Greg Satria
Greg Satria Wiraswasta

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Bagaimana Pemain Sepakbola Muslim Menunaikan Ibadah Puasa?

13 Maret 2024   00:49 Diperbarui: 13 Maret 2024   04:30 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Pemain Sepakbola Muslim Menunaikan Ibadah Puasa?
Mohamed Salah melakukan selebrasi sujud usai cetak gol penalti pada laga Tottenham Vs Liverpool (1/6/2019).(AFP/GABRIEL BOUYS) via kompas.com

Bulan yang penuh berkat dan pengampunan akhirnya tiba juga. Sebulan lebih kedepan, umat Muslim akan menunaikan ibadah puasa untuk menyambut hari Raya Ramadan. Tak terkecuali para pemain sepakbola Muslim profesional, yang juga tetap menjalankan ibadah ini di tengah rutinitasnya berlatih dan bertanding.

Bulan Maret dan April justru menjadi salah satu bulan yang cukup padat pada agenda sepakbola dunia tahun ini. Namun FIFA sepertinya sudah melakukan langkah antisipasi, dengan memberikan jeda berupa International Match di tanggal 18-26 Maret 2024. Hanya para pemain yang dipanggil timnasnya saja yang masih harus berlaga di jadwal bela negara tersebut.

Pemain-pemain Muslim yang tidak dipanggil mungkin bisa memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadahnya di rumah. Tetapi ini hanya berlaku untuk pemain liga-liga elit saja ya... Liga-liga kelas dua dan kelas amatir tidak ikut kalender FIFA Matchday, jadi tetap harus memainkan laganya di periode minggu ketiga dan keempat bulan ini.

Akan selalu menjadi concern bagi banyak pihak, bagaimana para pemain sepakbola Muslim ini tetap bisa menjalankan ibadahnya. Terutama, ada beberapa laga yang digelar di jam-jam sebelum buka puasa, ataupun berbarengan dengan waktu buka puasa.

Tentu di liga negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam seperti Indonesia dan Turki, penyesuaian jadwal akan dilakukan. Laga-laga akan digeser lebih malam, usai para pemain berbuka puasa.

Namun di liga-liga elit Eropa seperti Premier League, Serie A, La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1, pertandingan tetap dilaksanakan di jam-jam seperti biasanya berkenaan dengan jadwal tayang. Ini berarti para pemain sepakbola Muslim yang harus beradaptasi dengan kondisi tubuhnya.

Lalu bagaimana mereka menjaga kebugaran tubuhnya di tengah masa puasa? Apa juga bentuk toleransi dunia sepakbola dalam menghargai ibadah para pemain Muslim? Serta bagaimana tanggapan pemain-pemain tersebut tentang bertanding di bulan Ramadhan? Mari kita bahas satu per satu.

Ilustrasi pakar nutrisi memberikan briefing kepada para pemain. sumber : (KOMPAS.ID/HERU SRI KUMORO) via kompas.com
Ilustrasi pakar nutrisi memberikan briefing kepada para pemain. sumber : (KOMPAS.ID/HERU SRI KUMORO) via kompas.com

Hal-hal Yang Harus Dijaga Para Pemain Selama Berpuasa

FIFPRO, organisasi yang membawahi seluruh pemain sepakbola profesional, pada 10 Maret 2024 lalu merilis tiga elemen inti untuk diperhatikan para pemain yang berpuasa. Berbicara sebagai Chief Medical Officer FIFPRO, Prof Dr Vincent Gouttebarge yang juga bermain sepakbola selama 14 musim telah memberikan analisanya untuk pemain yang tetap bermain di bulan Ramadan.

Pertama adalah Nutrisi. 

"Para atlet biasanya membutuhkan setidaknya tiga kali makan yang layak sehari untuk berlatih dan berkompetisi di level tinggi, dan tentu saja ada peralihan ke dua kali makan bagi para pemain saat Ramadhan, dengan porsi makan terbesar adalah sebelum matahari terbit sehingga mereka dapat terus berlari sepanjang hari. Idealnya, makanan tersebut harus mengandung makanan tinggi glikemik (seperti kentang dan nasi) yang kaya energi, sedangkan makan setelah matahari terbenam harus makanan dengan glikemik rendah. Suplemen juga dapat dipertimbangkan tetapi harus berkonsultasi dengan dokter klub."

Kedua adalah Hidrasi atau kecukupan cairan tubuh.

"Hidrasi bisa jadi rumit, dan kami menyarankan para pemain untuk tetap terhidrasi pada siang dan malam hari seoptimal mungkin. Tentu saja tidak selalu mungkin untuk tetap terhidrasi pada malam hari, jadi yang terpenting adalah menemukan keseimbangan antara hidrasi teratur dan minum. tidur malam yang cukup. Strategi pendinginan dapat diterapkan untuk menghentikan kehilangan cairan melalui keringat, seperti handuk dingin dan berkumur dengan air, sementara mandi air dingin pasca sesi juga dapat membantu mengurangi kehilangan cairan. Suplemen natrium juga harus dipertimbangkan, seperti menghindari kopi dan teh."

Ketiga adalah Tidur yang cukup.

"Selama bulan Ramadhan, tubuh pemain perlu beradaptasi dengan jadwal biologis yang berubah. Oleh karena itu, gangguan tidur mungkin memiliki dampak terbesar pada pemain. Jam kronologis Anda berbeda dari biasanya, dan ditambah dengan kekurangan nutrisi. dan hidrasi di siang hari, hal ini dapat menjadi tantangan untuk dilakukan."

Penjelasan di atas disadur dari website resmi FIFPRO (10/3/2024) pada link berikut ini.

Para pemain profesional mempunyai dua kontrol kesehatan dalam kesehariannya. Selain klub yang menyediakan dokter tim dan ahli gizi, kebanyakan dari pemain profesional mempunyai Personal Trainer ataupun nutrisionist pribadi untuk menjaga kebugaran tubuhnya. 

Di bulan Ramadan ini kerja mereka akan menjadi lebih ekstra. Sudahkah hal ini berlaku untuk pemain di BRI Liga 1? Semoga forward dari artikel FIFPRO ini dapat membantu.

Toleransi Dunia Sepakbola Selama Bulan Ramadan

Dalam menjalani bulan penuh berkah ini, toleransi kerap ditunjukkan para pemain di lapangan, terutama ketika momen berbuka puasa bertepatan di pertengahan jalannya laga.

Sejauh ini hanya MLS, Liga Inggris dan diikuti Australian A-League yang secara resmi memberlakukan break di tengah laga untuk memberi kesempatan pemain Muslim berbuka puasa. Di dalam catatan worldfootballsummit, bulan Ramadan tahun lalu ada total delapan laga yang tercatat menghentikan sejenak laganya untuk memberi kesempatan pemain yang berbuka puasa makan atau minum di pinggir lapangan

Meskipun pada kenyataannya, banyak laga yang menggunakan sedikit trik dan kerjasama dari kedua tim untuk melancarkan waktu berbuka puasa ini.

Luca Ranieri, pemain belakang Fiorentina, musim lalu pernah pura-pura cedera pada saat melawan Inter Milan guna memberikan kesempatan kepada rekannya Sofyan Amrabat untuk berbuka puasa di pinggir lapangan.

Ketika musim 2020-2021 Liga Inggris belum secara resmi memberlakukan pemberhentian laga untuk berbuka, wasit Graham Scott dengan inisiatifnya meniupkan peluit di menit ke 34' untuk memberi kesempatan Wesley Fofana berbuka puasa pada laga Leicester City versus Crystal Palace kala itu.

Bek yang kini sedang cedera panjang bersama Chelsea itu pun berterimakasih atas momen tersebut, dengan mencuitkan pernyataan pada akun Twitter/X-nya.
"Hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Premier League (operator kompetisi Liga Inggris) yang telah mengizinkan saya berpuasa di tengah pertandingan. Ini yang membuat sepakbola terlihat luar biasa,"

Hakim Ziyech dan Noussair Mazraoui juga pernah tertangkap kamera berbuka puasa di tengah laga Liga Champions 2018/2019 kontra Tottenham Hotspurs. Kedua tim sepakat untuk tidak langsung melanjutkan laga ketika pemain-pemain asal Maroko tersebut makan dan minum di pinggir lapangan.

Jadi, meskipun di beberapa liga belum ada aturan resmi tentang momen berbuka puasa ini, para pemain mempunyai jiwa fair play dan toleransi yang besar untuk memberi ruang para pemain Muslim menjalankan ibadahnya.

Testimoni Para Pemain yang Bertanding di Bulan Ramadan

Memang tidak semua kondisi memungkinkan seorang pemain bisa menjalankan ibadah puasa ini dengan total. Untuk momen khusus seperti saat membela Tim Nasional di momen krusial, ada pemain yang memutuskan untuk sementara tidak berpuasa. Bukan karena tidak taat beragama, namun mereka mempunyai pertimbangan medis untuk melakukannya.

Mesut Ozil, playmaker Timnas Jerman, pernah mengatakan ia membatalkan puasanya saat membela Jerman di Piala Eropa 2016 Prancis dan menggantinya dengan hari lain. Memang di tahun itu momen puasa bertepatan jatuh di bulan Juni saat Piala Eropa sedang digelar.

Dikutip dari tribunnews.com, alasan Ozil kala itu adalah tubuhnya tidak bisa berkompromi dengan cuaca panas yang ada di Prancis. Patut dimaklumi juga bahwa momen Piala Eropa ataupun Piala Dunia digelar usai kompetisi panjang di liga usai.

Kapten Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam juga pernah memberi pernyataan bahwa ia dan rekan-rekannya yang berpuasa akan "batal sehari" saat laga FIFA Matchday melawan Burundi tahun lalu. Kembali, alasan fisik lebih dikedepankan dengan mengganti hari "batal" tersebut dengan puasa di hari lainnya.

Pemain tengah Arsenal Mohammed Elneny punya beberapa kalimat apik yang menggambarkan kebahagiaannya bisa merasakan Ramadan tahun ini sebagai eorang pemain bola.
"Bagi kami itu bukan perbedaan besar. Kami senang karena Ramadhan datang 30 hari setiap tahun dan Anda tidak terlalu memikirkan seberapa lama Anda akan berpuasa. Kita melakukan sesuatu untuk Tuhan dan Tuhan senang jika kita melakukan ini. Setiap pesepakbola ketika dia berlatih, dia perlu minum. Setelah pelatihan kami makan makanan. Ramadhan tidak memberikanmu hal ini, tapi memberikanmu hal lain, Ramadhan memberimu kedamaian karena Tuhan akan senang denganmu dan rasa hormat yang akan kamu dapatkan dari orang-orang." ucapnya dikutip dari dailymail.

Beberapa pemain dunia beragama Islam juga sudah memposting di akun media sosialnya ucapan selamat menyambut masa berpuasa bagi umat Muslim tahun ini.

Antonio Rudiger menulis di Instagram: "Ramadan Mubarak untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia. Semoga yang maha kuasa menerima puasa dan doa kita."

Mesut Ozil mencuitkan "Ramadan Mubarak untuk semua saudara dan saudari Muslimku di seluruh dunia. Semoga Ramadhan kali ini memberi kita kedamaian, kegembiraan dan banyak keberkahan."

Sementara Paul Pogba yang tengah tersandung masalah doping juga tak lupa menuliskan, "Ramadan Kareem."

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh umat Muslim di Indonesia, semoga semuanya lancar sampai hari Ramadan yang penuh berkat.

Salam Olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun