RAMADAN Pilihan

Mengenang dengan Kehangatan: Tradisi Ziarah Kubur di Hari Kemenangan

18 April 2024   22:35 Diperbarui: 18 April 2024   22:43 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenang dengan Kehangatan: Tradisi Ziarah Kubur di Hari Kemenangan
Dokumentasi Pribadi: ziarah Kubur Bersama Keluarga

Hari lebaran adalah momen yang penuh dengan keberkahan, kebahagiaan, dan kedamaian bagi umat Islam di seluruh dunia. Hari yang dinantikan dengan penuh antusias setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Di samping itu, Idulfitri juga memiliki berbagai tradisi yang melekat pada masyarakat Indonesia seperti halal bihalal, sungkeman, dan ziarah kubur.

Salah satu tradisi yang mengakar pada budaya Islam di Indonesia adalah tradisi ziarah kubur. Sebuah tradisi yang tetap mengikat pada hati dengan kehangatan kenangan. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih mendalam mengenai tradisi ziarah kubur.

Ziarah Kubur

Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi Lebaran. Ziarah kubur adalah tradisi yang dilakukan dengan mengunjungi makam kerabat, para leluhur, atau orang yang telah meninggal dunia. 

Ziarah kubur menjadi sebuah tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Pada saat Idulfitri, umat Islam menyempatkan diri untuk tidak hanya bersilaturahmi dengan kerabat yang masih hidup, tetapi juga dengan yang telah meninggal dunia.

Ziarah kubur selain mendoakan kerabat yang telah meninggal dunia, namun juga dapat menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dengan kerabat dan sebagai pengingat diri tentang adanya kematian.

Di sisi lain, berziarah kubur bukan hanya mendorong kita untuk mengingat akan adanya kematian, tapi juga membantu kita untuk mengenal asal usul atau silsilah dari keluarga kita sendiri dan dapat membangun relasi sosial dengan anggota keluarga besar yang disatukan oleh garis keturunan yang sama.

Tradisi ziarah kubur tidak memiliki waktu khusus, setiap orang dapat melakukan ziarah kapan saja baik pada saat Idulfitri, Iduladha ataupun di hari biasapun diperbolehkan.

Pada umumnya peziarah datang ke pemakanan setelah melaksanakan salat Idulfitri ataupun Iduladha, tetapi berbeda dengan Bu Titi yang mengaku rutin berziarah ke makam keluarganya. Bukan hanya momen Idulfitri atau Iduladha saja, beliau juga berziarah pada hari biasa khususnya hari Jumat yang kerap menyempatkan untuk berziarah ke makam keluarganya.

"Setiap hari Jumat itu rasanya kepingin banget ke makam Eyang Kakung, Eyang Putri terus pakde Bondan, itu di hati banget kalau sudah ke makam Eyang sama Pakde rasanya hati langsung adem" Ujar Bu Tuti.

Dokumentasi Pribadi: Bersama Bu Titi
Dokumentasi Pribadi: Bersama Bu Titi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun