Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Full Time Blogger

Blogger, photographer dan translator. Traveler and writer on https://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bingkisan Lebaran, Perlukah?

2 April 2024   22:54 Diperbarui: 2 April 2024   23:04 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bingkisan Lebaran, Perlukah?
Bingkisan atau hampers lebaran (sumber foto: Kompas Klasika)

Memberikan bingkisan atau hampers Lebaran kepada orang lain adalah salah satu tradisi yang umum dilakukan dalam perayaan Idul Fitri di banyak negara di seluruh dunia. Meskipun tidak ada kewajiban untuk memberikan bingkisan Lebaran, banyak orang memilih untuk melakukannya sebagai ungkapan kasih sayang, kebersamaan, dan kedermawanan.

Ada beberapa alasan mengapa memberikan bingkisan Lebaran dianggap penting atau dihargai:

Tradisi dan Budaya: Memberikan bingkisan Lebaran telah menjadi tradisi yang diteruskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat Muslim di banyak negara. Ini adalah cara untuk merayakan dan memperkuat ikatan keluarga, persaudaraan, dan komunitas.

Sikap Kedermawanan: Memberikan bingkisan Lebaran dianggap sebagai tindakan kedermawanan dan pemberian kepada mereka yang kurang beruntung atau membutuhkan. Ini adalah kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dan keberkahan dengan orang lain.

Meningkatkan Hubungan Sosial: Memberikan bingkisan Lebaran juga dapat membantu mempererat hubungan sosial antara keluarga, tetangga, teman, dan rekan kerja. Ini adalah cara untuk memperkuat ikatan sosial dan memperluas jaringan sosial.

Bingkisan atau hampers Lebaran dapat berisi berbagai macam barang, tergantung pada preferensi dan kebiasaan masing-masing keluarga atau individu. Berikut beberapa contoh item yang umumnya dimasukkan ke dalam bingkisan Lebaran:

1. Makanan kering: seperti kue kering tradisional, kacang, kerupuk, atau camilan kering lainnya.

2. Biskuit atau kue kering kemasan: banyak jenis biskuit atau kue kering kemasan yang tersedia di pasaran dan cocok untuk dimasukkan dalam bingkisan Lebaran.

3. Buah-buahan kering: seperti kurma, kismis, kurma, atau aprikot kering.

4. Minuman: seperti teh kemasan, kopi, atau sirup.

5. Produk-produk kebersihan pribadi: seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, atau pasta gigi.

6. Produk-produk perawatan diri: seperti handuk kecil, lotion tubuh, atau parfum mini.

7. Sajadah kecil atau mukena: sebagai simbol keagamaan yang bisa dimasukkan dalam bingkisan Lebaran.

8. Uang atau amplop: memberikan uang tunai atau voucher belanja sebagai hadiah juga merupakan tradisi umum dalam bingkisan Lebaran.

9. Bahan makanan segar: seperti beras, gula, minyak goreng, atau telur.

10. Bahan makanan siap saji: seperti sarden, susu kemasan, atau bumbu masak.

11. Buku kecil atau al-Qur'an: bagi mereka yang tertarik dengan literatur keagamaan atau ingin memberikan hadiah yang bermakna secara spiritual.

12. Barang-barang hiasan atau dekorasi: seperti bunga plastik, kipas tangan, atau miniatur masjid.

13. Oleh-oleh khas daerah: jika penerima bingkisan Lebaran berasal dari daerah yang berbeda, mungkin menambahkan oleh-oleh khas daerah tersebut akan memberikan sentuhan personal yang istimewa.

14. Cokelat atau permen: bisa menjadi tambahan manis dalam bingkisan Lebaran.

Pastikan untuk memilih item yang sesuai dengan selera dan kebutuhan penerima bingkisan Lebaran serta memperhatikan kebijakan dan budaya lokal terkait dengan bingkisan tersebut. 

Ketika akan memberikan bingkisan Lebaran, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar bingkisan tersebut sesuai dengan tradisi, budaya, dan kebutuhan penerima. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

Hubungan dengan Penerima: Pertimbangkan jenis hubungan Anda dengan penerima bingkisan. Apakah mereka anggota keluarga, teman dekat, tetangga, atau rekan kerja? Tingkat keakraban dan kedekatan hubungan dapat memengaruhi jenis bingkisan yang sesuai.

Kebiasaan dan Preferensi: Usahakan untuk memahami kebiasaan dan preferensi penerima bingkisan. Apakah mereka memiliki diet khusus, alergi makanan, atau preferensi tertentu terkait dengan produk-produk tertentu? Memilih bingkisan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penerima akan membuatnya lebih dihargai.

Budaya dan Tradisi: Perhatikan budaya dan tradisi lokal terkait dengan pemberian bingkisan Lebaran di lingkungan tempat Anda tinggal atau di tempat penerima bingkisan. Beberapa budaya mungkin memiliki aturan atau preferensi khusus terkait dengan jenis bingkisan yang diberikan atau cara memberikannya.

Kemampuan Finansial: Tetapkan anggaran yang sesuai untuk bingkisan Lebaran sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Anda tidak perlu memberikan bingkisan yang mahal atau mewah; yang terpenting adalah keikhlasan dan niat baik dalam memberikannya.

Nilai Simbolis dan Makna: Pilih bingkisan yang memiliki nilai simbolis dan makna bagi penerima. Misalnya, bingkisan yang memiliki makna religius, bingkisan yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari, atau bingkisan yang menggambarkan perhatian dan kepedulian Anda terhadap penerima.

Kemasan dan Presentasi: Perhatikan juga kemasan dan presentasi bingkisan. Kemasan yang rapi dan menarik akan menambah nilai estetika dan membuat penerima merasa dihargai. Anda dapat menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau mencoba kreasi kemasan sendiri untuk menambah sentuhan personal.

Pertimbangkan Lingkungan: Pilihlah bingkisan yang ramah lingkungan jika memungkinkan. Hindari penggunaan kemasan plastik sekali pakai yang dapat menimbulkan polusi lingkungan. Cobalah untuk memilih produk-produk lokal atau organik yang berkelanjutan.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, Anda dapat memberikan bingkisan Lebaran yang sesuai, berkesan, dan bermakna bagi penerima. Yang terpenting, jangan lupa bahwa niat baik dan keikhlasan dalam memberikan bingkisan adalah hal yang paling penting.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa memberikan bingkisan Lebaran haruslah dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih. Tidak ada tekanan untuk memberikan bingkisan kepada setiap orang yang dikenal. Keputusan untuk memberikan bingkisan Lebaran tetap berada di tangan Anda, jadi jangan sampai merasa terbebani. (EKW)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun