang-orang yang kita cintai, bukan? Terutama bagi mereka yang rentan kesehatannya, seperti Ayah dan Ibu kita yang sudah berusia lanjut.
Itulah sebab, jangan protes atau nyinyir jika pemerintah semakin memperketat aturan #JanganMudikDulu. Larangan itu berarti pemerintah sangat peduli, sangat menaruh perhatian pada kita semua, rakyat Indonesia.
Coba kita bayangkan, diperkirakan ada sekitar 15 juta pemudik yang akan meninggalkan Jakarta ke berbagai wilayah di Jawa dan luar Jawa. Jika ini terjadi, itu berarti memberi peluang wabah virus Corona semakin menjalar dengan cepat dan menambah zona merah di berbagai daerah tujuan pemudik.
Duh, janganlah, yaa.
Sekali lagi. Demi keselamatan bersama. Jangan ngeyel untuk mudik. Tetap diam di rumah saja sesuai anjuran pemerintah dan kesadaran diri pribadi.
Menahan rindu itu memang berat. Tapi menjadi silent killer bagi keluarga sendiri jauh lebih berat.
***
Malang, 21 Mei 2020
Lilik Fatimah Azzahra