Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mahasiswa

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lalui Jalan Berbeda saat Berangkat-Pulang Sholat Idul Fitri: Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah

14 April 2024   22:14 Diperbarui: 14 April 2024   22:29 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalui Jalan Berbeda saat Berangkat-Pulang Sholat Idul Fitri: Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah
Orang-orang sepulang melaksanakan shalat Ied (Dokumentasi Pribadi)

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang paling dinantikan oleh umat muslim. Idul Fitri adalah hari raya yang penuh dengan kemenangan dan kegembiraan bagi umat Islam di seluruh dunia setelah sebulan penuh berpuasa pada bulan suci Ramadhan

Idul Fitri ditandai dengan adanya malam takbiran, tepat malam hari sebelum Hari Kemenangan tersebut tiba. Pada malam tersebut, takbir akan dikumanadangkan di masjid maupun mushola. Tak hanya itu, beberapa masyarakat juga akan merayakan malam kemenangan tersebut dengan Takbir Keliling.

Saat menjelang serta saat Hari Raya Idul Fitri, banyak sekali amalan-amalan serta sunnah-sunnah yang bisa kita lakukan sebagai umat Muslim. Kita bisa meyakini bahwa jika kita melakukan amalan-amalan yang dianjurkan oleh baginda Nabi SAW, kita akan mendapatkan pahala serta kebaikan akan datang pada diri kita.

Sunnah Rasul adalah segala sesuatu yang datang dari Rasulullah SAW yang berkaitan dengan masalah akidah, iman, surga, neraka, hingga masalah fikih. Jika kita melakukan sunnah-sunnah Rasulullah SAW, apa yang akan kita lakukan dapat berimpas pada kehidupan kita di dunia maupun akhirat kelak. Sebab, anjuran Rasulullah pastilah merupakan anjuran yang baik serta dapat menjadi penuntun serta pedoman setelah Al-Qur'an dalam kehidupan kita sebagai umatnya.

Banyak sekali sunnah-sunnah (anjuran) Rasulullah SAW. Apalagi sunnah yang dianjurkan pada saat Hari Raya Idul Fitri. Beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • Menghidupkan malam Idul Fitri dengan ibadah
  • Perbanyak membaca takbir
  • Melaksanakan Shalat Ied
  • Makan sebelum Sholat Ied
  • Berjalan Kaki menuju tempat sholat
  • Membedakan rute/melalui jalan yang berbeda antara jalur berangkat dan pulang Shalat Ied
  • Berhias serta berpenampilan sebaik mungkin
  • Mengucapkan selamat hari raya kepada sesama umat Muslim
  • dll.

Para warga menunaikan shalat Ied (Dokumentasi Pribadi)
Para warga menunaikan shalat Ied (Dokumentasi Pribadi)

Shalat Ied

Seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan sangat dianjurkan untuk melaksanakan anjuran-anjuran Rasulullah SAW, salah satunya yaitu melaksanakan shalat Ied pada Hari Raya Idul Fitri. Hukum shalat Ied adalah sunnah mu'akaddah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW. selalu melaksanakan shalat Idul Fitri hingga beliau wafat.

Shalat Idul Fitri dilakukan sebanyak dua rakaat, dengan niat shalat Idul Fitri. Terdapat perbedaan antara jumlah takbir pada shalat Ied dengan shalat wajib lima waktu serta shalat sunnah yang lainnya. Jika shalat pada umumnya hanya akan menggunakan satu kali takbir pada awal rakaat, namun akan berbeda jika kita melakukan takbir pada Shalat Ied.

Pada rakaat pertama Shalat Ied, sebelum membaca surat al-Fatihah, dianjurkan untuk melakukan takbir sebanyak 7 (tujuh) kali. Sedangkan pada rakaat kedua, dianjurkan untuk melakukan takbir sebanyak 5 (lima) kali sebelum memca surat al-Fatihah.

Tidak sedikit umat Islam yang bertanya-tanya dalam benaknya 'mengapa takbir dalam shalat Idul Fitri dilakukan sebanyak itu serta ada tambahan doa dalam setiap selingannya? Mengapa tidak dilakukan sama dengan pada saat kita menunaikan ibadah shalat pada umumnya?'

Secara fiqh tidak terdapat alasan secara spesifik mengenai jumlah takbir dalam shalat harus menggunakan jumlah tertentu. Karena, jumlah takbir dalam shalat Ied adalah ketentuan yang telah digariskan oleh Rasululllah SAW, sehingga kita sebagai umatnya tidak perlu untuk mempertanyakan perihal ketentuan tersebut.

Pada hari Rabu, 10 April 2024 umat Islam berkumpul bersama untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid atau lapangan terbuka. Shalat Idul Fitri adalah salah satu ajaran Islam yang sangat wajib dan dianjurkan untuk dilaksanakan. Shalat Idul Fitri merupakan hal yang sangat penting dan tentunya memiliki banyak manfaat serta hikmah di dalamnya.

Sebelum pergi ke masjid atau lapangan untuk menunaikan shalat Ied, kebanyakan para warga akan makan terlebih dahulu di rumahnya masing-masing karena merupakan salah satu sunnah Nabi SAW.  

Sunnah makan sebelum pergi shalat Ied yang dianjurkan yaitu dengan memakan beberapa biji kurma dengan jumlah yang ganjil. Hal ini berbeda dengan pada saat Hari Raya Idul Adha. Kita sebagai umat Muslim dianjurkan untuk makan setelah menunaikan shalat idul Adha.

Lalui Jalan Berbeda

Salah satu sunnah Rasulullah yang terkait dengan shalat Idul Fitri adalah disunnahkan bagi seorang muslim untuk melalui jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat. Hal ini dikutip berdasarkan hadist dari Jabir bin Abdullah RA yang berkata: "ketika shalat hari raya, Rasulullah SAW mengambil jalan yang berbeda." (HR. Bukhari No.986)

Hadist lain yaitu dari Abu Hurairah RA. yang meriwayatkan bahwa, "Apabila Nabi SAW pergi shalat Ied, ketika pulang beliau akan menempuh jalan yang berlainan dengan jalan yang beliau lalui ketiga pergi".

Sesuai dengan apa yang dilakukan oleh baginda Rasulullah SAW sesuai dengan hadist-hadist tersebut, umat Islam pun banyak yang melakukannya karena dianggap bahwa hal tersebut sunnah yang dianjurkan serta sesuai dengan perilaku Nabi SAW, dan berharap mendapatkan pahala serta hikmah jika kita melaksanakannya.

Mayoritas ulama pun mengatakan hal serupa. Melalui jalan yang berbeda saat berangkat-pulang shalat Ied berlaku bagi imam maupun makmum dalam shalat itu. 

Sunnah tersebut juga menjadi tradisi di salah satu dusun di Kota Asri yang berada di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah ini, yaitu Dusun Kalibening, Desa Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. 

Para warga Dusun Kalibening mayoritasnya menjalankan sunnah tersebut, namun sampai saat ini hal tersebut malah menjadi sebuah tradisi. Para warga akan berbondong-bondong untuk berangkat Shalat Idul Fitri bersama keluarganya maupun bersama para tetangganya sembari mengenakan mukena serta pakaian sholatnya yang pastinya terlihat dengan baik.

Kebanyakan dari warga tersebut akan berjalan kaki untuk menuju ke masjid serta pulang dari masjid. Namun ada beberapa warga juga yang mengenakan kendaraan karena mungkin dengan alasan jarak rumahnya yang terbilang lumayan jauh.

Foto bersama narasumber, Amelia (Dokumentasi Pribadi)
Foto bersama narasumber, Amelia (Dokumentasi Pribadi)

"Ketika saya mendengar nasihat dari mendiang almarhumah nenek saya, beliau pernah berkata bahwasannya jika saya menggunakan jalan yang berbeda untuk berangkat dan pulang selepas shalat Idul Fitri itu agar jumlah langkahnya lebih panjang serta lebih banyak", ujar Amelia, salah satu jamaah Shalat Idul Fitri.

"Karena kata nenek saya, setiap langkah bisa menghapus dosa-dosa yang telah kita perbuat serta pahala kita akan semakin banyak. Jadi dari dahulu sampai sekarang, saya selalu melakukan seperti apa yang diucapkan oleh nenek saya", tambanhnya.

Merujuk pada ucapannya, Amelia melakukan anjuran tersebut dikarenakan langkah yang akan ia peroleh lebih banyak, sehingga pahala yang akan ia peroleh lebih banyak pula.

Tak hanya itu, ada juga yang mengatakan bahwa jika memilih jalan yang berbeda saat melaksanakan shalat Idul Fitri dan ketika pulang ke rumah adalah agar bisa menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan dengan lebih banyak orang.

Yang berpendapat tersebut mengatakan bahwa pada saat Idul Fitri pastinya orang-orang akan maaf-maafan. Jika arah/jalan yang kita lalui untuk berangkat serta pulang Shalat Ied merupakan jalan yang sama, maka kita hanya akan bersilaturahmi dengan orang yang sama. Namun jika melalui jalan yang berbeda, kita akan bersilaturahmi dengan orang yang berbeda. Maka dari itu, akan lebih banyak orang yang akan kita ajak silaturahmi.

Para masyarakat meyakini dengan adanya dua hikmah tersebut. Mereka tidak mempermasalahkan para warga akan berpendapat seperti apa. Apapun yang mereka lakukan pasti dengan dasar mengharap pahala serta kebaikan dari Allah SWT.

Meski demikian, tidak jadi masalah jika jalan yang seseorang lalui saat berangkat serta pulang shalat Ied itu merupakan jalan yang sama, karena hukumnya sunnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun