Ramadan, Momen Tepat untuk Meneladani Sifat-Sifat Wajib Rasulullah
Kita mengenal ada 4 (empat) sifat wajib Rasulullah, yaitu Sidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh. Sidiq artinya berkata benar atau jujur, amanah berarti dapat dipercaya, Fathonah artinya cerdas dan Tabligh yang berarti menyampaikan. Keempat sifat Rasulullah ini yang harus diteladani oleh kita semua dalam mengarungi kehidupan.
Meneladani Sidiq, Kejujuran yang Kini Telah Langka
Tidak dapat dimungkiri, saat ini keberadaan orang jujur sangat langka. Banyak orang yang sudah kehilangan rasa empati terhadap sesama sehingga disadari atau tidak mereka kerap melakukan banyak kebohongan. Bahkan, kebohongan satu akan menutupi kebohongan-kebohongan lainnya, sehingga begitu terus tanpa henti dan terkendali.
Mirisnya, lambat laun kebohongan tersebut telah dianggap sebagai hal yang biasa sehingga ketika melakukannya tidak ada beban moral yang menyelimuti pikirannya. Para pembohong kerap beralibi bahwa kebohongan yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari konflik atau mengamankan keadaan agar terlihat baik-baik saja. Padahal, perilaku tidak jujur ini justru akan berdampak buruk jika tidak segera dihentikan.
Coba renungkan sejenak dengan mengingat junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang memiliki sifat Siddiq. Betapa mulianya Rasulullah dalam berbuat jujur kepada siapapun, bahkan kepada mereka yang membencinya sekalipun.
Sifat Siddiq yang ditunjukkan Rasulullah adalah ketika pembebasan kota Makkah, dimana kala itu Rasulullah jujur kepada lawannya bahwa Ia datang tidak membawa senjata, padahal kaum Quraisy sudah merasa ketakutan saat itu dan berancang-ancang akan menyerang Rasulullah. Hal inilah yang kemudian mendapat pengakuan dari musuh Rasulullah bahwa beliau adalah orang yang benar-benar jujur, bahkan ketika menghadapi musuhnya sekalipun.
Luar biasa sifat wajib Rasulullah akan nilai-nilai kejujuran. Rasulullah menunjukkan bahwa kejujuran akan membawa kebaikan baik pada diri sendiri maupun orang lain. Rasulullah memberi tauladan kepada seluruh umat manusia bahwa sifat jujur harus diterapkan dalam kehidupan.
Sudahkah Kita Jujur Sebagaimana Rasulullah Sudah ajarkan ?
Bulan Ramadan saatnya kita membenahi diri untuk kemudian kembali Fitri. Coba bertanya pada hati kecil kita, "sudahkah kita jujur sebagaimana Rasulullah sudah ajarkan ?"
Jika masih merasa belum, maka jangan menunda-nunda lagi untuk segera bertaubat dan mulai menghindari segala bentuk ketidakjujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Lakukan dari hal-hal kecil dan sederhana untuk melatihnya. Misalnya dengan tidak mengambil segala sesuatu yang bukan hak kita, selalu berkata jujur kepada orangtua atau tidak mencurangi orang lain dalam hal apapun.
Bagi yang terbiasa berbohong barangkali akan terasa sangat berat untuk dapat keluar dari jerat kebohongan. Namun jangan berkecil hati, jika kita memang benar-benar punya niat baik untuk bertaubat inshaaAllah Allah SWT akan memudahkan segala sesuatunya. Karunia Allah SWT akan datang pada orang-orang tulus ikhlas ingin bertaubat hanya karenaNya.
Ingatlah, bahwa kita tidak pernah tahu perbuatan baik mana yang akan mengantarkan kita mendapat karunia-Nya. Jadi, jangan pernah memilih-milih dalam hal berbuat baik. Sebab bisa jadi dari perbuatan jujur yang dianggap kecil, justru itu yang diterima oleh Allah SWT.
Menjaga Amanah, Mampukah Kita ?
Sifat Rasulullah berikutnya adalah amanah, yaitu dapat dipercaya. Rasulullah selalu menjaga kepercayaan yang diberikan oleh orang lain.
Hal ini terlihat ketika Rasulullah pernah bekerja membantu Khadijah dalam berdagang. Selama bekerja dengan Khadijah, tak pernah sekalipun Rasulullah mengkhianati dan mencurangi Khadijah, baik dalam takaran maupun timbangan dagangan. Rasulullah sangat menjaga amanah yang diberikan Khadijah kala itu. Dan, hal inilah yang membuat Khadijah begitu mengaguminya dan kemudian menikahinya dan bersama-sama berjuang di jalan Allah SWT.
Merefleksikan pada kehidupan saat ini, mampukah kita meneladani sifat amanah Rasulullah ? Sementara kita masih kerap mencurangi pekerjaan di kantor, menyepelekan kepercayaan orang lain atau bahkan mengkhianati sebuah kepercayaan dalam suatu hubungan.
Apalagi kita tahu, maraknya kasus korupsi semakin menambah rapor merah keberadaan amanah dalam suatu kepercayaan yang telah diembankan. Lantas, dimanakah amanah itu kini ?
Fathonah, Cerdas dan Bijak dalam Bertindak
Sifat wajib Rasulullah lainnya adalah Fathonah, yaitu cerdas. Ya, kecerdasan adalah menjadi ciri Rasulullah. Allah SWT menganugerahkan kecerdasan kepada Rasulullah agar Rasulullah dapat menegakkan kebenaran Islam di tengah kaum jahiliah yang berada dalam kubangan masa kebodohan.
Dengan sifat Fathonah yang dimiliki, beliau berupaya mengubah zaman kebodohan menjadi zaman Islam yang datangnya dari Allah SWT.
Di masa kini, budaya hedonis barangkali mengisyaratkan "kembali" nya zaman jahiliah. Manusia begitu mudah diperdaya oleh teknologi dan segala bentuk kemewahan. Manusia mulai kehilangan arah, meninggalkan ilmu pengetahuan hanya untuk kesenangan sesaat.
Bahkan, tak jarang kaum intelek yang berilmu pun lalai akan ilmu yang dimilikinya. Padahal, seharusnya semakin berilmu maka kita akan semakin menjadi orang yang bijak dalam berperilaku.
Meraih ilmu setinggi langit adalah baik, namun akan lebih baik jika dibarengi dengan Perilaku bijak dan peduli dengan lingkungan di sekitar kita. Seperti halnya Rasulullah yang memiliki kecerdasan namun tetap santun, sederhana dan bijak dalam bertutur dan berperilaku.
Tabligh, Jangan Pelit Berbagi Ilmu
Sifat Rasulullah yang terakhir adalah tabligh yang diartikan sebagai menyampaikan. Rasulullah senantiasa menyampaikan Wahyu dan perintah Allah SWT kepada kaum yang ada kala itu. Rasulullah tak pernah lelah dalam menyampaikan wahyu Allah. Bahkan, meski harus dihujat dan diperlakukan tak baik oleh orang lain, namun Rasulullah sedikitpun tak gentar untuk terus menyampaikan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
Sifat ini hendaknya kita teladani dalam hal berbagi ilmu pengetahuan. Ingatlah, bahwa salah satu amal yang tidak terputus adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat memberi maslahat bagi orang banyak. Sehingga membagikan ilmu agar membawa manfaat untuk orang banyak adalah perbuatan yang sangat baik.
Jangan jadi pribadi yang berilmu namun pelit dalam membagikan ilmu yang dimiliki. Sesungguhnya ilmu yang demikian tidaklah bermanfaat dan pahalanya akan terputus pada dirinya saja. Sungguh sangat merugi, bukan ?
Nah, bagaimana ? Sudahkah kita meneladani sifat-sifat wajib Rasulullah ? Mumpung masih Ramadan, yuk, manfaatkan momen Ramadan sebagai momen untuk memperbaiki diri dengan meneladani sifat-sifat Rasulullah di tengah zaman yang semakin modern dan hedonis ini.
Di bulan nan suci ini, semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang senantiasa bisa meneladani sifat-sifat wajib Rasulullah dan mampu konsisten untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.