Chori ErikFebriarto
Chori ErikFebriarto Mahasiswa

NIM : 22107030102 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berburu Takjil di Jogokariyan

8 April 2023   07:00 Diperbarui: 8 April 2023   15:07 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berburu Takjil di Jogokariyan
Dok. pribadi

Masjid Jogokariyan adalah salah satu masjid yang sangat populer di kalangan warga Jogja maupun wisatawan yang sedang berkunjung. Masjid ini dikenal karena memiliki berbagai festival dan kegiatan saat hari-hari besar Islam, terutama saat memasuki bulan Ramadan. Tempat ini juga sering dijadikan sebagai destinasi wisata religi bagi para wisatawan yang ingin mengetahui seluk beluk dan juga sejarah dari masjid ini.

Salah satu program lain yang membuat masjid ini menjadi istimewa adalah Program Saldo Infak Nol Rupiah nya. Program ini bertujuan untuk membuat saldo infak yang masuk ke Masjid Jogokariyan selalu habis digunakan untuk keperluan masjid dan juga warga sekitar. Pengelola masjid tidak ingin menimbun hasil infak yang ada, dan selalu menggunakannya untuk membantu sesama.

Saat memasuki bulan Ramadan, pengelola dari Masjid Jogokariyan juga membagikan berbagai takjil gratis dengan menu yang beragam setiap harinya. Ditambah lagi di sekitar area masjid juga terdapat Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) yang selalu dipenuhi oleh banyak UMKM yang menjajakan berbagai takjil makanan ataupun minuman untuk berbuka puasa.

Panitia Ramadhan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta juga membagikan 3.000 porsi takjil berupa makanan berat kepada masyarakat yang hendak berbuka puasa. Panitia mampu menghimpun Rp1,3 miliar untuk memenuhi kebutuhan takjil selama bulan Ramadhan.

“Setiap hari ada 3.000 porsi takjil dan setiap harinya menu diganti,” kata Ketua Panitia Kampung Ramadhan Jogokariyan, Ananda Eka"

Takjil yang dibagikan tidak sekadar menu sederhana. Namun menu yang dibagikan cukup bergizi, mulai dari ayam kremes, tongseng ayam, rawon daging sapi, empal genthong hingga berbagai menu lainnya.

Untuk membuat takjil ini, ibu-ibu jemaah Masjid Jogokariyan akan meraciknya sendiri. Dengan penuh kebersamaan, mereka bergotong royong dan saling berbagai dalam memaknai ibadah di bulan suci Ramadhan.

Menjelang waktu berbuka, 3.000 porsi ini akan disiapkan di meja yang ada di halaman masjid. Begiu adzan Magrib berkumandang jemaah bisa mengambil dan menikmati menu yang disediakan panitia.  

Bagi takmir Masjid Jogokariyan mereka tidak kesulitan untuk mendapatkan dana untuk pembuatan takjil. Banyak jemaah yang dengan sadar menginfakkan hartanya untuk memberi makan orang berbuka puasa.

“Dananya dari infak  para donatur,” ujarnya.
Salah seorang pengunjung Husein mengaku setiap tahun selalu datang ke Masjid Jogokariyan. Selain menikmati kampung Ramadhan juga berburu takjil gratis.

“Harus datang lebih awal karena antre untuk mendapat takjil,” ujarnya.

Di areal masjid ini juga ada pasar Ramadhan yang menawarkan berbagai menu khas. Para pedagang juga kebanyakan dari para jemaah Masjid Jogokariyan.  

Selain itu, tradisi lain dari Masjid Jogokariyan saat memasuki bulan Ramadan adalah dengan mengundang berbagai tokoh penting untuk menjadi imam ataupun penceramah saat memasuki jam sholat tarawih atau subuh.  

Masjid Jogokariyan dibangun pada 1966 dan mulai digunakan masyarakat setahun kemudian. Masjid ini diresmikan langsung oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah pada 17 Agustus 1967 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI).

Nama yang diambil dari Masjid Jogokariyan ini mengikuti nama kampung masjid ini berada, yaitu Jogokariyan. Masjid ini dibangun dari sepetak tanah wakaf yang berukuran 600 meter persegi. Lalu, bangunan masjid ini selalu mengalami pemugaran menjadi lebih luas lagi.

Saat ini, Masjid Jogokariyan memiliki luas yang mencapai 1.118 meter persegi. Luasnya bangunan masjid ini membuat para pengelolanya juga membangun sebuah ruangan Islamic Center yang terdiri dari 3 lantai. Tak hanya itu, para pengelola juga membangun beberapa ruangan yang terbagi menjadi ruangan pertemuan dan kamar untuk penginapan pada lantai tiga. Masjid Jogokariyan pun memiliki letak strategis yang terletak di ujung persimpangan jalan sehingga mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan.

Menurut jogjaprov.go.id, lebih lengkapnya, lokasi Masjid Jogokariyan terletak di Jalan Jogokaryan Nomor 36, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Letak masjid ini juga tidak jauh dari Malioboro, pusat Kota Yogyakarta. Lalu, jika ingin mengunjungi Masjid Jogokariyan dari bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, maka bisa menggunakan kereta bandara dan berhenti di Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah itu, seseorang bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan becak, ojek, ataupun jemputan online.

Di luar bulan Ramadan, Masjid Jogokariyan masih menyelenggarakan kegiatan berbasis agama Islam lainnya. Salah satu program yang juga membuat masjid menjadi semakin istimewa adalah Program Saldo Infak Nol Rupiah.

Program ini hadir karena saldo infak yang masuk ke Masjid Jogokariyan selalu habis digunakan untuk keperluan masjid dan juga masyarakat sekitar. Nantinya, saldo infak ini akan digunakan untuk kebutuhan masjid beserta acara kegiatan lainnya. Tidak hanya itu, saldo ini juga kerap diberikan untuk orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, masjid ini juga sering dijadikan sebagai destinasi wisata religi bagi para wisatawan yang ingin mengetahui asal-usul dan sejarah masjid ini.

Masjid Jogokariyan sendiri terletak di ujung persimpangan jalan, sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan.

Masjid Jogokariyan ini terletak di Jl. Jogokaryan No.36, Mantrijeron, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55143 Letak masjid ini tak jauh dari Malioboro, Anda hanya perlu menempuh 10 menit menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai di Masjid Jogokariyan. Letak masjid ini juga sangat mudah ditemukan karena berada di sudut persimpangan kampung Jogokariyan.

Untuk jam operasional dari Masjid Jogokariyan sendiri, pengelola masjid tidak memberikan waktu khusus bagi pengunjung atau jamaah. Hal ini berarti masjid ini selalu terbuka untuk jamaah selama 24 jam setiap harinya. Apabila Anda ingin berwisata religi bersama rombongan besar ke Masjid Jogokariyan, alangkah baiknya jika menghubungi pengelola terlebih dahulu agar tidak mengganggu kegiatan jamaah lainnya.

Sementara untuk tiket masuk Masjid Jogokariyan sendiri Gratis dan tidak dipungut biaya lainnya kecuali biaya parkir sepeda motor sebesar Rp2.000 dan parkir mobil Rp5.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun