Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Lainnya

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Fenomena Kontradiktif Selama Ramadan, Mengapa Lebih Boros?

15 Maret 2024   13:10 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:32 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Kontradiktif Selama Ramadan, Mengapa Lebih Boros?
Aneka minuman takjil. (Kolase dokumentasi pribadi)

Fenomena Kontradiktif 

Di tengah semangat Ramadan yang kental dengan nilai-nilai kesederhanaan dan pengendalian diri, sering kali kita menyaksikan sebuah paradoks yang mengejutkan yaitu meningkatnya tingkat borositas di antara sebagian orang selama bulan suci ini. 

Bukankah durasi waktu untuk mengkonsumsi makanan dan minuman menjadi jauh lebih sedikit, dimana waktu-waktu efektif kita dari jam 04.30 an sampai 18.00 an WIB tidak mengkonsumsi apapun. 

Hal ini menimbulkan asumsi bahwa perilaku konsumtif seharusnya menurun pada saat bulan Ramadan. Namun, kenyataannya, banyak individu justru menemukan diri mereka mengeluarkan uang lebih banyak selama bulan Ramadan.

Beberapa ibu di komplek sebuah perumahan sederhana sempat mengeluhkan hal ini. 

”Kalau ga Ramadan untuk urusan perut biasanya cukup, kalau Ramadan bisa hampir 2 kali lipat. Beli takjil rupa-rupa, sahurnya juga mesti dipikirin lagi, kalau enggak, pada ga selera sahur.” 

Kemudian yang lain menimpali, ”meskipun saya jarang beli takjil, selalu bikin sendiri, tetep wae boros. Tiap hari goreng bakwan dua piring, siapin kurma, belum es buah, lauk makan malam, lauk sahur sering beda juga.” 

Lalu yang lain lagi berusaha meredakan keluhan, ” ”He eh, jadi lebih boros, biasa namanya juga orang puasa, kudu spesial, kudu disiapin dananya jauh-jauh hari.”

Fenomena ini cukup menarik. Selama puasa Ramadan diharapkan melatih kesederhanaan terlebih berkaitan dengan makanan. Sayangnya seringkali malah berujung pada pemborosan yang tak terduga. Ramadan seakan menjadikan kebutuhan akan makanan meningkat tajam. 

Mengapa hal ini terjadi?

Ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan orang menjadi terkesan lebih boros selama bulan Ramadan. Dari pengaruh budaya konsumtif hingga faktor psikologis dan kondisi perkembangan perekonomian.

1. Tradisi Khusus terkait Makanan

Selain rutinitas beribadah yang bertambah, bulan Ramadhan juga menawarkan berbagai hidangan unik dan hanya muncul selama masa puasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun