Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Isengnya Bocah Saat Ramadan Tiba

2 April 2023   06:13 Diperbarui: 2 April 2023   06:36 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bluum!!!

Bunyi aneh dan keras itu meletup dari moncong bambu berukuran sedang. Beberapa orang yang kebetulan lewat menoleh seraya mengomel karena kaget.

"Awas, Prit! Jangan berdiri di situ!" 

Peringatan itu bukannya membuat saya minggir, tapi malah mendekati gelondong bambu yang masih mengepulkan asap. Karena penasaran, saya melongokkan wajah. Dan, alhasil seluruh permukaan wajah coreng moreng tersaput jelaga.

Pulang ke rumah berpapasan dengan Ibu. Sontak dihadiahi nasihat panjang bak jalan kereta api.

"Masya Allah, Nduk. Kamu itu anak perempuan. Jangan main sama anak laki-laki yang tingkahnya nggak karuan. Untung terkena langesnya saja, kalau semisal tersulut apinya piye? Bla...bla...bla..."

Dasar bocah. Nasihat panjang lebar lewat selintasan saja, masuk kuping kanan keluar telinga kiri.

Usai cuci muka, mindik-mindik keluar rumah lagi. Melanjutkan ngabuburit bersama teman-teman yang masih berada di area eksperimen 'mercon bumbung'. Tapi suasana sudah sepi. Tidak terdengar bunyi blam-blum lagi.

"Lah, sudah mau bubar, tah? Kan azan Magrib masih lama." Saya bertanya kecewa.

"Ganti permainan lain, Prit. Kita ke halaman musala saja, yuk. Main petak umpet di sana. Biar pas azan Magrib berkumandang kita duluan yang dengar." Hadi, sang perakit 'mercon bumbung' mengusulkan. Semua setuju. Tanpa menunggu lama kami bergegas menuju halaman musala yang cukup luas.

"Anak-anak! Ayo ambil wudu, sholat Ashar, lanjut tadarus! Puasa-puasa jangan main terus!"

Suara lantang Pak Munawar, marbot musala yang terkenal jutek, membuat langkah kami surut.

"Kita kabur, yuk. Main di tempat lain saja." Salah seorang teman membisiki.

"Jangan. Kita tetap di sini saja. Usai sholat dan mengaji sebentar, nganu ... kita isengin Pak Munawar."

Kali ini, saya yang membisiki.

***
Begitulah. Nostalgia masa kecil Selalu ada kegembiraan dan keceriaan saat bulan Ramadan tiba. Apalagi di zaman dahulu kala, di era tahun 70-an, setiap Ramadan datang sekolah diliburkan sebulan penuh. Praktis waktu terasa jauh lebih panjang.

Tapi kami---para bocah, biasanya sudah punya planing. Pagi-pagi usai makan sahur, acara jalan bareng keliling-keliling kampung. Siangnya berkumpul di tanah lapang.

Nah, ini nih. Meski masih bocah, saat duduk-duduk melingkar di tanah lapang menikmati semilir angin, saya kerap didapuk oleh teman-teman untuk bercerita atau mendongeng. Anehnya, semua terhanyut, terbawa suasana setiap kali saya memperagakan dongeng. Bahkan ada yang sampai berurai air mata jika kisah yang saya ceritakan ber-ending sedih.

Lah, tema dongengnya dari mana? Kadang dari majalah anak-anak yang saya pinjam dari tetangga sebelah rumah. Kadang kalau kehabisan cerita, saya mengarang dongeng secara dadakan. Lucunya, teman-teman tidak ada yang menyadari jikalau apa yang saya ceritakan adalah hasil imajinasi saya sendiri. 

Di zaman itu membaca atau mendengarkan dongeng memang kegiatan yang sangat menyenangkan. Maklum, tidak ada hiburan sesemarak sekarang. Kalau pun ada, televisi hitam putih yang layarnya lebih sering dikerumuni semut karena penasangan antene-nya yang kurang pas. Itu pun tidak semua keluarga memilikinya.

Radio? Ada. Tapi suaranya berisik, kadang jelas kadang tidak.

Itulah sebab bermain di alam terbuka saat bulan Ramadan tiba menjadi pilihan terbaik kami, para bocah.

Kami baru beranjak pulang manakala matahari mulai condong ke arah barat. Waktunya mandi dan bersiap-siap pergi mengaji. Tapi, ya itu tadi. Dunia bocah. Di sela-sela kegiatan apa pun, jiwa bermain dan keisengan selalu muncul.

Ah, Ramadan. Ini sudah tahun kesekian jiwa raga ini bersua denganmu. Tapi tetap, nostalgia masa kecil bersamamu adalah momen terindah yang tak lekang dimakan waktu.


***
Malang, 02 April 2023
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun